2

2K 160 9
                                    

Ting!...ting!...ting!...

" Haduhh Irene!!" Teriakan memuncak Jennie keluar. Ia melihat kesal, gemas, ingin rasanya mencubit jengkel pipi Irene.

" Berhentilah!! Tidak ada gunanya kau seperti itu!" Kata Jennie. Menunjuk sekilas garpu milik Irene yang terus menggesek mangkok yang berisi cake. Pengunjung kafe mungkin menyadari suara itu sedari tadi. Namun mereka tidak berani beranjak, menegur tersangka pembuat keributan. Tau itu Bae Irene. Selebgram yang cuman bisa mereka paparazi dari jauh menggunakan smartphone.

" Bagaimana jika Rose masih menyukai Wendy?" Tanya Irene.

Bosan sekali Jennie mendengar pertanyaan yang sama.

" Sudahlah! Mereka tidak pacaran lagi! Rose nampak masa bodo juga dengan Wendy!" Jawab Jennie jengah. Wajah Irene murung, kusut tapi tetap cantik luar dalam.

" Rose mempunyai pacar baru?"

" Heiisss joengmal!!" Umpatan yang tidak ingin Jennie keluarkan dari mulut suci nya pagi ini. Bayangkan bagaimana wajah Jennie akhir-akhir menderita memikirkan Irene yang tidak berhenti bertanya padanya soal Wendy dan Rose. Seperti tidak tidur, mata sembab dan raut wajah tertekuk dalam. Jennie emosian tapi tidak dengan pacarnya. Kalau Irene (?)

" Sabarnya aku menjawab pertanyaan mu!"

" Kau harusnya mengerti Jennie."

" Aku mengerti! Tapi tidak usah memikirkan terlalu lama. Mereka sudah putus. Lama sekali, 8 tahun yang lalu saat umur kita masih 13 tahun! Cinta masa kecil!"

" Tapi dia kembali. Wendy bahkan menjemputnya di bandara saat pulang kemari."

" Sekedar menjemput. Lagipula Wendy izin dulu denganmu sebelum pergi menemuinya. Kau harus percaya kalau Wendy dan Rose hanya berteman."

" Tapi..--"

" Kau berkata lagi, akan aku siram dengan air!!" Jennie mengangkat vas bunga. Irene terbungkam dan dia cemberut kesal.

" Hah!!" Helaan kasar Jennie sambil meletakkan lagi vas itu dan ia melanjutkan aktifitasnya untuk makan sekaligus membalas chat kekasihnya.

Tring! Pintu kafe terbuka. Jennie mengangkat lirik matanya sambil menyeruput, Irene berhenti cemberut dan dia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang datang.

" Rose!?" Bisik Jennie.

Irene diam saja. Ia memperhatikan Rose yang tadi menarik pandangan mata seisi kafe.

Tinggi sekali, tubuhnya terawat. Dulu warna rambutnya hitam, sekarang sudah dirty blonde. Efek terlalu lama di Australia mungkin.

Sekarang jadi sorotan semua orang yang tersenyum sembunyi melihat Rose berlalu melintasi mereka, membawa wangi parfum kesukaannya yang tercium hangat di hidung.

Berhenti mendadak, saat merasa mata mengenali seseorang.

Jennie mengangkat perlahan badannya untuk terduduk tegap sambil mendongak.

Bola mata cantik Rose tertuju padanya dan melihat lama ke arah Irene.

Dia kenal! Tapi di SNS!

" Jennie." Sebut Rose. Jennie perlahan tersenyum. Ia pun berdiri dan memeluk Rose setelah sekian lama tidak bertemu.

Mungkin untuk Jennie. Tapi tidak untuk Irene karena Rose baru bertemu dengan kekasih Wendy ini. Alias...emm..mantannya!

" Kau Irene?"

" Ah! Nee..." Irene canggung. Ia melirik sesekali Jennie yang memberi tatapan agar tidak terlihat ketara jika dia seperti nya jengkel dengan Rose.

" Pacarnya Wendy?" Pertanyaan kedua membuat hati Irene terdorong.

Selebgram | WenRene ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang