....
Tidak seperti pagi biasanya, kali ini Aca berangkat lebih awal, Mandi pukul 5 dan siap pukul 6 seperti keseharian Fani, ini Aca lakukan supaya dia bisa secepatnya menyelesaikan permasalahan nya dengan Fani.
Akhirnya pukul 6.15 Aca telah sampai di sekolahnya, jalanan masih sangat lengang sehingga hanya dengan 15 menit aca sudah sampai di SMA Rajawali ini, langsung saja Aca melangkahkan kakinya untuk menuju ke Kelas nya XI MIPA 2.
"Assalamualaikum" ucapan salam Aca ternyata tidak dijawab dan ya belum ada yang berangkat, bagus.
"Kok Fani belum berangkat biasanya jam 6 dia udah Ngefoto kelas ke aku" ucap aca sambil menerawang kebiasaan Fani.
Hingga akhirnya kelas berangsur angsur ramai sampai mendekati bel berbunyi baru lah Fani memasuki kelasnya itu, tanpa salam tanpa sapa apalagi senyuman, hanya wajah datar yang tertera di muka fani.
"Hai fan, tumben kamu baru berangkat, aku tadi berangkat pertama loh, jarang-jarang kan" ucap Aca dengan raut wajah gembira, senyuman yang membuat siapa saja terpana namun tidak dengan Fani.
"Fan, sini tas nya" ucap Aca setelah Fani sampai disamping meja nya.
"lepas" Fani sama sekali tak memandang Aca dia hanya berjalan lurus ke belakang kelas dan membiarkan Aca begitu saja.
"Kenapa si sebenarnya Fani?" Ucap Aca dalam Hati.
Setelah beberapa saat Devia pun duduk di samping Aca.
" Ca aku duduk sini ya, Fani minta sama Nadine" ucap Devia sambil meletakan tasnya di bangku milik Fani.
"oh iya, Dev duduk aja". Ucap aca sambil menenggelamkan Wajah kelipatan tangannya.
Seisi kelas pun heran terhadap Fani dan Aca, dua sahabat yang tidak pernah terpisahkan sejak kelas X dan sekarang bak musuh yang tak saling kenal.
"Ca kamu ada masalah apa si sama Fani?" Devia pun menanyakan demikian siapa tau dia bisa membantu, pikirnya.
"aku juga gatau dev, Fani tiba tiba kaya gitu ke aku" ucap Aca kebingungan.
"Padahal waktu dirumah kamu dia masih deket banget tuh sama kamu". Devia pun keheranan, karena setaunya Fani itu sangat akrab dengan Aca.
"udah lah biarin aja aku juga bingung".
Akhirnya setelah bel istirahat berbunyi, Aca hendak memberanikan diri untuk menanyakan apa sebenarnya kesalahannya pada Fani.
"Fan, kantin yuk" Ajak Aca. Dan ternyata ajakan Aca itu hanya dianggap angin lalu oleh Fani, Fani pun bergegas ke kantin dengan mengajak Nadine dan Saras.
"Ca, sama aku aja yuk" Devia Pun merasa kasihan terhadap Aca ini, baru kali ini Devia melihat 2 gadis ini bertengkar.
"ngga usah Dev, aku udah ngga pengin ke Kantin". Akhirnya Aca pun pergi dari kelas itu menuju ke taman belakang sekolah, duduk di pohon rindang ini adalah pilihan aca kali ini. Jika biasanya Aca akan memakan Bakso supernya mbak Jum bersama Fani sekarang Aca menatap teriknya panas matahari sendirian.
Tanpa di duga buliran buliran bening itupun berjatuhan dari manik mata milik aca, dengan disertai isakan Aca pun menangis karena bingung dan tak mau kehilangan Fani sahabatnya itu.
"nih diminum, biar sedikit tenang" suara itu iya itu suara Narendra, setelah meletakan minuman dingin itu Rendra pun duduk di samping Aca.
"Kamu kenapa, hmm? Ucap Rendra sambil menyibakan rambut panjang aca.
"Rendra, Ngga papa, makasih" akhirnya Aca pun meneguk minuman itu sampai habis.
"tumben kamu nangis, sendirian lagi, Fani mana?" ucap Rendra sambil celingukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERIMAKASIH CINTA
RomanceCinta? siapa tak mengenalnya siapa yang tak pernah merasakan nya? kuyakini semua tau dan pernah mencintai. Dan sakit adalah resiko jika cinta harus terus mengalah. Mencintainya bagiku adalah bahagia dan luka yang berhasil aku ciptakan sedemikian...