27

7.1K 712 84
                                    

Sehun sudah kembali dari Prancis semalam dan langsung menuju rumah sakit dimana Jongin dirawat. Belum ada perubahan dari kondisi Jongin, ia juga belum sadarkan diri hingga pagi ini. Sehun yang sebelumnya beristirahat di salah satu sisi ruangan berjalan mendekati ranjang dimana Jongin terbaring. Pemuda itu tampak damai saat memejamkan mata, membuat dirinya merindukan senyuman manis pemuda yang tengah terbaring tersebut. Sehun mendudukkan dirinya di samping tempat tidur, membuat ia dekat dengan Jongin.

Ingatan bagaimana ia pertama kali bertemu dengan Jongin muncul begitu saja, kejadian dimana pemuda menggemaskan itu menabrak dirinya sembari membawa es krim, membuat pakaiannya kotor kala itu. Bagaimana ekspresi Jongin yang bersembunyi di balik punggung pemuda lain karena takut sudah menabrak Sehun juga melintas di ingatannya.

Sehun masih mengingat itu semua, bahkan saat mereka pergi ke Jepang bersama-sama. Jongin sangat manis, menggemaskan dan terlihat begitu bahagia. Kemudian Jongin pergi melaksanakan wajib militernya, kala itu Sehun tetap mendapatkan info terbaru dari salah seorang petinggi di tempat tersebut mengenai Jongin. Beberapa foto selalu dikirimkan kepada email Sehun atas perkembangan Jongin didalam camp. militer.

Ingatan selanjutnya adalah ia yang mendapatkan penolakan dari Jongin dikala keduanya berada di ruang ganti saat mereka masih di Swiss, menghadiri sebuah acara yang sama.

"Seharusnya kau tidak menolakku, mengatakan yang sebenarnya tentang ketakutan mu akan kontrak akan membuat kondisi tidak sampai seperti ini. Aku bisa saja membeli semua saham perusahaan mu jika kau mengatakan yang sebenarnya kala itu." Batin Sehun.

Ia masih menatap Jongin, memberikan perhatian penuh pada pemuda yang tengah berbaring itu.  Ingatan bagaimana malam sebelum Jongin pingsan terlintas begitu saja.

"Aku hanya ingin memilikimu. Kupikir dengan mendapatkan tubuh mu aku juga akan memiliki dirimu. Tapi, aku salah..." Sehun tersenyum tipis, "Kau telah memutuskan untuk melepas ku." Lanjutnya bergumam didekat Jongin.

Seperti seseorang yang tengah mendengarkan, sebuah air mata merembes keluar. Sehun mengusap lembut air mata Jongin yang baru saja menetes.

"Sudah cukup dengan istirahatmu, bangunlah..." Ujar Sehun  yang sudah mencondongkan tubuhnya kepada Jongin sembari berbisik. 

Belum ada respon lagi dari Jongin, sekali lagi Sehun mendekat. 

"Jongin, bangunlah sayang...." Bisikan lembut kembali Sehun lontarkan.

Belum ada respon kecuali setetes air mata yang merembes keluar pada pelupuk matanya.

Sehun meraih salah satu tangan Jongin, mencium telapak tangan yang halus tersebut sebelum beralih pada punggung tangan Jongin. Ia tidak melewatkan untuk memberikan kecupan pada setiap sisi pergelangan tangan Jongin yang begitu lembut.

"Aku mencintaimu..." Bisik Sehun sebelum kembali memberikan kecupan yang bertubi-tubi pada punggung tangan Jongin.

"Bangunlah..." Bisik Sehun lagi tanpa melepaskan tangan Jongin tersebut, ia dekatkan tangan halus itu ke  salah satu sisi wajah untuk menyentuh pipinya.

"Jongin..." Panggil Sehun.

"Aku berjanji akan mengabulkan satu permintaanmu apapun itu, bangunlah..." Bisik Sehun dan detik berikutnya Jongin membuka mata dengan tetesan air di kedua ujung matanya. 

"Kau sudah berjanji hyung..." Bisik Jongin dengan suara serak. 

Sehun mengangguk sembari memundurkan tubuhnya, ia bersandar pada kursi dengan tubuh tetap tegap, melepaskan tangan Jongin yang sebelumnya ia berikan kecupan bertubi-tubi.

"Jangan menyentuhku hingga aku mengijinkanmu dan kembalikan aku ke Korea." Lirih Jongin dengan kedua mata yang basah. 

Sehun tersenyum sembari mengulurkan salah satu tangannya untuk mengusap rambut Jongin, "Ini yang terakhir..." Ujar Sehun sebelum memajukan tubuh untuk memberikan kecupan pada kening pemuda yang baru membuka kedua matanya setelah berbaring selama dua hari ini.  

Setelah memberikan kecupan lembut, Sehun beranjak dari duduknya. Ia berbalik berjalan keluar ruangan meninggalkan Jongin disana sendirian tanpa kata lagi.

Choi sudah berdiri di depan ruangan saat Sehun baru membuka pintu, "Antarkan Jongin pulang malam ini setelah pemeriksaan."

"Tuan?" Choi mengerutkan keningnya begitu mendengar pernyataan Sehun, belum sempat ia menambahkan pertanyaan Sehun sudah kembali memberi pernyataan yang lebih mengejutkan. 

"Aku melepasnya." Sehun berjalan meninggalkan Choi yang masih menatap punggungnya. 

Sehun tidak memberikan tanggapan apapun setelah mengatakan sebuah pernyataan yang membuat Choi sangat terkejut itu. Pasalnya, Sehun bukanlah orang yang mudah melepaskan sesuatu yang sangat ingin dimilikinya. Terlebih pemuda tersebut sudah menunggu Jongin dua tahun ini, lalu mengapa dengan mudahnya ia melepas orang yang sangat di harapkan.

Choi memasuki ruangan setelah meminta seorang perawat yang melintas untuk memanggilkan dokter. Di dalam ruangan, Jongin terlihat tengah menatap ke arah jendela luar.

"Hey?" Sapa Choi menarik perhatian Jongin.

Jongin tersenyum tipis saat melihat Choi berjalan kearahnya.

"Bagaimana perasaanmu? Aku sudah memanggil dokter." Ujar Choi yang sudah berdiri disamping ranjang.

Jongin kembali melebarkan senyuman, "Cukup baik."

Tidak ada percakapan lagi antara keduanya karena seorang dokter memasuki ruangan setelah mengetuk pintu bersama dua perawat dibelakang punggungnya.

Dokter beserta perawat-perawat tersebut mulai melakukan pemeriksaan, membuat Choi memundurkan tubuhnya memberi ruang kepada mereka. Ia menunggu disalah satu sofa yang ada didalam ruangan hingga dokter menyelesaikan pemeriksaan. Dokter tersebut mengatakan jika kondisi Jongin sangat baik.

"Apa ia bisa melakukan perjalanan jauh malam ini?" Tanya Choi setelah menahan dokter tersebut pergi, Jongin menatap terkejut mendengar pertanyaan Choi.

"Jika kondisi beliau hingga nanti sore tetap baik, tentu bisa."

"Terima kasih." Choi mempersilahkan dokter dan perawat tersebut pergi.

"Persiapkan diri anda, malam ini saya akan mengantar anda kembali ke Korea." Jongin mengerutkan keningnya, mendengar penuturan Choi.

"Sehun hyung?" Entah mengapa Jongin takut jika Sehun akan marah atas kejadian ini.

"Beliau hanya berpesan jika saya bisa mengantar anda kembali ke Korea malam ini. Setelah itu, beliau pergi. Apa anda ingin saya menghubunginya?" Tanya Choi sopan, Jongin menggeleng pelan sebagai jawaban sebelum ia kembali memandang jendela kaca besar.

Tak ada yang tau kemana Sehun pergi, bahkan para pengawal kehilangan jejaknya begitu saja. Choi sudah memerintahkan beberapa orang untuk tetap melakukan pencarian Sehun, ia tidak ingin hal buruk terjadi pada pemuda yang tengah patah hati tersebut. Selain ia merupakan bosnya, Sehun benar-benar menjadi adik bagi dirinya. Meskipun Sehun tidak perlu diragukan lagi dalam hal menjaga diri, namun rasa khawatir seorang kakak tetap menyelimuti hati Choi.

Setelah beberapa persiapan dan beberapa perlengkapan, Choi beserta beberapa pengawal tetap pergi mengantar Jongin kembali ke Korea, untuk urusan Sehun ia bisa melanjutkannya nanti setelah memastikan Jongin kembali ke Korea. Lebih tepatnya, setelah mereka mengantar hingga kediaman keluarga Jongin.

Choi sudah menjelaskan semua kondisi keadaan rumah sebelum ditinggalkan kepada Jongin, Choi sendiri mengantar Jongin masuk kedalam rumah. Meminta maaf karena sudah membuat keributan selama beberapa minggu, Jongin sendiri menutupi semua yang terjadi, ia hanya mengatakan jika mereka berlibur bersama dan meminta maaf karena sudah menimbulkan kekhawatiran yang berlebih.

TEBECEH

Hari libur updatenya ikut libur karena yang nulis sibuk baca karya orang lain yang terlihat lebih menarik hihihiiiii..

Mafia vs Idol (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang