-15

838 145 9
                                    

.
.
.
"Nak, dimakan buburnya"

Wendy mengalami morning sick lagi. Sejak kedatangannya kemari , Wendy jadi sering muntah, dan dia jadi gak selera makan.

"Iya, tante"

Ucap Wendy lemah, dia mulai memakan bubur itu perlahan.

"Tante tinggal dulu ya, ada telpon"

Wendy ngangguk dan melanjutkan makannya. Sesekali dia mengusap pipinya yang basah, iya dia nangis. Kangen kak Vi ceritanya, tapi dia masih kesel sama suaminya itu.

Disuapan kelima. Perut Wendy mual lagi, dia terburu ketoilet dan kembali memuntahkan makanannya.

"Aduh Dek. Jangan rewel ya?"

Ucap Wendy sambil mengusap perutnya pelan. Dia membasuh mukanya, dan dari pantulan cermin Wendy tau, dia gak baik-baik aja.

Wendy jalan sempoyongan menuju tempat tidur. Kepalanya serasa berputar. Dan disaat dia sudah melihat tempat tidurnya yang tak jauh lagi, pandangannya mengabur dan dalam sekejap semua jadi gelap.
.
.
.
"Tante. Kita bawa Wendy kerumah sakit ya?"

Pinta Vincent sekali lagi, dan kembali ditolak oleh Tante Susi dan juga paman Ilham.

"Vi. Kalau bukan Wendy yang minta langsung buat kerumah sakit kita gak bisa bawa dia"

Vincent menghela nafas berat untuk kesekian kalinya. Wendy terbaring tak sadarkan diri karena kekurangan cairan, juga stress dan saat ini dia sedang diinfus.

Vincent baru tau, bahwa Wendy punya sedikit trauma terhadap rumah sakit. Wendy bisa tak sadarkan diri jika bukan niatnya sendiri untuk berkunjung ketempat itu. Vincent tau, kedua orang tua Wendy meninggal dirumah sakit, mungkin itulah yang mendorong Wendy untuk tidak menyukai tempat itu.

"Dek.. cepat bangun ya. Kaka rindu"

Tangan Vincent mengerat memegang tangan istrinya yang dingin.

Diusapnya rambut Wendy perlahan.

"Sembuh ya"

Kini tangannya menyentuh pelan dan mengusap perut Wendy

"Dedek bayi juga harus kuat"

Lanjut Vincent.

Vincent seperti mengingkari janjinya sendiri. Bukankah dia sudah berjanji pada Bang Jian untuk melindungi Wendy ? Tapi lihat sekarang Wendy terbaring lemah karena ulahnya, itu artinya Vincent gagal melindungi Wendy istrinya.

"Kak.."

Suara lemah dari Wendy menyadarkan Vincent.

"Dek..?"

"Kaka.."

Dan disini Wendy hanya menangis. Menangis sekencang kencangnya.

"Iya, kaka disini"

"Kaka"

.
.
.

Wendy sadar setelah 3 jam tak sadarkan diri.

Dia masih terbaring lemas dan Vincent tak sedikitpun beranjak dari sisi Wendy.

"Lapar?"

Wendy menggeleng.

"Mau minum?"

Wendy menggeleng juga.

"Dek, kamu harus makan sesuatu. Kasian dedek bayinya"

Wendy kembali menangis kala dia mengingat bahwa didalam perutnya ada nyawa yang berharga.

"Makan ya? Kaka suapi"

Love Bomb 💜💣 Taehyung x Wendy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang