15. SAHABAT? BULSHIT!✅

799 84 13
                                    

Jangan lupa kasih vote dulu sebelum baca ^_^

Selamat membaca!

***

Sekarang jarum jam di pergelangan Evano menunjukan pukul 4 sore. Setelah dia mengantarkan Adira pulang, sesuai rencana nya kali ini dia akan bertemu dengan seseorang. Seseorang itu adalah teman-teman Evano sewaktu di Bandung yang termasuk kedalam GENG RAKSA. Mereka sudah menentukan tempat mereka bertemu, yaitu di gedung tua. Tempat dimana basecamp tersembunyi mereka di jakarta. Tempat yang waktu itu di datangi Evano dan Adira.

Sekarang jalan ibu kota sedang dalam keadaan macet, karena berhubung saat ini adalah jam pulang untuk para pekerja kantor. Evano merasa tidak enak, mungkin mereka sudah menunggu Evano sedari tadi. Coba bayangkan saja mereka sudah menyepakati waktu bertemu di jam 2 siang dan sekarang sudah pukul 4 sore. Mungkin jika tadi Evano tak mengajak Adira segera pulang, ibu nya pasti akan menahan Adira lebih lama di rumah nya. Sejujurnya Evano senang melihat ibunya menyukai Adira, itu berarti Evano sudah mengantongi restu dari ibunya, hanya saja hari ini Evano sudah ada janji.

Setelah menepikan mobilnya di tempat tujuan, Evano bergegas masuk ke dalam gedung menghampiri teman-temannya yang sudah lama menunggu.

“Akhirnya lo datang juga, No!” ucap seorang pria yang pertama menyadari kehadiran Evano. Dia lah Erdian yang waktu itu mengirimkan pesan kepada Evano, Erdian laki-laki berparas tampan dengan sejuta pesona.

Evano berhigh five terlebih dahulu dengan dua orang kawan nya sedari kecil yaitu Erdian dan Rafi. Kemudian beralih kepada tiga orang anggota RAKSA lainnya yang selalu memanggil Evano dengan sebutan 'bang' karena umur mereka yang berada di bawah Evano.

Seperti biasa jika mereka datang ke tempat ini sebuah kursi khusus yang terbuat dari kayu dan juga barang bekas seperti drum dan lain-lain yang selalu mereka––GENG RAKSA––gunakan sebagai tempat duduk mereka.

Sorry! Gue tadi ada urusan dulu.” ucap Evano seraya mendudukkan bokongnya di kursi.

“Gak papa bang. Santai aja! pak ketua udah nyiapin makanan banyak. Jadi gue ikhlas nungguin lo lama juga, yoi gak bang Fi?!” kata Deden kembali menyantap makanan yang di siapkan oleh Erdian.

“Yoi den!!” sahut Rafi membenarkan. Sama dengan Deden Rafi kini tengah menyantap makanan ayam cepat saji di tangannya.

Evano geleng-geleng kepala melihatnya. Ternyata kelakuan mereka sama saja, tak berubah juga.  Makanan is the most important kalau kata mereka berdua.

“Bang gimana kabar lo, tante Anisa sama adek cerewet lo si Cecilia?” kali ini yang bersuara adalah Arga,  sepupu Evano anak dari adik Almarhum Ayah-nya. Dia juga tergabung dalam RAKSA.

Evano menoleh ke arah sepupunya, Arga. “Baik,” jawab Evano.

“Yaelah bang, Gak bisa panjangin dikit apa jawaban nya? ” komen Arga yang mendapat respon gendikkan bahu dari Evano

“Bilang aja lo kangen sama Cecilia!” ucap Irgi––kembaran nya––berniat menyindir Arga dengan wajah datarnya yang 11 12 dengan Evano. Berbeda dengan Arga kembarannya yang sedikit blak-blakan.

Arga mendengus kesal mendengarnya, “Kalau gue kangen emangnya kenapa? Masalah buat lo? Gue mah ngaku ya kalau emang kangen. Gak kayak lo di hati kangen tapi di mulut lain lagi!” balas Arga men Skakmat kembarannya. Mungkin orang lain belum tahu bahwa kembarannya itu menaruh hati kepada Cecilia walau Irgi tidak mengakui itu. Tapi tidak bagi dirinya, Kembarannya, yang pasti tau apa yang diinginkan kembarannya. Walau dirinya memang dekat dengan Cecilia tapi itu hanya sebatas adik kakak saja, Arga sudah menganggap Cecilia sebagai Adiknya.

EVANDIRA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang