5. TAKDIR✅

1.1K 163 29
                                    


Jangan lupa kasih vote dulu sebelum baca ^_^




Selamat membaca!

***

Bel pulang telah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Namun Adira dan Cecilia masih berada di kelas mereka walupun yang lain sudah pada pulang sejak tadi.

"Gak papa cil. Kamu pulang duluan aja." ujar Adira dengan memegang sebuah sapu di tangannya.

"Tanggung tau, orang sedikit lagi beres kok. Tinggal jajaran paling ujung aja yang belum disapu," kata Cecilia tak menghiraukan perkataan Adira dan dia tetap melakukan pekerjaan menyapunya.

Alasan mereka belum pulang memang karena Adira hari ini kebagian tugas piket. Dan karena teman-teman yang se jadwal dengan Adira tidak ada yang membantu, untuk itu Cecilia berinisiatif membantu Adira membersihkan kelas mereka.

Dan akhirnya setelah Adira dan Cecilia menyelesaikan kegiatan menyapu mereka. Adira dan Cecilia pun bersiap untuk pulang. Mereka berjalan keluar kelas bersama.

"Kamu pulang naik apa? Kakak kamu pasti udah pulang ya?" ujar Adira bertanya.

"Nggak tau juga sih. Paling nanti naik angkot kalau kakak gue udah pulang," Jawab Cecilia.

Drrt... Drrt...

Ponsel di saku Cecilia bergetar menandakan kalau ada telepon yang masuk.

"Sebentar ya," kata Cecilia dan diangguki oleh Adira. Kemudian dia merogoh sakunya dan mengambil ponselnya.

Cecilia melihat tulisan 'kak Evano jelek' terpampang di layar ponselnya.

"Kenapa kak?" tanya Cecilia to the point. Karena kakaknya itu tidak suka berbasa-basi.

"Lo dimana?" tanya Evano berbalik nanya.

"Gue masih di kelas. Emangnya ada apa? Lo-"

Belum selesai Cecilia bertanya, kakaknya sudah memutuskan sambungan telepon dengan sepihak begitu saja.

"Kebiasaan!" gerutu Cecilia.

"Siapa? Kakak kamu?" tanya Adira.

"Hmm..., Nyebelin banget tau dia. Main matiin telepon aja, belum juga gue selesai ngomong!" ucap Cecilia mendumel.

"Hai." ucap seorang lelaki yang tiba-tiba berdiri di samping Adira dengan memasang senyum manis.

"Ehh, Kak Ravin?" ucap Adira spontan menoleh. Terkejut melihat kedatangan Ravin yang tiba-tiba.

"Tumben kok belum balik?" tanya Ravin. Kepo.

"Iya kak, tadi aku abis piket dulu," jawabnya menatap Ravin.

"Kebetulan gue juga udah mau balik. Gue anterin ya." ujar Ravin menawarkan.

Adira menggaruk rambutnya yang tak gatal, "gimana ya, tapi aku mau pulang sama temen aku. Jadi-"

"Eh, Kita kan gak mau pulang bareng?" sela Cecilia menyahuti ucapan Adira.

Adira menghela nafas, kemudian dia tersenyum ke arah temannya itu. Entah Cecilia yang tak peka ataupun apa, yang jelas Adira sekarang merasa tak enak hati kepada Ravin. Karena secara tidak langsung Ravin pasti tau kalau Adira hanya mencari alasan agar dia tak pulang bersama Ravin.

Ravin sendiri sudah terbiasa atas penolakan yang selalu Adira berikan kepadanya. Sampai penolakan terakhirnya saat Ravin menyatakan perasaanya kepada Adira, Ravin masih tetap akan memperjuangkan cintanya untuk Adira.

EVANDIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang