10. Sebuah Usaha

21 5 0
                                    

Zidan, Ken dan Satya tiba di rumah Freya saat malam tiba, mereka masih mengenakan seragam sekolah. Zidan tampak kesusahan membawa sebuah benda yang besarnya hampir sama dengan badannya. Benda itu adalah boneka beruang berukuran 2 meter. Plastik yang tadi membungkus boneka itu kini sudah dilespaskan.

*Flassback on

Di sebuah Mall, 3 lelaki berseragam SMA itu berjalan beriringan. "Kita kemana nih?" ujar Zidan

"Ikutin aja gue."

"Ragu gue mah, lo kan sesat," sahut Satya.

Ken menjitak kepala Satya. "Mending lu pulang sana, bacot mulu." Satya tertawa tapi tidak membalas ucapan Ken.

Mereka tiba di sebuah toko boneka yang cukup besar. Ken mendahului mereka untuk masuk, sementara Zidan dan Satya mengikuti dari belakang.

"Dan, cewek itu suka di kasih sesuatu, nah kebanyakan cewek itu pasti suka boneka, gue yakin pasti luluh sih kalo di kasih beginian," ujar Ken memulai petuahnya.

Zidan dan Satya hanya ngangguk-ngangguk saja, terlihat tak mempedulikan ucapan Ken. Sementara Ken sudah memilih 2 kandidat boneka yang menurutnya disukai Freya.

"Nih, lo pilih boneka beruang ini atau yang panda ini?"

"Beruang aja dah, buset besar bener, tenggelam gue mah," Zidan kaget setelah membuat boneka itu berdiri,
ternyata ukurannya sangat besar.

"Bangkrut lo, Dan," ujar Satya menertawai Zidan.

"Aelah, ini sebagian dari usaha, sekali-sekali keluar duit gapapalah, lagian si Zidan kan anak sultan segini mah gampang,"

"Yaudah, langsung bayar aja," Zidan membawa boneka itu menuju kasir. Setelah mereka keluar dari toko boneka itu dan berniat meninggalkan Mall tersebut, Ken menghentikan langkah mereka.

"Tunggu, ini aja belum cukup ada satu lagi."

"Apaan?" tanya Zidan.

"Coklat."

Setelah mendapatkan coklat, mereka berjalan menuju parkiran motor, saat itu Zidan tersadar kalo mereka menggunakan motor, jadi bagaimana cara membawa boneka ini?

"Woi kita kan bawa motor, gimana bawa ini?"

"Tenang, gue udah sedia payung sebelum hujan," Ken mengeluarkan seikat tali yang dimintanya tadi pada kasir toko boneka saat Zidan dan Satya keluar lebih dulu.

"Maksud lo gue bonceng boneka ini?" Zidan sungguh tak percaya merasa sangat ngenes, bukannya menggonceng cewek tapi malah boneka.

"Anjirr, ngenes banget, Dan," Satya tertawa membayangkan Zidan menggonceng boneka tersebut.

"Ini sebagian dari usaha, Dan, sekarang lo naik ke motor lo biar gue sama Satya yang ikat,"

Setelah mereka selesai mengikat boneka itu, Zidan menghidupkan mesin motornya, Ken dan Satya kembali ke motor masing-masing.

Zidan menjadi pusat perhatian, Penghuni parkiran tampak tertawa melihat Zidan yang menggonceng boneka, tapi ada pula yang cewek-cewek yang terlihat memuja Zidan, bahkan Zidan mendengar celetukannya. 'itu pasti untuk cewenya, uwuu banget sih', ada juga yang teriak 'sosweet'. Sungguh ini adalah pengalaman yang cukup memalukan bagi Zidan.

*flashback off

Ken menyuruh menyuruh Zidan berdiri di depan pintu rumah Freya, boneka beruang itu berada di depan Zidan menutupi dirinya.

"Ken, lo yakin nih, kalo yang buka pintu bukan si Freya gimana?"

"Ini tergantung keberuntungan lo, Dan, coba aja dulu."

FREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang