8

1K 105 1
                                    

" Irene, kau masih marah padaku?" Tanya Wendy saat mereka berada di taman sekolah.

" Ani." Irene menjawab namun logat dinginnya masih terlihat.

" Maafkan aku." Ucap Wendy lagi. Untuk sekian kalinya dia mencoba meminta maaf pada Irene.

" Ne." Singkat, padat, jelas. Itu saja yang di jawab Irene membuat Wendy tidak yakin sepenuhnya.

" Irene,..." Wendy sedikit mendekati dirinya.

" Ayo perbaiki kesalahan."

" Memangnya aku salah apa padamu?"

" Ani. Maksud ku ayo kita perbaiki hal ini. Aku tidak tahan seperti ini terus."

" Memangnya aku mau seperti ini terus? Dasar kau saja yang terus cari masalah denganku. Aku dari kemarin terus bertanya kesalahan ku tapi kau acuh!" Jelas Irene dan Wendy membuang resah nafasnya karena Irene kembali marah padanya.

" Iya maafkan aku. Aku cemburu melihatmu dengan Suho terus."

" Bagaimana aku tidak dengannya? Aku ini wakil ketua OSIS. Aku jelas membantu nya mengurus organisasi. Tentu saja aku di dekatnya."

" Tapi kau terlalu membuatku cemburuan."

Irene diam sekarang. Dia membuang wajahnya ke arah lapangan basket melihat anak-anak sedang bermain. Wajahnya diam, angkuh dan dia tidak banyak bicara lagi.

" Hubby." Wendy genggam tangan Irene. Menarik perlahan agar Irene menatapnya lagi. Sesekali mereka jadi sorotan siswa saat ada yang melewati taman. Kolar kilir siswa, namun mata melirik dan kadang ada bising membicarakan Wenrene yang sedang bertengkar sepertinya sampai Wendy sibuk membujuk Irene untuk bicara.

" Jangan marah lagi sayang." Pinta Wendy melihat lesu Irene yang berdecak malas saat dagunya di tarik Wendy. Dia malas untuk menatap kekasihnya. Lebih enak melihat ke arah lapangan daripada Wendy di sebelah.

" Bae...."

" Udah! Malas!!"

" Jangan begitu. Nanti tidak selesai kalau begini terus."

" Mau ke kelas." Irene berdiri. Tangannya di tahan oleh Wendy yang mendongak menyuruh empunya untuk duduk dulu mendengar kan dirinya bicara.

" Aku mencintaimu Irene. Kau tega padaku?" Wendy mencium sesekali tangan Irene. Menggenggam nya dengan kedua tangan.

" Ayo perbaiki kesalahan."

" Bosan perbaiki gini terus. Tidak akan berubah. Nanti berkelahi lagi!!" Jawab Irene yang jengah sekali dengan omongan ini.

" Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Kalau cemburuan wajar karena aku menyayangimu, takut kehilanganmu. Dan kau juga harus janji padaku untuk tidak melakukan hal sama lagi seperti ini." Jelas Wendy dengan kepala dinginnya tanpa kau mengotot seperti kemarin.

" Aku mencintaimu Bae..." Kata Wendy lagi sambil di mencium lagi tangan Irene. Di perhatikan saja oleh empunya yang diam namun otak berfikir.

" Baiklah, aku janji." Jawab Irene. Wendy tersenyum simpul. Ia mencium tangan Irene sambil menatap empunya yang susah sekali untuk tersenyum. Dia masih kesal mengingat malam tadi. Wendy memakluminya. Dia diam saja dan membiarkan kekesalan Irene meredam.

Cup!! Wendy mencium pipi Irene. Mengelus rambut empunya sambil mengusap pelan genggaman tangan empunya.

" Aku menyayangimu." Ucap Wendy lagi. Irene diam sambil berusaha tersenyum walau terlihat cemberut.

----

" Irene menemui nya!?" Kejut Rose. Jisoo mengangguk.

" Aku mendengar cerita Seulgi."

" Ahh..." Rose mengangguk pelan sambil menyeruput minumannya. Dia pun mulai terdiam sambil memandang jalanan luar kafe.

" Jangan berfikir hal aneh." Ucap Jisoo.

" Aniyo Oppa." Tawa Rose.

Jisoo terlihat beranggapan jika Rose berniat mendekati Wendy lagi. Cukup cinta kecilnya saja dia menyetujui Wendy bersama Rose dulu. Tapi sekarang biarkan Irene mendapatkan kebahagiaan dengan Wendy tanpa pengganggu. Aku rasa semua teman kecil Wendy tau bagaimana perasaan tulusnya pada Irene.

" Wae?" Rose bertanya dengan senyum tawanya melihat Jisoo malah memperhatikan lama dirinya.

" Aniyo." Rose langsung tau tatapan Jisoo.

" Siapa tau."

" Ani! Aku tidak sekejam itu! Wendy tidak menyukaiku lagi Oppa." Rose mencoba menjelaskan. Jisoo mengangguk percaya kali ini.

Kejelasan Rose membuatnya percaya saja. Dia yakin sekali pada Wendy kalau pria itu sudah sangat mencintai Irene tanpa embel-embel mengenang masa lalu bersama Rose lagi.

***

" ATM dulu yaa..." Irene mengangguk. Wendy keluar dari mobil untuk singgah sebentar ke mesin ATM. Menarik uang tunai karena dia akan menemani Irene shopping ke mall.

Black card nya juga tertinggal di rumah jadi Wendy terpaksa harus menarik uang tunai untuk bisa bayar cash.

" Mau apa lagi?" Tanya Wendy sambil memegang paper bag Chanel milik Irene. Ia memegangi salah satu pakaian wanita untuk ia lihat-lihat. Sedangkan empunya berada di depan, memilah pakaian yang ingin ia beli.

" Ini saja?" Irene mengangguk. Wendy membawanya ke kasir. Membayar lalu pergi dari sana segera.

" WenRene!!! Palli!!" Anak SMA jenguk langsung berlari menghampiri Wenrene yang turun dari eskalator ke lantai 2. Mereka mengejar untuk meminta foto bersama. Selebgram pasti terkenal.

Menurut dan ramah, mereka mau di ajak foto. Senyum Wenrene merekah saat bertemu orang-orang yang mengenal mereka. Bahkan ada yang memberi hadiah pada Wenrene selagi mereka jalan di Mall. Selebihnya anak kuliahan dan sisanya yang kebanyakan meminta foto itu anak SMA sama seperti mereka.

" Wannie langsung pulang?" Tanya Irene selagi mereka masih dalam perjalanan.

" Mhh."

" Mampir dulu pamit sama Papa."

" Papa ada?"

" Baru pulang kemarin."

" Yaudah."

Akhirnya mereka sampai. Wendy mampir sebentar untuk bertemu Papa Irene yang terlalu sibuk dengan pekerjaan di luar negeri sampai jarang pulang ke Korea.

" Kapan kau melamar Irene?"

Sungguh terkejut saat mendapatkan pertanyaan itu. Irene bahkan bersuara seperti memberi kode pada orang tuanya agar berhenti dan mereka masih muda untuk memikirkan menikah. Namun jawaban Wendy sungguh mengejutkan hati Irene dan membuat senyum orang tuanya timbul.

" Saat aku siap, aku akan langsung menikahi Irene. Kalau aku sudah bekerja dan punya penghasilan sendiri." Jawab Wendy penuh senyum sopan nya pada orang tua Irene.

" Ini calon baik untuk anakku." Ucap Papa Irene sambil melirik sang anak merunduk malu.

" Papa benar-benar!!"








TBC.....

Selebgram | WenRene ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang