Prologue : How the things Happend

2K 100 36
                                    

     "Nana, nana na na~" Senandung ria wanita disebelahku memenuhi gendang telingaku. Suaranya terdengar sangat merdu dan membuat suasana hatiku menjadi tenang, wanita itu adalah Korra.

     Korra merupakan salah satu sahabatku. Setelah kepergian kedua orang tuaku, ia membantuku mengasuh adik kecilku yang bernama Tarro. Alunan suara Korra masih menari-nari di gendang telingaku.
    
     Dari pinggir pantai, pemandangan laut yang biru bagaikan permata dapat terlihat jelas didepanku, dihiasi dengan kapal-kapal nelayan yang berlalu-lalang menggiring ikan supaya masuk ke dalam jaringnya. Matahari terbenam membuat langit merona jingga. Burung-burung berkicau riang menggantungkan ikan di paruh untuk anak-anaknya yang tengah menanti di sangkar. Pohon kelapa bergoyang-goyang mendesis di terpa angin seakan memberikan lambaian selamat tinggal kepada sang mentari yang kian lama kian meredup.

     "Hari mulai gelap Korra, sebaiknya kita pulang." Ujarku mengenggam tangannya. Aku mengambil bungkusan yang berisikan kado untuk adikku, Tarro yang baru saja kubeli dari toko mainan terdekat. Sebuah boneka beruang bergelayutan di dalam kantong plastik yang kubawa.

     "Aku harap Tarro akan menyukai boneka ini." Ujarku mengambil boneka itu dari kantong plastik dan memandanginya. Boneka beruang ini memiliki bulu yang lembut berwarna abu-abu dengan bola mata bulat berwarna hitam, sebuah benang tersulam halus dimukanya layaknya sebuah bibir yang tengah tersenyum simpul kepada dunia.

     "Dia akan menyukainya, Auzu. Jika hari ini adalah hari ulang tahunku, aku akan senang sekali mendapatkan kado itu darimu." Ujar Korra menunjukan senyumnya yang manis kepadaku, senyuman itu dapat membuat hatiku hangat, walaupun hanya untuk sesaat.

     Esok hari, adikku Tarro akan menginjak umurnya yang ke delapan. Walaupun dirinya masih kecil, Ia sudah memiliki hal-hal yang biasanya belum dimiliki anak seumurannya. Anak itu seakan belum pernah merasakan kebahagiaan dalam hidupnya, ia terlahir sebagai penyebab ibuku meninggal, setidaknya Itulah yang dikatakan ayahku.

     Ibuku meninggal saat adikku, Tarro dilahirkan. mengetahui itu, ayahku menyalahkan Tarro atas meninggalnya ibuku. Ia begitu depresi lalu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ia menelantarkan dirinya layaknya menelantarkan kami, Khususnya Tarro yang masih membutuhkan sosok ayah untuk tumbuh dan berkembang. Namun hal itu hanya akan menjadi mimpi yang menyayat hati bagi Tarro. Perlahan aku berjalan menjauhi pantai, mengarah ke arah rumahku tak ingin membuat Tarro khawatir karena telah lama menungguku. Aku merasakan tangan kecil hangat milik korra menarik pakaianku

     "Ada apa Korra?" Tanyaku melihat mukanya dipenuhi oleh kekosongan.

     "Lihat itu, Auzu. Matahari kembali terbit!" mendengar perkataan Korra aku melihat ke arah pantai dan melihat cahaya yang menyilaukan sedang menyeruak memenuhi langit. Menghiasi pantai itu yang beberapa detik yang lalu tengah kehilangan cahayanya. Namun bukan, Itu bukan matahari.

=LOL=

Aduh, ini tak jadi in prologue aja deh, Tapi kok kayanya bagusan yang pertama yaa?, Ahaha ,. Btw tinggalin Vomment dong, Beri masukaan. Butuh kritik dan saran nih, Btw ditunggu ya lanjutannya
Mulmed : Himeno Auzu (Aku)
Source :https://www.pinterest.com/pin/475129829412480292/
~MrMyth~

Luminousity of Leo (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang