One.

2K 122 27
                                    

Di suatu malam di taman yang indah dimana pepohonan sedang menggugurkan dedaunannya di gemerlap lampu taman yang juga menambah keindahan tempat tersebut.

Duduklah dua orang gadis cantik yang kini sama-sama duduk sembari menunduk canggung.

Yang satu berpenampilan feminim dengan rambut panjang, blouse, serta rok pendek berwarna putih layaknya remaja wanita pada umumnya, entah kenapa sedari tadi dia duduk dengan gugup sembari menunduk dan meremas ujung roknya.

Sementara yang satunya, berpenampilan lebih bebas, bahkan terkesan lebih tomboy namun tidak meninggalkan sisi kecantikannya, ia menggunakan kemeja kedodoran berwarna ungu pastel dengan kaus putih sebagai dalamannya, serta ia juga menggunakan jeans berwarna biru dengan sedikit sobekan dilututnya, untuk alas kaki gadis ini menggunakan sepatu convers flat berwarna putih.

Meski dengan penampilan lebih tomboy, identitasnya sebagai wanita tidak hilang, karena ia masih membiarkan rambut panjangnya tergerai indah serta masih menggunakan make up yang membuat wajahnya yang sudah sedemikian cantik menjadi lebih cantik lagi.

Entah kenapa, kedua gadis ini masih memilih untuk diam, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, yang mereka lakukan sedari tadi cuma menunduk dengan perasaan gugup masing-masing.

Apakah mereka memang saling kenal? Kalau pun memang, kenapa keduanya tidak saling berbicara layaknya teman.

Hingga pada akhirnya, salah satu dari mereka melawan rasa gugup dan gelisah dalam dirinya untuk mulai berbicara, gadis itu adalah Heejin, wanita dengan penampilan yang lebih tomboy.

Pertama, Heejin yang masih ragu-ragu, menatap dengan dalam si gadis yang masih dalam posisi menunduk dengan gugup serta meremas ujung roknya.

Heejin memperhatikan karya tangan tuhan itu dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.

Hanya satu kata bagi Heejin yang dapat menggambarkan gadis tersebut, yaitu 'Sempurna'

Heejin menarik napas panjang lalu membuangnya pelan, membasahi bibirnya dengan sedikit menjilat dengan lidahnya, mencoba mengatasi rasa gugupnya.

"H-Hyunjin-"

"Heejin-ah, "

Disaat Heejin mulai berbicara dengan memanggil gadis yang bernama Hyunjin tersebut, ternyata Hyunjin pun mulai berbicara di saat yang sama.

Alhasil, keduanya terdiam mematung dengan saling menatap.

Satu detik berlalu....

Dua detik....

Hingga detik ketiga dan di detik ini, mereka mulai tersenyum kemudian diiringi tertawa ngakak...

"hahaha... Maaf Hyunjin-ah, kau bisa mulai duluan, apa yang ingin kau katakan?" tanya Heejin.

"lah, kenapa jadi aku yang duluan? Bukannya tadi kau yang ingin duluan? memang sih hanya berselisih beberapa detik saja, namun tetap saja kau yang mulai buka mulut, kan?"

"jadi, sampaikan saja apa yang ingin kau sampaikan lebih dulu Heejin-ah," ucap Hyunjin sembari tersenyum manis.

"t-tapi aku tidak yakin apa aku bisa menyampaikan ini padamu," kembali, Heejin menjadi ragu.

Mendengar ucapan Heejin, Hyunjin mengernyit, ia meraih kedua pipi Heejin dengan kedua telapak tangannya, mendekatkan wajah Heejin ke wajahnya sendiri, membuat mereka saling menatap dengan jarak wajah yang begitu dekat.

if my (our) love is wrong. [GxG] 2jinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang