8. Jangan berantem Zidan

31 6 1
                                    

Hallo semuanya.

lama tidak berjumpa. aku berharap masih ada yang baca cerita ini dan masih nyimpan cerita ini di library. mungkin cerita ini tak jauh beda dari cerita teenfiction lainnya, tapi aku berharap tetap ada yang support cerita ini dan buat aku ada alasan untuk lanjut cerita ini. dan akupun tak cukup handal untuk menulis, masih banyak penulisan kata yang salah, tanda baca, dll.

jadi jika ada kritik dan sarannya kalian bisa komen, dan aku akan berusaha untuk memperbaikinya.

oh iya satu, kalo kalian ingin support cerita ini kalian bisa vote dan komen. satu vote dan komen kalian itu berarti buat aku.

happy reading

*******

Semua penghuni kelas XI IPA 1 berbaris dengan rapi di lapangan karna pagi ini merupakan jadwal pelajaran olahraga kelas mereka. Freya baris di bagian depan, di sampingnya ada Stacie semantara Sabina berada di belakang Freya.

Sesuai dengan instruksi Pak Adnan selaku guru olahraga, semua murid di perintahkan untuk mengikuti Aji yang menjadi pemimpin pemanasan sebelum permainan basket di mulai. Pak Adnan berdiri di barisan belakang dan sesekali mengawasi muridnya. Freya dan Sabina mengikuti dengan serius lain hal dengan Stacie yang tampak malas-malasan.

Freya yang melihat Stacie tidak serius melakukan pemanasan langsung menyenggol lengan Stacie. "lo kenapa?" bisik Freya.

"Gue lagi datang tamu bulanan, jadi mager pengen rebahan aja," balas Stacie dengan berbisik juga.

Tiba-tiba Pak Adnan memanggil nama Freya dan Stacie . Pak Adnan berjalan perlahan ke barisan depan. Freya merutuki dirinya yang malah mengobrol dengan Stacie, aduh mati gue, batinnya. Sementara Stacie masih bersikap biasa saja.

Sebenarnya Pak Adnan bukan guru killer yang sangat ditakuti, bapak ini juga sering melemparkan lelucon untuk mencairkan suasana, namun Pak Adnan sangat tidak suka jika ada yang bermain-main saat pemanasan. kata Pak Adnan kalo kalian tidak serius saat pemanasan bisa saja kalian nanti cidera saat melakukan olahraga.

Pak Adnan berdiri di depan Freya dan Stacie, dia memandang mereka berdua dengan tatapan marah. " kalian berdua kenapa mengobrol saat pemanasan , kalian tau saya tidak suka jika ada yang tidak serius saat pemanasan , dan nanti kalo kalian cidera siapa yang disalahkan? pasti saya karna saya guru olahraga kalian." ucap Pak Adnan dengan nada tinggi.

"Maaf, pak. tadi saya merasa sedikit pusing dan Freya hanya menanyakan kedaan saya," ucap Stacie pada Pak Adnan.

Pak Adnan memandang wajah Stacie dengan pandangan penuh selidik, dan benar wajah Stacie tampak pucat. "ya sudah kamu ke uks saja, dan Freya kamu temani Stacie," ucap Pak Adnan dengan nada merendah tidak seperti sebelumnya.

Freya dan Stacie berjalan beriringan menuju UKS yang berada di ujung koridor lantai satu. di perjalanan menuju uks Freya bertanya pada Stacie. "Lo beneran pusing ? tadi katanya cuma mager, " ucap Freya.

"Sebenarnya gue emang pusing dikit, tapi magernya lebih banyak" ujar Stacie dengan terkekeh.

"Bisa banget ya lo bohongnya."

"Nggak bohong ko frey, kan gue emang pusing walaupun dikit."

"yaudah serah lo deh, emang paling bisa ya lo urusan kayak begini."

"Eh Frey, temenin gue ke toilet dulu yuk," ajak Stacie dan freya hanya mengangguk.

Sesampai di toilet Freya menyuruh Stacie untuk masuk sendiri dan dia menunggu di luar saja. Stacie mengangguk "Tungguin gue yah."

FREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang