#4 PERINGATAN

2 1 0
                                    

Lia bingung sejak kapan dion menjadi baik dan perhatian . Mungkin iblis itu membuatnya jatuh cinta dan nanti ingin menjadikannya budak . Dikepala lia tidak ada sedikitpun pikiran positive tentang iblis itu .

Lia melihat gerak gerik dari iblis itu dia hanya melihat tabib yang menangani lia .

Lia hanya demam apa perlu harus dipanggil tabib .

Saat tabib itu pergi dari kamar lia . Dion berjalan mendekati lia .

" maaf " dion menatap lia lekat . Lia tak dapat mengatirkan tatapannya aku tak menemukan rasa khawatir di wajahnya mungkin memang benar ia ingin membuatnya mencintainya dan akan memanfaatkan dirinya .

" hmm " lia tak berniat menjawab dia hanya mengalihkan pandangan

" sampai kapan aku disini tak ada harapan kah aku untuk keluar " tak ada kata memohon dari lia malah seperti pertanyaan.

" sayangnya tak ada sedikitpun " tatapan dion menjadi tajam .

" baiklah aku akan membuat kan jalan untuk harapanku " dion dapat melihat bahwa wanita di depannya ini menantangnya sayangnya dion tak suka ditantang .

Dion berjalan ke arah lia dan mencengkeran tangan lia kuat .
" maka buatlah harapanmu yang tak akan pernah terkabul " lia menatap dion benci .

Lia bisa merasakan bahwa tangannya memerah namun sebisa mungkin ia tidak memberikan ekspresi sakit .

Dion menghempas kasar tangan lia terdapat bekas tangan merah yang sangat mencolok di kulit putih miliknya .

Dion meninggalkan kamar lia tanpa mengatakan kata apa pun .

Lia hanya melirik dion dia terlalu membenci iblis itu bahkan mereka tak tau nama satu sama lain .

" Aaaagrk dasar iblis sialan "

●●○●●

" bagaimana kau sudah mendekatinya "

" aku sudah berusaha tapi dia tak terlihat tertarik padaku "

" ohhh benarkah baru kali ini ada yang tak tertarik padamu sungguh menarik "

" berhentilah mengejek ku marck" yah sekarang dion bersama marck sedang membicarakan apa lagi kalau bukan dewi satu itu yah lia .

" mungkin kau kasar terhadapnya " dion hanya melirik marck memang benar ia kasar pada dewi itu .

Tok tok tok

" permisi tuanku anda dipanggil lord untuk menghadapnya " seorang penjaga datang dengan memberi hormat .

Dion sebenarnya malas tapi dia sudah tau apa yang akan ditanyakan oleh orang itu .

Dion berdiri dan menuju ke tempat lord yaitu ramon ayahnya sendiri tapi dion tak pernah menganggapnya .

" ada apa kau memanggilku "

" aku hanya ingin bertemu dengan dewi itu "

" kau tak perlu menemuinya "

Dion menatap orang dihadapannya tajam begitupun sebaliknya .

●●○●●

Lia menatap kalung yang bertengger manis di lehernya kalung itu sangat indah terdapat batu berwarna merah menyala mungkin karna buku itu terdapat warna merah .

Lia memegang kalung itu dia sebenarnya ingin membaca buku tersebut namun tak disangka kalung itu bersinar dan mengeluarkan buku misterius itu
Dan kini berada melayang didepannya . Lia ingin membacanya namun itu tulisan kuno yang tak dimengertinya .

MY DRACKNESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang