Bagian 17

24 3 0
                                    

Mama memanggilku untuk makan, karna masakannya sudah matang. Saat sedang makan, Tasya pun pulang.

"Assalamualaikum." Ucap Tasya.

"Waalaikumsalam." Ucap mama dan aku serempak. Tasya pun salim denganku dan mama.

"Wah, mama sama kak Angel sedang makan ya? Tasya mau dong." Ucap Tasya dan langsung duduk.

"Eh, tidak boleh. Tasya, cuci tangan, cuci kaki, dan ganti pakaian dulu. Baru setelah itu, kamu boleh makan." Ucap mama.

"Iya, mah." Ucap Tasya dan langsung bangkit untuk melaksanakan perintah mama.

Aku dan mama selesai makan, Tasya baru keluar kamar, dan langsung menyantap makanannya. Aku pun berencana menonton drama Korea lagi, karna tadi terputus. Aku masuk kamar dan menonton drama Korea. Saat dipertengahan menonton drama Korea, aku teringat ingin diceritakan oleh mama. Aku pun mematikan drama Korea di handphone, dan langsung keluar kamar.

"Mau kemana, kak Angel?" Tanya Tasya saat kubuka pintu.

"Astagfirullah!! Tasya, kakak terkejut ih..." Jawabku.

"Hehehe...maaf kak!!" Ucap Tasya.

Aku pun langsung bergegas ke kamar mama, untuk mendengar cerita kelanjutan ceritanya, dan tak memperdulikan Tasya. Saat aku ingin mengetuk kamar mama, terdengar mama baru saja menyudahi panggilan telepon. Aku pun langsung mengetuk pintu, dan masuk ketika disuruh masuk.

"Mama habis menelepon siapa?" Tanyaku saat duduk di samping mama.

"Telepon grand ma dan grand pa." Jawab mama.

"Oh...mengapa menelepon grand ma dan grand pa?" Tanyaku.

"Ya namanya menelepon orang tua, Gel." Jawab mama.

"Bukan begitu, mama. Maksud Angel, mengapa tadi mama teleponnya dengan nada yang berbeda?" Ucapku.

"Nada berbeda bagaimana?" Tanya mama bingung.

"Tidak taulah. Memangnya ada apa sih, mah?" Jawabku.

"Mama sudah bayar hutang ke aunty Lili, grand pa dan grand ma menanyakannya." Ucap mama.

"Oh...mah, lanjut cerita lagi dong!" Ucapku.

"Iya, baiklah." Ucap mama dan mulai bercerita.

Flashback On~

Akhirnya setelah melakukan bimbel dan les komputer, ujian negara (UN) pun dimulai. Aku sangat khawatir sekali, takut nilainya rendah. Aku pun berusaha semaksimal, dan sebaik mungkin.

"Rosa, kamu sudah belajar?" Tanya Irina.

"Sudah, Na. Kamu sendiri sudah?" Jawabku.

"Sudah dong..." Ucap Irina.

"Kamu di ruangan berapa, Rosa?" Tanya Rendi tiba - tiba.

"Ah, Rendi...aku di ruangan 5, kenapa memangnya?" Jawabku.

"Tidak apa - apa, aku pikir kita satu ruangan." Ucap Rendi dengan nada kecewa.

"Memangnya kamu di ruangan berapa, Ren?" Tanya Irina.

"Ruangan 3." Jawab Rendi singkat. Irina hanya menganggukkan kepala saja, setelahnya bel masuk berbunyi.

3 hari kemudian...

Ujian Negara (UN) akhirnya selesai juga. Aku berharap semoga nilaiku memuaskan. Aku pun pulang ke rumah, dan merenggangkan otot - otot yang kaku dan tegang.

Ketegaran Hati (END)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang