8

11.7K 1.1K 74
                                    

Jongin tertidur di ranjang saat Sehun baru saja keluar dari kamar mandi. Sehun segera mandi setelah Jongin selesai dengan membersihkan diri. Ia melirik ke arah jam yang berada di dinding, menunjukkan pukul 1 siang. Sudah saatnya makan siang, namun Jongin tertidur. Setelah adegan dimana Sehun membanting pintu satu jam yang lalu, keduanya belum memiliki kesempatan untuk bicara.

Sehun melangkah mendekat ke atas ranjang Jongin. Didalam kamar tersebut memiliki dua ranjang di ruangan yang terpisah. Cukup luas karena memiliki dapur mini didalamnya.

Sehun duduk di tepi ranjang, mengusap lembut surai merah gelap milik Jongin. "Aku sudah membuatmu terkejut ya..." batinnya.

Sebuah getaran di ponsel Sehun mengalihkan perhatiannya, nama Choi tertera disana.

"Maaf mengganggu waktu anda Tuan, apakah kita jadi ke kantor hari ini?" Tanya Choi begitu panggilan terhubung.

"Hmmm... Siapkan mobil, aku akan segera turun..." Jawab Sehun yang kemudian memutuskan panggilan.

Setelah bersiap, Sehun pergi meninggalkan ruangan. Tidak lupa ia mengambil alih ponsel Jongin dan juga mengunci pintu kamar.

Begitu mendengar kepergian Sehun, Jongin langsung membuka mata. Ia menggigit bibir bawahnya, seolah menahan takut. Selama ini ia tidak pernah mendapat perlakuan kasar, wajar jika ia terkejut dengan perlakuan Sehun sebelumnya.
.
.

Sehun kembali ke kamar hotel sangat larut, langkahnya ia percepat saat berjalan menuju kamar. Bahkan sesekali ia tampak berlari kecil, buru-buru menuju kamar dimana ia meninggalkan Jongin seharian.

"Jongin?" Panggil Sehun begitu pintu berhasil ia buka.

Terlihat Jongin tertidur di atas sofa depan televisi yang masih menyala. Sehun menghela nafasnya panjang, sebelum berjalan mendekat dan berjongkok di hadapan Jongin.

"Apa terlalu lama?" Lirih Sehun sebelum memejamkan kedua matanya erat, menahan emosi karena ponselnya sudah bergetar tanpa henti didalam saku celana menandakan jika ada panggilan masuk.

Sehun berdiri dan berjalan sedikit menjauh sembari menerima panggilan dari Chanyeol.

"Kau ke Jepang? Tanpaku?" Protes Chanyeol diseberang panggilan sesaat setelah Sehun menekan tombol terima.

"Kau bukan siapa-siapa! Buat apa aku mengajakmu?" Gumam Sehun dengan nada serendah mungkin, menjaga supaya tidak membangunkan Jongin.

"Itu dia masalahnya! Aku ini temanmu! Kenalanmu! Dan juga seorang artis! Kenapa bisa kau menggunakan Kim Jongin sebagai model ambassador produk terbarumu! Bukan aku!!! Sehun sialan!!" Teriak Chanyeol yang berhasil membuat Sehun haru menjauhkan ponsel dari telinga.

"Itu bukan urusanmu!"

"Ini idemu atau ide Choi? Cepat katakan!!" Chanyeol masih meneriakkan kekesalannya.

"Ideku. Aku sedang sibuk. Kita bicara saat aku kembali ke Korea." Setelah selesai mengatakan itu, Sehun langsung mematikan ponselnya. Bukan hanya panggilan, tapi ponselnya supaya tidak mengganggu waktu ia bersama Jongin.

Sehun berjalan mendekat ke arah Jongin sebelum mengulurkan kedua tangannya untuk menggendong pemuda yang sangat menyukai beruang itu ala bridal. Sehun membawa Jongin masuk ke ruangan dimana terdapat dua ranjang berjajar disana.

Jongin bergerak kecil saat Sehun berhasil membaringkan tubuhnya ke atas ranjang. Sebelah tangannya terangkat, mengusap kasar sebelah matanya sebelum membuka perlahan kedua mata bulat itu.

Mafia vs Idol (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang