❀BAB 4 JARAK❀

63 45 14
                                    

Now we are separated. Even though the sky we see is the same, and the planet we live in is the same.

Reyna memeluk boneka Doraemonnya sambil menatap nanar di jendela. "Terhitung hari ini kita sudah berpisah. Entah Tuhan akan mempertemukan kita lagi atau tidak. Dan entah dengan perasaan yang sama atau tidak."

Reyna menoleh ke samping kanan nya dan mendapati adiknya sudah tertidur dengan tenang. Ia pun memilih memejamkan matanya. Dan belajar untuk menerima semuanya.

Reyna menarik kopernya dan berhenti di depan sebuah rumah yang minimalis. Tepat di depan rumah tersebut terdapat taman untuk bersantai dan bermain, persis seperti rumah nya yang dulu. Bahkan warnanya pun sudah dicat navy untuk mengantisipasi kemurkaan Melati saat melihat rumah barunya.

"Kok kecil sih,Pa?" Tanya Peachy sambil menarik ujung kemeja ayahnya.

"Kalau belum masuk, nggak tau besar atau kecil," jawab Arven. "Coba masuk dulu baru nilai,"

Mereka semua masuk ke dalam rumah setelah Arven membuka kunci pintu rumah tersebut.

"Anjir ini rumah apa istana! Anjir gila anjir." Takjub Peachy.

Reyna menoyor kepala adiknya. "Belajar darimana kata anjir anjir itu?"

"Dari kakak lah! Kaka kan sering ucapin itu di telelpon."

Melati dan Arven sontak menatap Reyna dengan tatapan membunuh. Sementara yang ditatap hanya nyengir tak berdosa.

"Reyna kekamar dulu ya? Yang ini ya kunci kamar Reyna?" Reyna mengambil satu kunci bergantungan huruf R di tangan ayahnya dan bergegas pergi dari sana. "Sial tu anak. Gaaada akhlak!"

Ia melihat pintu bergantungan Doraemon bertuliskan "Kamar Reyna💙", dan dapat dipastikan bahwa itu adalah kamarnya. Ia pun membuka kunci kamar tersebut dan langsung membuang barangnya ke sembarang arah. Tidur hingga besok adalah tujuannya saat ini. Setelah mencharge handphone nya, ia merebahkan tubuhnya dan menutup mata.

Jakarta

Cesario duduk di depan pohon yang selalu ia datangi bersama dengan Reyna. Tapi sekarang, hanya ia sendiri.

"Yena kok nggak ngabarin?" Cesario menatap nanar handphone digenggamannya.

Seseorang tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang.

"Hai, kamu kok murung?" Tanya wanita yang memeluknya, yang tak lain adalah seorang wanita bernama Keysheva Scarlet Andrea.

"Nggak apa-apa kok." Cesario tidak kaget dengan orang yang memeluknya. Sebab dengan wanita inilah ia tadi pergi sehingga membuat ia terlambat menemui Reyna.

Keysheva duduk disamping Cesario dengan wajah murung. "Cesario" panggilnya.

Sontak Cesario menoleh. "Kenapa Key?"

"Pacar gue pindah."

"Kok sama?" Batin Cesario. "Emang dia pindah kemana?"

"Yogyakarta."

Handphone di tangan Cesario pun terjatuh. Kenapa sama persis?

Keysheva pun mengambilkan handphone Cesario yang terjatuh dan me lap nya menggunakan bajunya. "Untung nggak mati."

"Terimakasih," Cesario mengambil handphone nya.

Keysheva menganggukkan kepalanya. "Kamu kenapa sih? Kok kayak kaget gitu?"

"Pacar gue juga pergi ke Yogyakarta. Sampai sekarang belum ngabarin."

"Pacar gue juga nggak ngabarin. Coba lo tengok."

Love and Distance||Hiatus||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang