Pegangan

29 3 0
                                    

Di perjalanan pulang tidak ada yang memulai untuk berbicara baik Nando maupun Lia hanya ada keheningan di antara mereka berdua.

"Dimana?" Nando memecah keheningan.

Lia yang mendengar Nando berbicara sesuatu langsung menengok "Apa?" sedikit berteriak karena berisik suara kendaraan.

"Rumah." yang langsung disahuti Nando.

"Oh, itu Perumahan Indah Blok 3 No 29." jelas Lia dengan lengkap.

Hening beberapa menit.

"Pegangan gua mau ngebut." suruh Nando.

Lia kaget dengan penuturan Nando dengan wajah yang sudah memerah seperti kepiting rebus, apa dia salah denger diapun tidak menghiraukan itu.

Nando menghela nafas "Disuruh pegangan." sambil menuntun tangan Lia untuk memeluk perutnya. Lia yang kaget dengan perlakuan Nando secara tiba-tiba semakin gugup.

"Duh, kenapa nih ko aku gugup gini sih mana jantungnya berasa cepet lagi", batin Lia yang bingung dengan keadaan ini. Seketika Nando menambah kecepatannya sehingga Lia reflek mengeratkan pelukannya. Nando yang merasakan itupun tersenyum dibalik helm full facenya.

••••

Mereka akhirnya tiba dipekarangan rumah minimalis itu.

Lia turun dari motor Nando dengan hati-hati "Mm makasih ya." ujarnya dengan pelan sambil menunduk karena tidak berani menatap wajah Nando.

"Ngomong liat orangnya." dingin Nando.

Lia yang sangat gugup dengan pelan mengangkat wajahnya dan akhirnya bertemu dengan mata itu, mata indah yang dimiliki Nando.

"Makasih." sekali lagi dengan menatap matanya.

"Iya sama-sama." sambil tersenyum tipis ke arah Lia. Setelah itu Nando pergi meninggalkan Lia yang masih mematung di tempatnya.

Lia yang melihat Nando sudah pergi segera masuk kerumahnya dengan perasaan yang nggak karuan. Tanpa diketahui ada laki-laki yang sedari tadi mengintip dari jendela.

"Dorr!" teriak Arnos mengagetkan Lia adiknya. Ya laki-laki yang mengintip itu Arnos.

"Aaaaa!" kaget Lia sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Lia yang mendengar laki-laki tertawa disampingnya itu langsung membuka kedua tangannya.

"Aa jahat banget sih Bang Arnos, Lia kan kaget." sambil memukuli abangnya yang masih tertawa.

"Eh lo pulang dianterin siapa dek, pacar yaa?hayyoo." tuduh Arnos sambil menggoda adiknya.

"Ih eng engga, apaan sih Bang Arnos gajelas banget dah mana nuduh-nuduh itu pacar Lia lagi." omel Lia sambil berbicara gagap.

"Lah itu tuh apa kok ngomongnya jadi gagap gitu sih." godanya.

"Ih udah ya bang yang jelas itu bukan pacar Lia, sekarang Lia mau ke kamar dadah." pamit Lia buru-buru sambil mencium pipi Arnos.

••••


JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT😉

ArseliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang