VII

529 75 3
                                    

Hyunjin, Heejin juga Jiwoo kini sudah berada di kantin, mereka duduk di salah satu meja, mereka belum sama sekali memesan, meja mereka masih kosong melompong tanpa adanya makanan.

Sedari tadi, ketiganya hanya duduk dan saling diam, canggung, tanpa adanya pembicaraan.

Sesekali Jiwoo memperhatikan Hyunjin, sesekali juga ia melakukan hal yang sama pada Heejin.

Apa yang ia perhatikan dari dua orang itu? Yaitu tingkah mereka, mereka anak remaja yang masih bertingkah seperti bocah.

Kenapa begitu? Pasalnya karena sedari tadi keduanya terus memberikan tatapan tidak suka terhadap satu sama lain, tiap kali tanpa sengaja mata keduanya saling bertemu, mereka pun saling memasang wajah sinis, bahkan mereka saling mendengus dan menyungging bibir.

Jiwoo yang tidak tahan melihat itu, perlahan menggeleng, ia mulai berdiri secara tiba-tiba dari kursinya, yang otomatis membuat Heejin dan Hyunjin langsung menatap dirinya.

"Haah... Aku tidak tahu berapa lama lagi kalian akan terus seperti air dan minyak, tapi aku benar-benar kelaparan saat ini, kalau kalian masih mau perang dingin kyk bocah, terserah! aku akan pesan makananku duluan!" omel Jiwoo yang kesal, perlahan ia mulai melangkah ke tempat pemesanan makanan.

Setelah mendengar omelan Jiwoo tersebut, perlahan keduanya kembali tanpa sengaja saling menatap, kemudian kembali saling mendengus satu sama lain, lalu mereka pun mulai bangkit dan melangkah mengikuti Jiwoo.

.

.

Kini ketiganya kembali duduk dimeja mereka, yang beda saat ini adalah, di atas meja tersebut sudah terdapat makanan yang sudah masing-masing mereka pesan.

Mata Jiwoo berbinar melihat makanan yang ada di depannya, ia sudah sangat tidak sabar untuk menyantap makanan tersebut.

"Uwakkkhh! selamat makan semuaa heheh.. " mulai lah Jiwoo menyuapkan makanan tersebut ke mulutnya.

"Haishh! tidak kah kau memesan terlalu banyak? Aku bisa tumpur karenamu, " ucap Hyunjin kesal melihat temannya itu memesan banyak makanan mentang-mentang hari ini Hyunjin yang bayar semuanya.

"Biarin, yang penting aku kenyang, " ucap Jiwoo dengan mulut penuh.

"Cih, makan sebanyak itu tapi tetap saja cebol, " Cibir Hyunjin, kemudian perlahan ia melihat ke arah Heejin yang juga mulai mengaduk makannya.

Heejin yang sadar tengah ditatap, perlahan menoleh ke arah orang yang menatapnya tersebut.

"Apa? " tanya Heejin.

"Eoh? Engga kok, aku cuma mau bilang kalau yang dapat traktiran hari hanya Jiwoo aja, tidak denganmu," ucap Hyunjin, sebenarnya ia hanya bercanda, niat Hyunjin ia ingin mentraktir keduanya, namun entah kenapa ia ingin coba menggoda gadis kaku yang ada di sebelahnya ini.

Mendengar ucapan Hyunjin, Heejin pun menatapnya dengan wajah malas.

"Hahaha, tidak usah berkecil hati seperti itu, kau juga ikut ditraktir kok," ucap Hyunjin sembari tertawa kecil.

Mendengar Hyunjin yang cuma bercanda pun tidak merubah ekspresi datar Heejin, seakan tidak peduli ditraktir atau tidak.

Melihat ekspresi datar itu, Hyunjin pun kembali memasang muka masam.

"dasar kelinci kaku, " cibirnya, Hyunjin pun mulai ikut menyantap makanannya.

"Eummm, ngomong-ngomong Heejin-ah, " Jiwoo mulai buka mulut ditengah mereka yang sedang menyantap makanannya.

"Eoh? Apa? " mendengar namanya, Heejin pun menanggapi Jiwoo.

"Kau ini siswa pindahan dari Amrik, kan?" tanya Jiwoo.

if my (our) love is wrong. [GxG] 2jinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang