part 4

3 0 0
                                    

Matamu merupakan pemandang candu untukku
Renand Abizar

"kak Renand kalau cinta ke Aca, Aca juga" ketika hendak menututp pintu mobil entah mengapa aca mengucapkan demikian, mengucapkan kalimat itu entahlah aca juga masih bingung namun aca dapat melihat senyum renand yang begitu terlihat bahagia,  dan dirinya?  Hanya senyum simpul penuh tanda tanya.

"kakak duluan " Renand seperti kehabisan kata kata atas ucapan aca,  seperti ingin merutuki diri mengapa mengatakan demikian,  dan terbesit pertanyaan apakah aca mendengar kaliamat pertamanya?

Bodoh,  bodoh sekali aca mengucapkan kepura-puraan yang dampaknya pasti luar biasa.

Baru saja aca beranjak dari aktivitas makan malam nya polsel nya itu berdering nyaring,  dan "ah,  sebal sekali kenapa harus dari Kak renand? " deringan polsen itu membuat aca jengkel dan mau tak mau dia harus mengangkat sebagai bentuk pertanggungjawaban aca atas ucapannya tadi siang.

"malam ca? " ucap orang dari sebrang sana.

"malam juga ka renand"  mungkin ini saatnya menjadikan renand sebagai penutup luka aca.

"aku cuma mau bilang,  besok aku jemput kamu"
Tut.. Tut.. Tut..
Sambungan itupun terputus sepihak oleh Renand,  dan aca hanya bisa melongo tak percaya dibuatnya.

"kak renand ini apa apaan sih?  Besok kan hari libur" aca sebal karena renand bertingkah demikian.

Setelah mengangkat telfon itu acapun beranjak ke kasur nya membentuk bintang besar dan melelapkan matanya..

Tringg.. Tring...
Baru saja melelapkan mata ponsel aca sudah berdering dengan nyaringnya. Dengan malas aca pun beranjak dari kasur dan meraih ponselnya itu.

"Natasyaaa cintakuuu" ah sudah bisa diduga pasti fani.

"apaan si fan telfon malem-malem gini,  dah ngantuk tau".

"gini,  aku mau cerita kalau besokk aku ...."
Tiba tiba panggilan itu terputus,  mungkin kuota fani habis. Entahlah aca tak peduli yang terpenting kini adalah aca harus melanjutkan tidur nya.

Pagii telah tiba,  seperti hari libur biasanya aca membantu ibundanya untuk menyiapkan sarapan hari ini,  tertawa dan saling memguatkan bersama bundanya itu adalah hal yang luar biasa daripada harus terluka dengan keadaan yang ada.

Setelah makanan siap aca dan bundanya pun melanjutkan kegiatan dengan sarapan pagi, tidak ada yang istimewa hanya bunyi nyanyian sendok yang beradu dengan piring.

"Assalamualaikum,  permisi"
Terdengar ketukan pintu dan salam yang terdengar dari luar rumah itu.

"Aca,  bunda bukakan pintunya dulu kamu lanjutkan makan setelah itu tolong dibereskan ya"

"siap bunda"

Akhirnya Bunda membukakan pintu rumahnya dan terlihat sesosok laki laki tampan yang berdiri di depannya dengan sunggingan senyum yang tak asing dimatanya.

"Permisi tante,  saya Renand temennya aca, acanya ada tan? " ucap pemuda itu setelah mencium tangan Rini terlebih dulu.

"oh,  iya ada masuk dulu sini" akhirnya Rini pun mempersilahkan Renand masuk, lantas langsung menuju dapur untuk memanggil aca.

Renand pun tertegun dengan konsep dalam rumah aca, ruangan serba putih dengan hiasan bunga mawar putih dan bingkai bingkai maupun lukisan yang semua berwarna putih luar biasa.

"eh kak renand" tak lama sejak bunda aca membukakan pintu ternyata bundanya datang sambil menyampaikan "ca itu ada temen katanya namnya Renand"
Ah seketika aca teringat ucapan pemida itu semalam,  jadi ini maksud dijemput itu.

TERIMAKASIH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang