19. Cincin

4.9K 330 20
                                    

Alicia melirik Bryan yang ada disisinya. Sedang sibuk dengan jalanan yang ada didepan mereka.

“Lo laper ga?” Ujar Bryan membuat Alicia tersentak kaget. “ha? Ah.. iya. Laper.”

“mau makan apa?” tanya Bryan. Alicia mengangkat kecil kedua bahunya.

“lo suka apa?” tanya Bryan. Memutuskan untuk menikahi Alicia, berarti ia harus mulai memunculkan rasa ingin tahunya mengenai apapun tentang Alicia.

“engga ada yang spesifik sih, asalkan bikin kenyang aja.” Jawab Alicia. “kalau lo?”

“ikan asam manis. Tapi gue ga bisa makan kalau tulang sama dagingnya belum dipisahin. Biasa, trauma masa kecil.” Alicia mengangguk mengerti. Ia harus mulai mengingat apapun tentang Bryan. Hal sekecil apapun.

Mereka berakhir makan di Restorannya Wisnu. Tampaknya restoran ini ialah tempat favoritenya Bryan dan teman-temannya. Alicia masih ingat Kai membawanya kesini. Eh ngomong-ngomong soal Kai, karena pria itu teman baiknya Bryan, harusnya ia diundang ke pesta tadi kan? Lalu, Kai pasti tahu tentang pernikahan mereka kan?

“ini kan..” Bryan mengangguk.

“punya temen gue, wisnu.” Oh! Alicia ingat si Wisnu-wisnu itu. Pria tinggi dengan hidung mancung dan rahang tajam yang membuatnya terlihat begitu seksi. “mereka semua ada di pesta tadi dong? Maksud gue temen-temen lo?” Bryan mengangguk. “semuanya masih disana.” tentu saja, yang bertunangan kan adiknya teman baik mereka, mana mungkin mereka tidak hadir.

“mereka pasti bakalan tau soal rencana kita dong?” tanya Alicia setelah pelayan yang mencatat pesanan mereka pergi.

“rencana apa?”

“pernikahan kita.” Alicia meraih gelas yang sudah diisi wine oleh pelayan.

Bryan meraih gelas wine nya juga, dan mendentingkan gelasnya ke gelasnya Alicia. Lalu pria itu mengangguk, “pasti tau dong, kalau mereka memang uda disana.” Bryan menghirup wine nya dan meminumnya.

“termasuk.. kai?” Tanya Alicia dengan nada ragu. Bryan yang baru saja akan meletakkan gelasnya, berhenti dalam keadaan gelas yang masih ada diudara.

be honest with me. Lo uda ada rasa sama kai?” tanya Bryan. Alicia menggeleng cepat. “engga. Belum. I mean di masa depan juga engga bakalan ada.” Bryan meletakkan gelasnya. “kenapa?”

“ya karna dia temennya lo kan?” Bryan berdecak. “bukan itu jawaban yang gue mau. Menurut lo, sebagai cewe, kai itu gimana?”

“hm.. baik, dewasa.. ganteng!” Dahi Bryan berkerut sebal. “gue?”

Alicia tersenyum tipis melihat ekspresi Bryan yang terlihat sedikit kesal. “mau jawaban jujur?” Bryan mengangguk mantap.

“nyebelin, arrogant, suka seenaknya, dan childish.” Jawaban Alicia membuat Bryan mengerucutkan bibirnya sebal. “kok jelek semua sih?!” protes Bryan. Alicia tertawa.

“uwuwuwuw ngambek yaa..” Bryan berdecak. Alicia terkekeh.

“ga usah ketawa!” sentak Bryan. Alicia merasa ia sudah gila karena berpikir Bryan sedikit terlihat imut saat ini.

Pelayan datang dan menyajikan pesanan mereka ke atas meja.

Pelayan datang dan menyajikan pesanan mereka ke atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Childish Man ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang