19. MEMBUTUHKANNYA✅

677 61 8
                                    


Selamat membaca!

***

"Padahal orang nya ada disini!"

Ada di sini?

Adira sangat yakin hanya dia lah orang yang berada di sini selain Evano. Tidak ada siapapun selain mereka berdua.

"Di sana, di tempat lo berdiri. Nyatanya orang itu adalah lo, Adira!"

Deg

Adira berdiri kaku. Pasokan udara nya semakin menipis lain lagi dengan degup jantungnya yang semakin menggila. Seperti de javu, saat Ravin menembaknya. Hanya saja yang membedakan adalah perasaannya tidak seperti sekarang ini saat dulu di tembak oleh ketua OSIS itu. Perasaannya sekarang serasa tak karuan.

Adira belum sepenuhnya sadar, dirinya masih mencerna setiap kata yang di lontarkan Evano.

Apa memang benar dirinya?

Oh ataukah ini hanya lah mimpi Adira semata?

Lamunan Adira tersentak kala sebuah lengan menepuk bahunya. Sekarang Evano sudah berdiri dihadapannya dengan lengkungan manis yang terpatri di bibirnya. Membuat Adira mengerjapkan matanya beberapa kali. Saraf nya masih belum berjalan normal kembali.

"Gue tau lo pasti kaget, ya?" Evano memegang kedua bahu Adira hingga Membuatnya terkesiap.

"Sorry, Tapi..." Evano menahan kalimatnya. Dia mendekatkan wajahnya dengan Adira. Hingga Adira bisa merasakan deru nafas Evano. Pipinya sudah bersemu merah. Evano mengunci tatapan Adira.

"Gue memang suka sama lo, Adira." ungkap Evano menatap lekat kedalam netra Adira. Lagi-lagi membuat Adira tak bisa berkutik sedikit pun. Jadi orang yang Adira kira menjadi wanita beruntung yang bisa di sukai oleh Evano adalah ia, dirinya.

Evano beralih mengusap surai rambut Adira dengan sebelah tangannya. "Gue harap lo gak merasa terbebani dengan pengakuan gue. Gue cuma gak mau nyimpan perasaan gue terlalu lama."

"Kalau boleh, gue sekarang pengen egois. Gue pengen lo juga membalas perasaan gue," ujar Evano menjeda kalimatnya.

"But, that's your decision, your rights." ucap Evano. Bagaimanapun juga dirinya harus bisa membuang sisi egoisnya untuk Adira.

Adira meremas jari nya. Perasaannya semakin tak menentu saja. Terkejut, senang, cemas, bingung, deg-degan, semuanya menjadi satu kesatuan.

Dia menggigit bibir bawahnya. Hendak mengatakan sesuatu.

"A-Aku," tak bisa dipaksakan. Adira merasa mulutnya tak bisa berfungsi dengan baik saat ini, terasa kelu.

"I'm waiting for your," Evano mengusap pelan pipi Adira. Membuat Adira sejenak menahan nafasnya. ritme jantungnya semakin cepat berpacu.

Entah keberanian dari mana Evano melakukan skinship itu. Tapi Adira benar-benar telah memperdaya Evano. Bahkan dirinya hampir saja kelepasan saat wajah Adira begitu dekat dengan dirinya, untung dirinya buru-buru menjauh dari Adira. Sebegitu besar pengaruh Adira terhadapnya.

Evano segera menjauhkan tangannya dari wajah Adira. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Evano menatap Adira, "Gue balik. Besok lo di jemput sama Cecilia." ucap Evano sebelum beranjak. Evano akan memberikan waktu untuk Adira setidaknya untuk saat ini, namun tidak berlaku untuk nanti.

Evano bernafas lega, setidaknya sekarang dia sudah mengatakan yang sejujurnya mengenai perasaan nya untuk Adira. Dan jika nanti ternyata perasaan Adira bukan lah untuknya, Evano tak akan menyerah, dia akan memperjuangkan nya.

EVANDIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang