28

7.2K 735 78
                                    

Segala usaha sudah dilakukan hingga pagi ini, mulai dari melacak ponsel Sehun namun gagal karena dengan santainya pemuda itu membuang ponsel dengan harga puluhan juta tersebut ke tempat sampah, kemudian pelacakan dengan menyebarkan pengawal ke seluruh sudut kota juga belum membuahkan hasil. Sudah dua hari sejak Choi mengantar Jongin kembali ke Korea dan Sehun juga belum tampak terlihat.

Choi mencoba mengingat-ingat kembali masa kecilnya saat Sehun juga masih seorang bocah. Jika Sehun tengah bersedih kala itu, ia hanya akan mengurung diri di kamar, namun jika Sehun sudah sedewasa ini itu artinya ia akan mengurung diri di suatu tempat pula. Tapi, tempat mana yang memungkinkan untuk Sehun tetap tinggal tanpa menggunakan kartu kredit ataupun kartu debitnya. Jika saja Sehun sekali saja menggunakan salah satu kartu yang ada di dompetnya, maka akan dengan mudah Choi melakukan pelacakan.

"Tuan..." Seorang pengawal sudah berdiri tak jauh dari Choi yang tengah duduk di salah satu kursi yang ada pada teras rumah Sehun.

"Tuan Sehun terlihat berjalan dari arah utara kompleks, pengawal lain sudah menjemput beliau dengan mobil." Choi yang mendengar penuturan tersebut langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menuju depan pintu utama. Langkahnya terhenti begitu sebuah mobil hitam terparkir.

Sehun terlihat baik-baik saja saat ia turun dari mobil.

"Ya!!! Beraninya kau menghilang begitu saja!" Teriak Choi yang dijawab dengan senyuman lebar dari Sehun, bahkan para pengawal terkejut melihat apa yang baru saja terjadi, Choi yang berteriak dan Sehun yang tersenyum lebar.

"Siapa bilang kau boleh menghilang seperti itu?! Katakan kemana saja kau pergi!" Choi menahan Sehun didepan pintu utama, menghalangi pemuda dengan kemeja putih itu untuk melangkah lebih jauh.

"Aku hanya istirahat hyung..." Sebuah rengekan dari Sehun membuat para pengawal lebih terkejut lagi.

Choi berdecih kesal, "Apa kau senang membuat hyung mu ini mati muda karena khawatir padamu?"

"Bukan begitu hyung, aku tau kalian semua mencariku. Tapi aku benar-benar ingin sendirian...." Bahkan Sehun sudah mempoutkan bibirnya, sangat berbeda dengan kepribadian yang selama ini terlihat.

"Katakan dimana kau kemarin?"

"Di rumah kakek di ujung jalan sana. Aku melihat kalian berkeliaran mencariku, tapi aku sedang ingin sendiri. Jadi, aku biarkan..." Sehun menunjukkan rentetan giginya dengan sebuah senyuman lebar.

"Kemarilah..." Choi merentangkan kedua tangannya yang langsung dibalas oleh Sehun, "Jangan membuatku khawatir lagi! Dan bersiaplah, siang ini kita ke Jepang!"

"Tidak ingin melihatku dengan karakter ini lebih lama?" Tanya Sehun menggoda dari dalam pelukan Choi.

Choi memundurkan tubuhnya, "Ini lebih mengerikan daripada kau yang membunuh. Cepat bersiaplah, aku sudah menyiapkan kopermu."

Sehun mengangguk dengan senyuman sebelum melangkah masuk ke dalam rumah.

"Haaah..." Choi menghela nafas kasar, "Bagaimana aku bisa lupa jika ada rumah kakek tua disana?" Gumamnya sambil melihat salah satu pengawal yang sedari tadi berdiri disampingnya, "Kau juga kenapa tidak mengingatkan?" Tunjuk Choi pada pengawal tersebut.

"Maaf tuan..." Pengawal yang memiliki nama Tae tersebut memberikan postur memohon maaf.

Tae adalah salah satu pengawal yang memiliki paras wajah yang cantik khas Korea, ia merupakan pengawal setia dan juga orang yang sering di andalkan Choi selama misi apapun sejak 3 tahun terakhir.

Choi berjalan melangkah masuk kedalam rumah menuju kamarnya di ikuti oleh Tae dari belakang.

Disisi lain, Jongin tengah duduk bersama Suho dan Baek sembari bermain kartu didalam dorm. Jam masih menunjukkan pukul 8 malam saat mereka bermain dengan benda tersebut. 

"Sudah dua hari sejak kau pulang, katakan siapa yang paling kau rindukan?" Tanya Baek cepat

"Vivi" Jawab Jongin dengan santainya. Vivi merupakan seekor anjing putih milik Jongin, sangat pintar dan sangat disayanginya.

"Ya! Kau lebih merindukan dia daripada kami para hyungmu?!" Baek sudah mengeluarkan protesnya.

Suho tersenyum menanggapi protes dari Baek, "Bisakah kalian diam dan melanjutkan permainan?" Ucapnya sebelum hal mengerikan terjadi disini.

"Tunggu, jika kau merindukan Vivi, berarti beruang besar mu itu tidak kau rindukan? Aku akan mengambilnya!" Baek hendak berdiri sebelum Jongin mencengkeram lengannya sedikit kuat.

"Hyung tidak bisa melakukan itu! Dia milikku!" Protes Jongin yang berhasil membuat Baek membatalkan niatnya berdiri.

"Euh, baiklah. Jangan menangis, besok kita akan ke Jepang untuk konser! Jadi jangan membuat lingkaran hitam di bawah mata itu! Ingat!" Peringat Baek dengan kekehan.

"Siapa menangis? Si cengeng?" Tanya Chanyeol yang baru saja muncul dan memeluk Baek kedalam pelukannya.

Suho menggelengkan kepalanya pelan, "Jika kalian ingin melakukan hal lebih, tolong lakukan didalam kamar!" Peringat Suho yang melihat jika salah satu tangan Chanyeol mulai bergerilya pada tubuh Baek.

"Aku masih ingin bermain! Hentikan tanganmu!" Baek memukul tangan Chanyeol kasar.

"Sehun tidak menghubungimu? Kau tidak rindu?" Tanya Xiumin yang menyodorkan semangkuk popcorn ke tengah lingkaran teman-temannya yang bermain kartu.

"Aku akan menghubunginya nanti jika aku tidak sibuk, dia juga akan menghubungiku jika sedang tidak sibuk." Jawab Jongin sebelum meraih popcorn yang dibawa Xiumin sebelumnya.

"Haruskah aku menghubunginya untukmu?" Kali ini Chen baru saja datang dan memeluk tubuh Xiumin seperti yang dilakukan Chanyeol pada Baek.

Pletak! Pletak!

Tao datang dan memukul kepala Xiumin dan Chen.

"Kalian para orang tua memang tidak berperasaan. Bagaimana kalian bisa membahas Sehun disini? Kalian tidak melihat Jongin dengan susah payah menahan rindunya?" Ujar Tao

Lay membawa nampan penuh minuman dan duduk disamping Jongin, "Siapa itu yang barusan bicara? Apakah hantu?" Godanya pada Tao.

"Itu hantu!" Ujar Luhan yang datang bersama Kris.

Permainan kartu tersebut beralih menjadi acara beramah tamah bersama para member Exo lain, Jongin tidak pernah menceritakan apa yang sudah dialaminya selama bersama Sehun. Ia hanya mengatakan jika mereka berlibur bersama dan Jongin tidak ingin berbagi foto mereka, karena nyatanya Jongin tidak memiliki foto tersebut.

Selesai dengan permainan kartu, Jongin pergi ke kamar pribadinya. Sejak ia kembali ke Korea dua hari yang lalu. Jonginnya tidak pernah memiliki tidur nyenyak, ia selalu mendapatkan mimpi tentang Sehun. Pemuda berwajah dingin itu selalu tampak tersenyum saat didalam mimpi Jongin.

Jongin meraih boneka beruang besar yang didapatkannya dari Sehun beberapa tahun yang lalu, menjadikannya sebagai guling untuk menemani tidurnya.

"Sehun hyung..." Bisik Jongin sembari memeluk erat beruang coklat besar yang ada dalam pelukannya.

Jika Jongin tengah mulai tertidur, maka berbeda dengan Sehun yang tengah termenung di tepi tempat tidurnya. Ingatan demi ingatan bagaimana Jongin ada di atas tempat tidur yang sama terus berputar di pikiran Sehun.

"Berapa lama kau akan bertahan tanpaku?" Gumam Sehun sembari menatap selembar foto berukuran kecil yang menampakkan wajah Jongin tengah tersenyum.

"Berusaha menghindari ku, pada akhirnya kau akan mencariku." Salah satu ujung bibir Sehun terangkat hingga menimbulkan senyuman tipis.

TEBECEH

Ada yang rindu Sehun? Tidak ada, dia lebih rindu Vivi daripada yang lain. Huhuhuuuuuuu.....

Mafia vs Idol (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang