Aku bangun dari tidurku, kulihat jam menunjukkan pukul 12 malam. Aku langsung terduduk, kulihat Tasya tidur disebelahku. Berarti aku rebahan itu malah langsung tidur, ckckck. Batinku. Aku pun memutuskan untuk tidur lagi, karna besok aku harus sekolah. Aku terbangun dari tidurku, kulihat sekarang jam 4 pagi. Aku bergegas untuk mandi, dan bersiap sekolah. Setelah mandi dan rapih, aku langsung mengambil tas sekolah dan langsung ke ruang tamu.
Aku menonton kartun kesukaanku, yaitu spongebob squarepants. Saat sedang asyik menonton kartun, mama dan papa keluar dari kamar. Papa yang bergegas ke kamar mandi, mama yang ke dapur.
"Lho, Angel. Kamu sudah bangun dari jam berapa?" Tanya mama.
"Jam 4 tadi." Jawabku.
"Tasya kemana?" Tanya mama.
"Sepertinya masih tidur, entahlah." Jawabku sambil terus fokus ke televisi.
"KAK ANGEL!!!" Teriak Tasya tiba - tiba. Aku sontak saja langsung terkejut, dan hampir terjungkal dari atas sofa.
"Apa sih, Tasya?!" Seruku emosi.
Tasya langsung saja menghampiriku dengan wajah kesalnya."Mengapa kak Angel tidak membangunkanku?" Tanya Tasya.
"Suka - suka kakak dong!!" Jawabku dan langsung menghampiri mama untuk sarapan.
"Tasya, lebih baik kamu segera mandi dan bersiap. Sepertinya papa sudah selesai mandi juga." Ucap mama yg menghampiri Tasya. Tasya hanya mengangguk dan langsung bergegas ke kamar mandi.
Setelah sarapan, aku langsung pamitan dan berangkat sekolah. Sekolah kali ini berbeda, karna mulai hari ini class meeting dimulai. Aku hanya menggunakan rok kotak - kotak selutut dan blouse pink.
Di class meeting, aku menyanyi untuk mewakili kelas. Walaupun aku tipe orang yang malas bergerak (mager) tingkat akut, tapi aku tetap bersikap sportif.
Setelah class meeting selesai, aku langsung bergegas pulang. Sesampainya aku dirumah, aku tidak melihat siapa - siapa. Kuedarkan pandanganku, dan kulihat secarik kertas diatas meja ruang tamu. Kudekati meja, dan langsung membaca tulisan yang tertera disana.'Angel, mama pergi keluar kota bersama papa dan Tasya. Kamu dirumah saja ya! Kemungkinan, besok siang mama sudah pulang. Mama juga sudah memasak makan siang untuk kamu, dan ada di atas meja makan. Hati - hati ya di rumah! Kunci pintu dan jendela! Jangan membukakan pintu untuk orang yang tak dikenal!
Salam dari mama cantik😘.
Yaampun mama! Memangnya sekarang zaman apa? Mengapa harus menulis di secarik kertas? Batinku.
Aku langsung mengambil handphone ku yang berada di dalam tas. Saat aku melihat... Banyak sekali panggilan tak terjawab, sms, chat dari mama dan papa. Oh iya! Aku baru ingat kalau tadi aku sangat menikmati class meeting, sampai banyak notifikasi seperti ini saja aku tak tau. Batinku. Aku pun langsung menekan tombol panggilan di aplikasi chat, untuk menelpon mama.
"Mah, maafkan Angel yang tidak membalas sms, chat, dan panggilan dari mama papa. Tadi Angel, sangat menikmati sekali setiap acara yang ada di class meeting." Ucapku saat sambungan telepon terhubung dan diangkat.
"Iya-iya, tak apa. Kamu hati - hati ya di rumah! Ingat pesan - pesan yang tulis di kertas itu." Ucap mama di seberang sana.
"Siap mah! Mama, papa, dan Tasya hati - hati di jalan ya!" Ucapku.
"Iya, sudah dulu ya! Dah.."
"Dah, mah.."
Setelah itu, aku langsung bergegas mengunci pintu dan semua jendela. Setelahnya, aku langsung masuk ke kamar dan bergegas mandi. Selesai mandi, aku langsung ke meja makan untuk makan. Aku pun makan dengan khidmat dan tenang. Selesai makan, aku langsung mencuci piring bekas makan, dan bergegas masuk ke kamar. Di dalam kamar, aku sangat bingung harus melakukan apa. Sampai akhirnya, aku memutuskan untuk membaca buku diary mama lagi.
Dear Diary,
Lia-teman sekelasku-mengundangku untuk datang ke pesta ulang tahunnya, nanti saat malam minggu. Aku pun meminta izin kepada ayah dan ibu, tetapi mereka tidak mengizinkannya. Persis seperti dugaanku, bahwa mereka takkan mengizinkanku pergi. Jujur, aku sangat ingin pergi ke pesta seperti itu. Aku pun hanya bisa pasrah dengan keputusan mereka. Aku itu seperti anak pingitan, tidak seperti ketiga adikku yang lain. Mereka bertiga bebas, sedangkan aku tidak.
Keesokan harinya, aku mengajak Ana untuk menemaniku membeli kado untuk Lia. Walaupun aku tak datang, tapi aku tetap menghargai undangannya. Ana setuju untuk menemaniku membeli kado, nanti saat pulang sekolah. Tapi saat ingin keluar kelas, kak Xander menutupi pintu kelas dan mencegahku untuk pulang. Kak Xander memaksaku untuk ikut dengannya, karna ingin membicarakan sesuatu. Sebenarnya aku tak enak dengan Ana, untung saja dia mau mengerti posisiku.
Saat aku ingin membuka lembar selanjutnya, hanya ada beberapa kalimat saja.
'diary ini cukup sampai disini! Karna kelanjutannya, sudah hilang ditelan kobaran api.'
Apa maksudnya ini?! Mengapa ditelan kobaran api? Apakah dahulu mama terjebak dalam kebakaran? Sungguh, aku pusing sekarang. Batinku. Tiba - tiba, sebuah panggilan masuk ke handphone ku. Aku melihat siapa yang meneleponku, dan ternyata dia Kevin-sahabatku. Aku pun langsung bergegas mengangkatnya, mungkin saja itu hal penting.
"Ada apa, Ke?" Ucapku.
"Tidak ada apa - apa. Kamu sedang apa, An?" Ucap Kevin.
"Sedang duduk.."
Dan berlanjutlah obrolan - obrolan unfaedah lain, sampai hari mulai malam. Setelah mengobrol dengan Kevin di telepon, aku langsung bergegas tidur. Ngomong - ngomong, sekarang sudah jam 10 malam. Kevin memang betah sekali mengobrol lama, kadang aku lelah sendiri mendengarnya berbicara.
Annyeong! Aku balik lagi setelah beberapa hari tak update. Maaf ya, soalnya baru saja aku mempunyai kuota😅😅😅. Aku harap kalian menyukai chapter ini🙂☺️. Kutunggu votement kalian ya😉😉😉😉😉😉😉.
Borahae💗💗💗💗💗💗💗💗.Salam cinta dari istrinya Choi Siwon😘😍😘😍
1 April 2020 (09.14)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketegaran Hati (END)✔✔
NonfiksiTegar adalah satu kata yang menggambarkan perasaan seseorang yang sedang tersakiti, tersakiti karna perilaku seseorang atau bahkan banyak orang. Kisah yang menceritakan tentang bagaimana rasanya cinta, benci, tersakiti, teraniaya, dan dibohongi menj...