4. Ditinggal nikah

7.6K 388 17
                                    

Esther, Kai, Wisnu, dan Bryan sedang berkumpul ditengah restorannya Wisnu untuk membicarakan apa saja yang telah mereka lakukan selama dua belas tahun ini.

Acara bincang-bincang ini membuat Kai sadar bahwa hidupnya tidak ada faedahnya. Membuat Wisnu sadar bahwa semakin tua, ia semakin tampan dan makmur. Hanya dirinya diantara keempat sahabatnya yang sudah menikah. Dan membuat Bryan sadar bahwa selama ini ia menjalani hidup dengan hobi yang cukup menyenangkan namun tidak penting sama sekali. Malah meninggalkan seorang bocah untuknya.

Bryan memiliki empat sahabat yang sudah bersamanya dari kecil. Kaiandra Wijaya, Wisnu Januar, Noah Swan, dan satu lagi Kendrick Thie.

Kendrick sendiri yang tinggalnya di Inggris. Dia pindah dengan orang tuanya setelah tamat SMA. Tapi mereka masih kontak-kotakkan sampai saat ini.

Dari yang mereka ketahui, Kendrick sebentar lagi juga akan kembali ke Indonesia.

“ngomong-ngomong kabar siska gimana kak? Kak cassie juga?” tanya Esther. “Siska ya gitu-gitu aja. Kalau Cassie uda nikah lah, anaknya uda dua.” Siska membelalak kaget. “serius?! Wah! Pokoknya besok gue harus kerumah tante eliz kak, waduh kangen banget sama kak cassie dan siska!” ujar Esther ke Kai. Tentu saja karena selama disini, Kai yang akan menjadi supirnya.

“ngomong-ngomong kak noah, sama kak ken apa kabar ya?” Tanya Esther.

“noah baru ke thailand semalem, kalau ken katanya mau balik kesini mingdep.” jawab Wisnu. Selain Kai dan Bryan semua teman-temannya Bryan ini anak tunggal.

Tidak terasa mereka berbincang hingga berjam-jam lamanya.

“bukannya ini uda waktunya lo dateng ke mcbcma?” Wisnu melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah satu siang. Dahi Esther berkerut mendengarkan ucapannya Wisnu.

“Mcb apaan?”

mcbcma. Makan ciang bareng calon mamanya aidyn.” Jawab Kai disertai tawa dari Wisnu. Esther melirik Bryan yang terlihat sebal dengan ejekan kedua sahabatnya ini. Sebal namun terbiasa. Sepertinya Mcbcma ini sudah berlangsung selama puluhan kali.

“sialan lo pada. Yauda deh gue cabut duluan ya. Ther, gue duluan ya. Kalau mau dateng ke rumah mama dateng aja, mama juga pasti seneng,” ujar Bryan sebelum bangkit setelah melirik jam ditangannya.

“lain kali gue ajak lo ketemu sama anaknya bryan dek,” ujar Kai. Esther mengangguk semangat. “eh tunggu.” Esther meraih ponselnya yang berdering nyaring.

halo sayangkuu!”

“uda sampe gue. Pagi ini.”

“ya ini kan makanya gue bilang.”

“siapa?” tanya Kai. Esther berdecak dan meletakkan telunjuknya didepan bibirnya--mengisyaratkan Kai untuk diam.

kapan ketemu? Gue kangen banget sumpah.”

“yauda deh, eh iya! Kara besok juga balik kesini kan. Kalau gitu besok aja ketemunya, sekalian bareng kara. Gue juga kangen itu curut satu. Yoi. Bye!”

“lo uda punya cowo ya! Kok ga bilang-bilang gue?” Interogasi Kai saat Esther selesai bertelepon. Esther menggeleng, “bukan. Temen gue ini. Oh iya! Lo jomblo kan kak? Sama temen gue mau ga? Cantik tau. Mana abis patah hati lagi.” tanya Esther. Kai terlihat senang.

“serius? Mana coba gue liat fotonya.”

“jangan kasih kakak lu dek, gini-gini dia buaya banget. Apanya yang jomblo, cewenya segudang.” ucapan Wisnu membuat Esther mengurungkan untuk menunjukkan ponselnya. “serius? Anjir lu! Gua hajar sini lu!”

My Childish Man ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang