Tidak ada yang bisa dipaksa
Termasuk keinginan
Untuk mencinta.Narendra.
Pagi ini sedikit berbeda dengan pagi biasanya, jika biasanya aca menerbitkan senyuman tapi pagi ini aca merintih kesakitan ditambah lagi dengan note di meja yang mengatakan bundanya sudah berangkat bekerja itu membuat aca semakin pusing sendiri.
Akhirnya aca pun bersiap memakan sarapan yang telah disiapkan dan berangkat dengan diantar pak asep supir pribadinya.
"Neng, kok mukanya pucet gitu, lagi sakit?" tanya pak asep dengan raut wajah khawatir.
"cuma kecapean aja kok, yuk pak berangkat udah siang nih takutnya macet" ucap aca sambil menyunggingkan senyumannya.
"siappp nengg"
Setelah melalui perjalanan kurang lebih 30 menit akhirnya aca sampai juga disekolahnya, sambil melangkahkan kaki menuju kelasnya aca tak lupa untuk menyapa siapa saja yang berpapasan dengannya, termasuk kak Renand.
"pagi kak renand" ucap aca sambil tersenyum.
"aca, kamu kenapa?" bukannya menjawab sapaan aca justru renand menelungkupkan kedua tangannya ke wajah aca sambil mengekspresikan kekhawatirannya kepada bocah yang satu ini.
"nggapapa kok, cuma kecapean aja" ucap aca meyakinkan.
"gara-gara kemaren?" tanya renand menyelidik
"ehem ehem pagi pagi udah pacaran aja di koridor sekolah" ucap fani sambil tersenyum meledek.
"apa sih fan, gausah ngaco deh" ucap aja sambil menyikut lengan fani.
"loh ca, kamu kenapaaa kok pucet gitu? Ucap fani sambil melihat setiap detail wajah aca.
"nggapapa, eh kak duluan ya? " ucap aca sambil menarik tangan fani dan melambaikan tangan kepada renand
"caaa, kelas kita lurusss" ucap fani sambil menunjukan arah, fani berpikir bahwa sakitnya aca hari ini membuat dia lupa jalan ke kelasnya sendiri.
"apasih, temenin aku ke toilet"
"oh ke toilet okedeh"
Sesampainya di toilet aca pun memperhatikan wajah nya, pantas saja aca mendapati tatapan aneh dari anak anak yang lain ternyata, mata yang sayu dan berlingkar gelap, wajah putih pucat tak ada meronanya sedikitpun, bibir kering ditambah dengan rambut terurai aca seerti melihat hantu di cermin, tak disangka diapun tertawa sendiri melihat penampakan wajahnya sambil berpikir bisa bisanya dia dengan percaya diri menyapa siapapun yang berpapasan dengannya tadi.
"ca? Kenapa sih kok ketawa gitu? " fani merasa takut sendiri dengan sahabatnya ini yang mirip dengan hantu penjaga toilet.
"bawa sisir, bedak sama liptin?" ucapan aca yang sungguh tak biasa bagi fani, ya karena aca tak pernah berdandan baru kali ini aca menanyakan alat make up ke fani.
"bawa lah" bukan fani namanya kalau tidak membawa perlengkapan salon.
"sini pinjem"
Akhirnya aca memoles wajahnya dengan bedak, bibir dengan liptin dan menyisir rambutnya dengan rapi, terlihat cantik menurutnya.
"nah gimana fan? " tanya aca sambil tersenyum
"lumayan ga pucet"
"ih kok lumayan jarang jarang aku pake ginian kali"
"iya iya, ayo ah ke kelas, jarang jarang juga kan kita berangkat bareng, biasanya kan kamu kaya kebo siang bangettt Berangkatnya.
"hemm kayaknya hari ini aku siang deh, kamu aja yang lagi ngebo"
KAMU SEDANG MEMBACA
TERIMAKASIH CINTA
RomanceCinta? siapa tak mengenalnya siapa yang tak pernah merasakan nya? kuyakini semua tau dan pernah mencintai. Dan sakit adalah resiko jika cinta harus terus mengalah. Mencintainya bagiku adalah bahagia dan luka yang berhasil aku ciptakan sedemikian...