"Emma," panggil Mamanya.
"Kenapa, Ma?" tanya Emma yang tengah melepas sepatunya, ia baru saja pulang sekolah. Mama Emma menunjuk meja, ada sebuah buket bunga mawar merah seperti biasa, "Tadi ada paket ini buat kamu. Kamu punya pacar ya?" tanya Mamanya tersenyum penuh arti.
Emma mengerutkan dahinya bingung, "Enggak, siapa yang kirim?" Emma mengambil buket bunga itu dan mengamati kartu biru yang terpasang di antara bunga bunga tersebut.
"Mama kurang tau, pengirimnya nggak sebut nama."
Emma mengangguk pelan, "Aku ke atas ya, Ma. Makasih," ujarnya sambil membawa buket bunga itu ke kamarnya.
Setelah sampai di kamar, Emma duduk di tepi tempat tidurnya, "Pantes aja hari ini nggak ada buket di sekolah. Ternyata, malah dikirim ke rumah, bener-bener udah gila," gumamnya.
Emma jadi ingat sebungkus cokelat yang diberikan Arjuna hari itu. Cokelatnya ia taruh di kulkas, tapi note kecilnya ia simpan di laci meja belajarnya. Emma mengambil surat tersebut dan membacanya lagi.
Dear, Emmeline
I didn't send flowers today
I sent you chocolate, please eat it!Emma menggelengkan kepalanya yang terasa pusing, tangannya bergerak meraih surat di buket bunga yang baru saja ia dapat, membaca surat biru itu.
Dear, Emmeline
Sorry for intruding by knowing your address and sending these flowers to your home. I have some matters I need to attend to. By the way, I was glad to see you at the basketball game the other day, even though I was a bit jealous.
I hope you don't throw away these flowers.
I have a few more gifts for you.
I hope you'll be willing to wait for them!"Anjir!" umpat Emma menggerutu kesal, "Lo siapa sih?!!!" lanjutnya sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi. Emma melempar kartu itu ke atas meja dan merebahkan diri di tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang berputar-putar.
💐💐💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Fanfic[Rosé feat. 97 liners] "Maaf, aku terlalu pengecut buat kamu." ©2020, written by avocawoodz