2. otro lado ; 2
Adam Orlando. Wajah tegas, alis tebal, hidung mancung, kulit putih. Hampir sempurna jika saja sehari saja badannya itu tak dihiasi oleh luka, memar dan sebagainya.
Ogi, Handy, Athala dan Ervan teman baik Adam yang wajahnya sama tampannya pun juga penuh akan memar bekas berkelahi. Namun mereka masih memiliki sisi normal untuk tak menyakiti diri sendiri seperti Adam.
Yap, Adam memiliki tekanan mental yang membuatnya merasa lega saat sudah menyakiti diri sendiri. Terkadang dirinya juga memancing emosi orang lain agar dirinya di pukuli. Sudah beberapa kali di peringati pun tetap saja ngeyel.
"Itu anak baru yang sering hot topic gara-gara nyerang geng api ya? " Ogi, sang pembicara menunjuk dengan dagunya.
Membuat sekumpulan siswa yang sedang duduk di tribun lapangan basket itu mengalihkan perhatiannya mengikuti arah tunjuk Ogi.
"Si Acha? " kali ini Handy. Cowok dengan permen gagang di mulutnya itu menebak.
Acha, yang sedang dibicarakan oleh sekumpulan siswa nakal itu berjalan di koridor dengan beberapa buku di tangannya. Sepertinya diutus guru.
Sudah kurang lebih 3 minggu Acha bersekolah disini. Tak berjalan mulus.
Dimulai dari kejadian ia mengguyur kaki senior yang telah menamparnya, itupun masih merambat ke kejadian lainnya yang berhubungan dengan ketiga orang itu.Keesokan hari setelah kejadian di kantin, blog sekolah kembali ramai akan video para senior itu membully Acha. Ah, terbalik. Achalah yang membully mereka.
Awalnya, Lolita dengan kedua temannya membully Acha didalam sebuah kelas. Rambut dijambak dan disiram minyak kayu putih. Mengobrak abrik tas dan loker Acha.
Lalu Lolita menampar keras Acha di pipi yang sama, bahkan sobekan diujung bibirnya masih terbalut plester. Melihat Acha diam Lolita kembali menampar pipi sebelah Acha, dilakukannya berkali-kali.
Acha pernah bilang bukan kalau dirinya selalu mengingat mamanya saat ditampar?
Acha meraih kerah Lolita keras dan ditariknya keatas sampai Lolita berjinjit. Yang dirarik memegang genggaman Acha pada kerahnya, Lolita sesak. Dua orang temannya Biel dan Sena berlari ingin meraih Acha dan melindungi Lolita. Namun sebelum itu terjadi, Acha menendang meja di sampingnya mengenai mereka berdua sampai jatuh terduduk.
Acha menarik Lolita layaknya hewan. Mendudukkan Lolita, membenturkan dahi Lolita di salah satu meja dan kembali menjambaknya kebelakang. Lolita mengaduh kesakitan bersimpuh dilantai. Sena, Biel dan Lolita terkapar di lantai ketakutan.
Dirasa Lolita sudah cukup lemah. Acha berjalan ke arah Sena dan Biel. Ia tak mengapa-apakan dua orang itu. Namun meludah tepat di lutut mereka, lalu keluar dari kelas.
"Hahaha iya, jadi terkenal banget dia. Kemarin ada fotonya juga dia hampir di lempar pot bunga dari atas. Siapa lagi kalau bukan si Lolita se dayang-dayangnya. Dan, kabarnya Acha kembali menghampiri mereka berdua. Kalian tahu? Disiram dah tuh pakai air tahu. Gila! dapet air tahu darimana tuh cewek. Ada-ada aja" sahut Athala namun tetap memfokuskan pandangannya dengan game cacing-cacing an di hpnya. Sesekali cowok itu mengumpat saat cacingnya menubruk lawan lainnya.
"Acha Lainsley, siswi cerdas pindahan dari Kanada. Kepintarannya di bidang mata pelajaran membuatnya sering dielu-elukan para guru guru. Dan juga pintar dalam keahlian photoshop. Cewek tergarang. Lawan pertama dari geng ular nya Lolita itu dan yang paling penting lagi deket sama Leo" Handy melirik Adam yang juga sedang memperhatikan Acha berjalan di koridor sana.
"Sok kenal banget lo bang" Ervan mengambil permen gagang yang lain di saku celana Handy lalu membuka bungkusnya.
"Bangsat. Beli sendiri sono! " Handy kembali mengambil permennya saat Ervan akan membuka keseluruhan bungkusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTRO LADO
Teen FictionBagaimana mungkin hidupku hanya dijadikan untuk kesenangan mereka, kepuasan mereka, tempatnya mereka melupkan kemarahan kepadaku? Apa aku boneka terbuat dari setiap organisme manusia yang tak sengaja diberi nyawa? Tiada hari tanpa aturan dan bandin...