1. Papa!

16.7K 706 41
                                        

Bagi Bryan, ga ada hal semenyenangkan dari Clubbing, Balap motor, mabuk-mabukkan, dan nongkrong bareng temen.

Di list kehidupannya tidak ada yang namanya menikah, padahal umur sudah hampir mencapai kepala tiga. One Night Stand, itu urusan lain katanya. Nikah aja gamau, apalagi punya anak. Gila apa ya.

Namun apalah itu kamus hidupnya, saat muncul sesosok anak kecil didepan rumahnya. Saat itu, Bryan merutukki dirinya yang mendadak sakit sampai-sampai tidak bisa keluar rumah. Kalau saja ia keluar rumah, anak kecil ini pasti tidak akan betah menunggunya didepan pintu semalam ini.

He said, “papa!” sambil memeluk Bryan dengan erat, anak kecil itu menangis girang. Bryan melepas paksa pelukan dari anak manis itu. Ia perkirakan anak ini berumur empat tahun.

“apaan sih?” Bryan menatap ngeri anak kecil itu. Yaampun. bagaikan kopian, Bryan baru saja sadar bahwa mata mereka terlihat sama, telinga mereka juga sama. Intinya wajah Aidyn hampir mirip dengan wajahnya, siapapun bisa tahu kalau mereka ialah ayah dan anak.

“papa..?” kali ini Aidyn terlihat ragu bahwa pria ini ialah ayahnya. Dilihat dari responnya yang tidak welcome terhadap Aidyn.

wait,” Bryan menarik masuk Aidyn karena cuaca diluar semakin dingin malam ini. Sampah yang tadinya ingin ia buang keluar, ia kesampingkan dulu untuk saat ini.

Wajah Aidyn terlihat seperti anak bule. Apakah ia pernah bercinta dengan wanita asing? Oke. Pernah. Astaga Bryan!

“lo mau—engga. Kamu mau es krim?” tanya Bryan ke Aidyn yang mengangguk dengan tatapan yang berbinar-binar.

Bryan berjalan menuju kulkas, dan mengambil sebuah cup kecil es krim BR milik sang adik yang tertinggal disini.

“nah,” Bryan meletakkan es krim itu dihadapan Aidyn yang mendadak terdiam. “kenapa? Makan!” sentak Bryan, Aidyn mengernyit takut.

“aduh!” Salahkan Bryan karena tidak suka anak kecil. Ia bahkan jarang berinteraksi dengan keponakannya.

sorry—makan dek,” kali ini Bryan mencoba melembutkan suaranya yang tetap saja terdengar keras.

Aidyn membuka cup es krim itu dengan penuh semangat. Ia tidak ingat kapan terakhir kalinya ia makan es krim, mengingat ia baru hidup didunia ini selama empat tahun, dan ibunya tidak sanggup membelikannya es krim. Aidyn jadi ingin menangis. Tapi tidak boleh, karena Ibunya pernah berpesan, jika Aidyn menangis didepan papa, bisa-bisa papa akan pergi meninggalkan Aidyn.

Bryan menatap Aidyn dengan tatapan meneliti. Membuat anak kecil itu balas menatapnya dengan sebuah senyuman mungil.

“pertama, lo anak siapa? Aduh! I mean, adek mamanya siapa ya namanya?” Aidyn terdiam terlihat berpikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“pertama, lo anak siapa? Aduh! I mean, adek mamanya siapa ya namanya?” Aidyn terdiam terlihat berpikir. “Sofia.” Bryan melipat kedua tangannya didepan dada.

My Childish Man ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang