|006| perfectly

7 1 0
                                    


Hai hai hai
Yura balik lagi, lagi dapet inspirasi dari mas gebetan nih gaes. Jadi gak lama kan publish nya.
Doain aja semoga mas gebetan selalu nongol biar Yura dapet inspirasi terus😂

I hope you enjoy to my story 💞

°°°

Ada goresan disetiap ucapan.

°°°

Hari ini Raina berencana mau kerumah orang tuanya, ia selalu menyempatkan dihari weekend untuk bertemu orang tuanya. Berhubung kemarin Raina gak bisa menemui orang tuanya karena si bossnya itu.
Setelah melalui ramai nya kota akhirnya Raina sampai dihalaman rumah orang tuanya, rumahnya tak ada yang berubah sama sekali. Hanya ada beberapa tumbuhan anggrek yang baru ia lihat, pasti mamanya membeli lagi. Mamaya itu emang pengkoleksi tanaman anggrek, nah kalau ayahnya pengoleksi kamera.

Raina masuk kedalam rumah.
"Mama!! Ayah!!"

"Di meja makan rain."

Raina berjalan kearah meja makan, disana terlihat kedua orang tuanya yang sedang makan. "Sini duduk, mama buatin masakan kesukaan kamu."

Raina duduk disamping mamahnya.
"Wah--mama tahu aja kalau Raina lagi laper."

"Iya dong mama gini gini, belum pelupa, beda sama ayah kamu tu."

Raina hanya tertawa melihat kedua orang tuanya yang sedang berdebat, ia rindu suasana yang seperti ini.
"Rain asal kamu tahu, mama kamu itu yang naruh kamera ayah malahan dianya yang lupa. Kan jadi hilang satu kamera ayah."

"Enggak ya! Kamu sendiri yang naruh kamera kamu di mejaku, eh malahan nyalahin aku."

Raina tersenyum hangat. "Mending beli lagi aja yah."

"Gak bisa rain, itu kamera pemberian pak Beru."

Mamahnya Raina hanya menganggukkan kepalanya, ia gak mau ikut kedalam obrolan itu atau nanti ia yang akan disalahkan karena kamera yang hilang. Dan soal kamera itu emang bukan ia yang menghilangkan nya entahlah suaminya akhir akhir ini pelupa.
"Rain."

Raina menoleh kearah mamahnya.
"Nanti malem ada acara makan malam, di kafe Madania."

"Nanti rain harus cantik biar shinning shimmering Splending."

Raina tertawa renyah, karena ucapan mamahnya itu. Ngomong ngomong mamahnya tahu dari mana kata kata itu, pasti dari lihat film anak muda ini. "Mamah nonton lagi film?"

"Gak kok, mamah lihat di Twitter ada kata kata itu ya mama copas lah."

"Ih mama, dibilangin jangan main Twitter mending main WhatsApp aja!"

"Gak mau lah, lebih enakan di Twitter  kalau di WhatsApp mamah bosan tauk."

Raina menghembuskan nafas kasar, mamahnya memang keras kepala kalau maunya itu ya itu. "Raina mau ke kamar mau mandi."

Dibalas anggukan oleh mamahnya, sementara ayahnya sedang mengotak Atik kamera. Kebiasaan emang bagaikan anakanya aja itu kamera.

Setelah selesai mandi Raina turun kebawah untuk meminta izin mamahnya, ia sangat ingin berkeliling komplek rumahnya. "Mama, Raina pergi sebentar mau keliling."

"Mau ngeronda nanti malem aja."

"Mamah dimana si?" Teriak Raina.

"Lagi bersama Rika ni di luar." Teriak mamanya, yang ada didepan rumahnya.

Raina berjalan keluar rumah menemukan mamahnya dan kucing kesayangan bernama Rika. "Mama rain mau keliling komplek sama mau ketemu Avril."

Mamahnya Raina menganggukan kepalanya sambil sesekali mengelus kucing kesayangan nya itu. "Salim dulu."

"Gak mau habis kena bulu kucing tangan mama, bye mah."

Raina berjalan menjauh dari rumahnya sebelum mamahnya mengomel soal dia yang gak suka sama Rika kucing kesayangan mamahnya itu, ya gimana Raina emang jijik lihat kucing takut kena cakar nya itu. Raina gak mau memikirkan kucing lagi cukup sampai disitu saja. Ia melanjutkan jalannya menuju kerumah sahabatnya itu yang hanya berjarak dua rumah.

"AVRIL!" Sambil membunyikan bel rumah.

Saat pintu kebuka Avril kaget, karena ia lagi mau mengetok pintunya untung saja tangan Raina udah rem kalau enggak mungkin saja kena mamahnya Avril. " Eh--- tante, Avril nya ada?"

"Rain, ih lama banget ya kamu gak kesini kemana aja?"

Raina hanya tersenyum kikuk. "Itu tan, Raina kerja di luar kota."

"Makanya, mau cari Avril ya."

"Iya Tan." Ujar Raina, sambil mengangguk kepalanya.

"Lagi di warung depan komplek tuh dia, lagi nyidam beli bubur."

"Makasih tan, mau nyusulin dulu."

Raina berjalan menuju depan komplek untuk menyusul Avril.
"Avril!!"

"Wih sobat ambyar gue udah pulang ye." Teriak Avril tanpa menghiraukan orang yang disana sedang menatap kearahnya.

Raina berjalan kearah Avril sambil menutupi mukanya malu, itu Avril emang gak bisa bedain mana tempat umum sama tempat yang gak ada orang ya, untung sahabat gue dia.
"Lo kalau ngomong jangan pake teriak Napa, nih diluhatin banyak orang."

" Iya iya maaf, Lo mau makan gak?"

"Enggak ah udah kenyang tadi udah makan dirumah, lo lagi nyidam ya? Itu mamah Lo bilang nyidam, emang Lo udah punya suami?"

Avril batuk batuk karena kesel ayam.
"Makanya kalau makan tuh harus pelan pelan."

Avril minum minuman es tehnya.
"Lo pikir apaan gue udah hamil gitu?"

Raina menganggukan kepalanya. "Ngomong ngomong suami mu sapa?"

"Lagi LDR nih, suami gue lagi dikorea mana lagi wamil."

Raina memukul kepala Avril pelan. "Kebanyakan halu jadi kayak gini kan."

"Yeh Lo aja yang percaya sama mamah gue, dia padahal yang lagi hamil bukan gue." Avril tertawa puas.

"Udah keseratus ya gue di bohongin sama mamah Lo."

Avril semakin terbahak bahak, melihat muka asem milik Raina.

"Udah macem kayak di PHP in mantan ya, atau Lo lagi curhat karena lagi ditinggal nikah mantan." Avril tertawa melihat muka sahabatnya yang masam seperti jeruk nipis.

"Punya sahabat kok gini amat, udahlah gue mau pulang males gue." Raina berjalan keluar warung disusul sahabat nya itu.

"Nanti malem kerumah gue yuk, marathon drakor."

"Gak ah gue ada pertemuan, kata mamah gue harus ikut."

Avril mengerucutkan bibirnya. "Yaudah deh, padahal ini drakor nya lagi bagus. Ada mantan gue disitu, nanti sehabis acara kerumah gue lah."

"Kalau bisa ya vril."

"Masih ada waktu mending kita jalan jalan ke mall dari pada dirumah bosan."

Raina mengangguk kepalanya dan bergegas ke rumahnya untuk bersiap siap ke mall dengan sahabatnya itu.

about perfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang