8

53 7 1
                                    

Naira masih berfikir mengapa azka membunyikan klakson padahal tidak ada yang menghalanginya. Sedangkan azka melihat ke arah naira dan zaky.

"Woy, kalo pacaran jangan disini" setelah mengatakan itu dengan keras azka bergegas menjalankan motornya dengan cepat.

Naira yang mendengar ucapan azka rasanya ingin lempar tuh azka ke jurang, bisa-bisanya azka mengatakan kalo naira dan zaky pacaran, akrab aja enggak apalagi pacaran. Sungguh naira merasa emosi, tapi naira malah melihat zaky yang tersenyum.

"Lo itu hobi senyum apa kesambet sih?"  aneh menurut naira jika zaky senyum- senyum gak jelas kek gitu.

"Gak dua-duanya" zaky menjawabnya dengan santai.

"Ya terus kenapa lo gak protes ke kak azka?"

"Mau protes gimana? Kak azka nya aja udah pergi" naira terdiam, benar juga. Kalau pun azka disini pasti naira akan protes sendiri gak usah nyuruh zaky.

"Udahlah nai, yok naik"  naira menuruti dan naik ke motor zaky.

Selama perjalanan naira dan zaky tidak bicara. Naira aja males bicara sama si zaky juga tidak ada topik untuk dibicarakan.

Setelah beberapa menit perjalanan,motor zaky berhenti tepat di depan toko buku.

"Kok kesini? Gue kan udah bilang mau langsung pulang gak usah mampir ke sini" protes naira sambil menatap zaky dengan raut wajah marah.

"Udah terlanjur sampai, mau gimana lagi" naira terlihat kesal sedangkan zaky malah masuk ke dalam tanpa mengajak naira ikut masuk.

Naira masih terlihat kesal tapi ya bagaimana lagi, kalo dia diem diluar kayak gini,ntar dikira apaan? Ya udah naira akan masuk ke toko buku juga.

Naira berjalan sambil melihat-lihat buku yang tersusun rapi di setiap rak buku. Naira dan zaky berpisah ketika di dalam toko buku, ntah zaky kemana dan memilih buku apa naira tak peduli itu, yang penting saat ini zaky tak bersamanya.

Naira berjalan menelusuri rak- rak buku, langkahnya terhenti saat dia melihat kumpulan buku-buku IPA,mata naira berbinar seketika dan rasanya dia senang. Naira mengambil 1 buku yang berjudul fisika. Sayangnya, naira tak membawa uang lebih untuk membeli buku tersebut. Naira menaruh buku fisika ditempat semula dengan wajah sedikit menyesal karna tak membawa uang lebih.

Tiba-tiba zaky datang dan berdiri disamping naira.

"Nai, ini buat lo" zaky menyodorkan paper bag ke naira, naira mengerutkan keningnya sebab bingung.

"Apa ini ky?"

"Coba liat" naira mengambil paper bag nya lalu dia membukanya, dan ternyata isinya beberapa buku IPA biologi,fisika,dan kimia.

"Ky, ini bukunya sapa?banyak banget" tanya naira masih tidak percaya.

"Sengaja gue beliin buat lo. Lo suka buku-buku itu kan?"

"Iya, tapi maksud lo ngasih ini apa?"

"Biar lo belajar tambah pinter" zaky menampakkan senyuman nya.

"Tapi..."

"Udah nai jangan banyak tanya, malu diliat sama karyawannya" zaky terkekeh

"Yok pulang" ajak zaky .

Zaky dan naira keluar dari toko buku untuk bergegas pulang, tapi naira masih terlihat bingung dengan apa yang dilakukan zaky barusan. Naira masih termenung memikirkan itu.

"Nai, mau pulang gak?" zaky membubarkan lamunan naira.

"Eh...iya iya" naira menaiki motor zaky dan zaky menjalankannya.

Selama perjalanan naira termenung, tak lama naira baru sadar bahwa dia telah sampai didepan rumahnya. Naira bergegas turun dari motor zaky.

"Ky, lo seriusan beli ini buat gue?" tanya naira tidak yakin.

"Iya naira. Ya udah gue balik, bye". Naira ingin mengucapkan terima kasih kepada zaky tapi terlambat, zaky udah jauh dari pandangan naira. Naira mengurungkan niatnya, mungkin besok naira akan menemui zaky di sekolah.

***

Naira duduk santai di teras rumah sambil membaca buku pemberian zaky tadi. Suasana yang nyaman disini karna naira ditemani bintang yang begitu indah dan secangkir teh hangat yang ia minum.

Suara klakson mobil terdengar begitu menggangunya, dan ternyata yang datang adalah ilham, abangnya sendiri.

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, ilham turun dari mobil dan menghampiri naira.

"Rajin amat baca buku, biasanya enggak tuh". Ucap ilham dan ditatapi tajam oleh naira.

"Bang ilham aja yang gak pernah liat nai baca buku, tiap hari gue rajin baca buku makanya gue pinter"

"Iya deh iya. Itu buku keliatan baru, dapet dari mana?" tanya ilham sambil menatap buku naira yang emang masih baru.

"Ini buku dikasih sama teman gue" naira menyebut zaky teman?tidak salah kah? Tadi aja naira bilang kalo zaky belum sah jadi temannya,lah sekarang kenapa begitu.

"Cowok apa cewek?" ilham menatap serius ke naira.

"Kepo deh bang ilham" naira terkekeh

"Awas aja kalo yang ngasih itu cowok"

"Emang kenapa kalo cowok?" sekarang giliran naira yang menatap ilham serius.

"Ya gak boleh. Ntar lo nge khianati calon adik ipar gue"

"Huu bang ilham! Males gue lama-lama ngomong sama lo bang. Dikit-dikit azka" ucapan naira tak digubris oleh ilham, ilham masuk tanpa sepatah katapun. Ya udala naira tak mempersalahkan itu.

***

Pagi hari ini naira akan berangkat sekolah seperti biasa yaitu diantar oleh ilham. Sebelum berangkat naira dan keluarga akan sarapan terlebih dahulu.

Rama membuka pembicaraan,"Gimana kemarin dianter zaky?"

Naira terkejut dengan pertanyaan ayahnya, bagaimana bisa rama bertanya seperti itu,udah jelas bahwa naira tak suka tapi sepertinya rasa tidak sukanya masih diragukan.

"Gimana apanya yah?" tanya naira sok polos.

"Dia baik kan?". Naira berfikir, baik sih baik karna membelikan naira buku, tapi maksudnya itu apa? Kalo maksudnya hanya sekedar memberi dengan tulus sih baik, tapi kalo maksudnya berbeda..

"Baik kok yah" naira menjawabnya dengan ragu-ragu, rama mengangguk dan tersenyum.

"Dek, ayo berangkat sekarang" ilham langsung pergi dari meja makan sedangkan naira langsung mengiyakan ilham walaupun makanannya belum habis. Setelah berpamitan ke anisa dan rama,naira bergegas keluar menyusul ilham.

Selama perjalanan naira dan ilham terdiam. Tidak ada yang mengawali pembicaraan, biasanya ilham selalu  berbicara tentang azka, tapi kali ini ilham hanya fokus mengemudi, naira melihat ilham dengan bingungnya. Satu niatan naira yaitu memulai pembicaraan.

"Bang ilham kenapa?" naira begitu serius, naira takut ada masalah yang ditimpa ilham, gak biasanya ilham gini.

"Gak papa" ilham masih menatap kedepan, sepertinya ilham ada masalah, tapi apa? Pikir naira.

Naira tak melanjutkan bertanya dia ingin mencari tau sendiri ada apa dengan ilham. Tak lama,mereka sampai di sekolah naira.

"Ya udah bang nai masuk sekolah dulu" ilham menjawabnya dengan anggukan tanpa mengeluarkan kata sedikitpun.

Selama perjalanan menuju kelasnya,naira sibuk memikirkan ilham. Tadi malam aja ilham baik-baik saja,sikapnya berubah saat tadi pagi. Apa naira bikin salah? Naira tidak tenang kalo abangnya mendiamkannya. Walaupun ilham ngeselin orangnya tapi naira tak suka jika ilham diam terus kayak tadi.





                   Hayy kawan👋

Ada apa ya dengan ilham?

Nantikan part selanjutnya💞

Jangan lupa vote and comment💖

Salam❤




Aku, Dia, dan ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang