3

57 7 0
                                    

Hari ini adalah hari kedua naira berada di sekolahnya. Hari ini pula masa orientasi siswa akan berakhir. Hari ini naira berharap tidak bertemu dengan ketua osis yang nyebelin sejagat raya, tapi apa bisa?. Naira pasti bertemu dengan ketua osis, karena dia satu sekolah dengannya. Walaupun naira bertemu dengannya, naira hanya bisa berdoa supaya ada keajaiban dan ketua osis itu tidak berkata yang menyebabkan naira emosi.

Hari ini naira harus melupakan amarah yang terjadi kemarin. Saat ini naira sudah siap berangkat ke sekolahnya dengan wajah yang ceria dan dia sedang menunggu ilham dibawah.

Tak lama, naira melihat ilham yang sedang menuruni anak tangga.kelihatannya ilham sudah siap pergi ke kampus nya.

"Wih..., semangat nih sekolahnya" ucap ilham menghampiri naira.

"Iya lah, ayo cepet berangkat, ntar telat"

"Santuy dek, lo gak bakal telat kok masuk hatinya tuh ketua osis"

"Ih... Bang ilham" ucap naira kesal, ilham pun tertawa melihat adek nya itu.
Mendengar keriuhan itu rama dan anisa beranjak dari ruang makan untuk menghampiri mereka.

"Ayah dengar ketua osis, ketua osis siapa?" tanya sang ayah.

"Itu yah, calon mantu ayah" ledek ilham.

"Beneran nak?" tanya anisa sambil senyum-senyum.

"Enggak kok bun, yah. Bang ilham bohong, mana ada naira suka sama cowok gak jelas kayak gitu" gerutu naira.

"Ya udah iya, mending kalian berangkat sekarang" ucap anisa dengan lembutnya.  Setelah mendengar ucapan bundanya, naira dan ilham satu persatu mencium punggung tangan rama dan anisa.

"Assalamualaikum" ucap mereka berdua bersamaan.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya nak"

Naira dan ilham memasuki mobil dan ilham segera menjalankan mobilnya. Saat ini, di dalam mobil naira akan mengomeli ilham, karena tadi ilham bicara seenaknya aja didepan rama dan anisa.

"Abang nih..., sama aja kayak ketua osis itu, mulutnya gak bisa dikunci" protes naira.

"Ya jelas sama, dia kan calon adik ipar gue"

"Jangan gitu dong bang, nai gak suka sama ketua osis itu. Boro-boro suka, namanya aja nai gak tau"

"Yakan lo bisa mencintai dalam diam"

"Mit amit, udah deh bang jangan jodohin nai sama dia. Lagipula bang ilham gk kenal sama dia"

"Yaudah, ntar kalau nyampek gue kenalan sama calon adik ipar"

"Bang  ILHAM!! " nira sudah benar-benar kesal dengan ilham, selama dimobil ilham terus aja meledeknya, sedangkan ilham hanya tertawa lepas melihat wajah naira yang cemberut itu.

Perjalanan dari rumah naira ke sekolah lumayan jauh, apalagi disini sungguh macet. Sedari tadi naira ingin segera sampai dan turun dari mobil, karena dia udah gak betah mendengar ledekan ilham.

Setelah 20 menit di mobil, akhirnya naira sampai disekolahnya. Sebelum naira keluar, naira melihat ilham yang hendak keluar juga dari mobil.

"Loh... Bang, mau kemana?" tanya naira

"Mau ketemu sama capar"

"Capar??"

"Iya, calon adik ipar. Yuk kenalin gue"

"Astaga! Gak perlu, gak penting, dan gak boleh" ucap naira tegas

"Lah... Kenapa?"

"Nantik kalau abang ketemu sama dia, terus bicara sama dia, ntar abang kesasar ke kutub selatan lhoo" ucap naira,

Aku, Dia, dan ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang