a/n: hai hai hai, untuk readers yang mau membaca part ini pliss untuk menyediakan bantal atau guling untuk memukulnya, karena jujur aku sendiri ikut terhanyut sama satu ini. Jadi tambah bucin sama Abang boss.
Jangan lupa vote and comment ya.
I hope you enjoy to my story 💞
°°°
Kadang yang tersenyum bukan berarti ia bahagia, ia hanya pandai menutupinya dibalik tawa.°°°
Aroma khas rumah sakit menyeruak di indera penciuman Raina, ya gadis itu sekarang berada di rumah sakit karena kejadian itu, kejadian yang termasuk hal terbodoh yang pernah ia lakukan.Raina bangun dari tidur nya dan mencoba untuk duduk, tapi bahunya ditahan. "Udah siuman, kenapa gak sekalian aja."
Raina menyingkirkan tangan jaehyun, bossnya itu yang menemaninya sampai gadis itu siuman.
"Maksud bapak apa?""Kamu emang bodoh ya, kamu mau mati ha-- kamu pikir coba pakai otak kamu, sampai sampai kamu melakukan hal terbodoh itu."ucap jaehyun dengan sedikit membentak.
Raina menunduk takut, pasalnya bossnya ini jarang sekali marah sampai kayak gini.
"Maaf pak.""Emang maaf bisa bikin apa, maaf aja bisanya. Saya gak suka kamu kayak gitu kalau saya gak ada disitu nyelametin kamu mungkin sekarang kamu bisa mati, kamu tahu gak yang kamu lakuin itu berbahaya."
Jaehyun keluar dari ruangan itu dengan wajah marahnya, apa yang dilakukan sekretarisnya ini adalah tindakan yang tidak disukai nya, mencoba bermain main dengan takdir bisa saja ia tadi mati kalau tidak ada ia.
Jaehyun yang menyelamatkan Raina, awalnya tadi jaehyun mau meninggalkan apartemen sekretarisnya itu, tapi entah dari mana perasaan khawatir muncul dan benar setelah jaehyun mendobrak pintu apartemen sekretarisnya itu ia tidak menemukan sekretarisnya sampai berapa lama ia menemukan sekretarisnya dalam keadaan pingsan didalam lemari es. Apa yang dilakukan wanita itu jaehyun belum bisa di tolerir oleh nya.
Raina menangis didalam ruangan itu, iya ia merasa bersalah karena telah berbuat hal yang bodoh bahkan bermain main dengan takdir nya jika bukan jaehyun yang menyelamatkan nya mungkin ia sudah mati.
Tiba tiba pintu ruangan di buka menampilkan jaehyun dengan membawa bubur yang tadi dibelinya.
"Makan."Raina menggelengkan kepalanya sambil sesekali terisak. Jaehyun mendekat dan menyuapi Raina dibalas gelengan kepala dari Raina.
"Makan atau gaji saya potong."Raina berdecak sambil mengusap hidung nya yang meler karena habis menangis. Raina membuka mulut menerima suapan bossnya itu.
Sampai di suapan ke empat Raina menggelengkan kepala ia sudah kenyang. "Udah kenyang."Jaehyun menaruh wadah bubur itu di meja dan kembali menatap Raina.
Raina masih sedikit menangis, melihat itu jaehyun tersentuh mungkin ia terlalu kasar tadi padanya.Jaehyun mendekat kearah Raina dan memeluknya supaya Raina tidak menangis lagi. Raina terkejut menerima perlakuan bossnya ini yang sedikit membuatnya merasa tersentuh, air mata Raina kembali menetes.
Jaehyun mengelus punggung Raina sambil tersenyum, ia tak tahu entah dorongan dari mana yang membuat ia jadi seperti ini. "Jadi besok kalau mau bunuh diri mending telepon polisi biar gak nyusahin orang."
Raina mendorong bahu bossnya itu menjauh dari tubuhnya, masih bisa bisanya bossnya itu bercanda saat serius begini. "Bapak jahat."
Jaehyun tersenyum mendekat kearah wajah Raina mengusap air matanya yang tadi menetes, setelah itu ia mengacak rambut Raina gemas.
"Maaf ya, saya terlalu kasar tadi."Raina hanya tersenyum kikuk, entah ia harus bagaimana menerima perlakuan bossnya ini yang menurutnya berbeda dari biasanya. Tapi syukurlah ia jadi tahu bahwa bossnya ini punya sisi kebaikan daripada kemarin kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
about perfection
Fanfiction. "Dasar boss gak tahu di untung gak ngira apa gue itu butuh istirahat, uh-- kalau dia gak boss gue udah gue bejek bejek gue jadiin onde onde sekalian."gumam raina. . Ini lah kisah Raina dengan bossnya jaehyun. •jika kalian jadi Raina kalian memilih...