Audrey dan Natte menghabiskan sepanjang hari di resort. Audrey mendengar dari salah satu pegawai kalau resort ini milik keluarga Natte, dan dia bertanya apa Natte sering membawa teman wanitanya kemari dan pegawai itu menjawab kalau Audrey yang pertama. Audrey tersenyum girang, tapi senyumnya berubah saat dia melihat Natte ada di belakangnya dengan muka kesal.
"Kau tidak percaya padaku?" Tanya Natte sambil membanting keras pintu kamar. Meskipun dia hanya mengenakan celana pendek dan kaos tanpa kerah, Natte masih terlihat meggoda dihadapan Audrey. Jadi dia lebih memilih menciumnya saat Natte membuka kaos karena kegerahan daripada menjawab pertanyaan darinya. Mereka baru saja kembali dari pergi berjalan-jalan disekitar resort, dan Audrey harus menghadapi kekesalan Natte lagi.
"Aku lebih suka rumahmu dari pada di sini," kata Audrey manja.
"Kenapa?" Tanua Natte benar-benar penasaran.
"Kau sering marah-marah."
Natte menahan tawanya, lalu berbaring di atas ranjang dan mengambil buku.
"Apa kita tidak akan melihat matahari terbenam Natte? Kita akan kembali nanti malam, apa tidak sayang melewatkannya?"
"Kita lihat nanti," kata Natte.
Audrey ikut rebahan, tapi berlainan arah.
Dia menggoda tubuh Natte dengan jari kakinya. Tidak butuh waktu lama untuk membangunkan adik Natte, dia sudah menjembul dan Natte buru-buru menutupnya dengan selimut tapi Audrey cepat mengetahuinya.
"Aku menyerah," kata Natte sambil meletakkan bukunya. "Aku menyerah," ulangnya.
Audrey tersenyum menang, dia berdiri dan mengulurkan tangannya agar digenggam Natte.
"Tidak ada cumbuan di pantai," larang Natte. Audrey mengangguk menyetujui.
Awalny mereka hanya berpegangan tangan sambil menikmati senja di bibir pantai. Tapi seolah ombak memanggil Natte untuk menikmati deburannya. Natte menganganggat tubuh Audrey masuk ke pantai. Audrey menjerit karena kaget tapi sesaat kemudian dia melingkarkan tangannya di leher Natte. Menaik turunkan tangannya di leher Natte sambil menikmati ciuman panas lelakinya. Natte membuka dua pakaian luar Audrey, dan wanita ini langsung polos tanpa busana. Seharian ini Audrey memang enggan memakai dalaman, dia bersiap kapanpun tubuh Natte menginginkannya seperti saat ini.
Tubuh Audrey sedikit sakit karena berada diantara tindihan Natte dan kerikil-kerikil kecil, tapi itu menjadi sensasi yang menyenangkan untuknya. Natte terus mencumbunya tanpa henti, Audrey bahkan sudah menggelinjing beberapa kali. Mereka mencapai klimaks bersamaan dengan menghilangnya senja.
Mereka kembali tanpa busana dan membilas tubuh mereka bersama-sama. Natte melempar handuknya keluar dan memakai handuk yang masih Audrey gunakan untuk mengeringkan tubuhnya.
Karena beberapa kali tubuh mereka bertemu karena ketidaksengajaan, membuat penis Natte tegak begitu saja dan mengenai paha Audrey. Mereka tertawa, lalu Audrey mencium leher Natte.
"Maaf Mas Natte, saya pikir tadi masih ada di pantai jadi saya langsung masuk untuk merapikan kamar," kata pegawai itu sedikit malu melihat adegan meraka. Natte mengangguk, lalu melanjutkan ciuman mereka dari balik handuk. Pegawai itu langsung pergi meninggalkan mereka berduaan lagi.
Natte membuang handuknya saat mendengar pintu kamar ditutup. Audrey terus mencium telinga, leher dan bibir Natte sementara tangannya meraba-rapa punggung dan sesekali mencubit bokong. Natte mendesah dan sesekali memanggil nama Audrey, membuat wanita ini semakin liar. Dia mencium dari dada dan berhenti di pangkal paha Natte, membiarkan batang itu tak tersentuh. Natte memberi tanda untuk menyentuhnya, tapi tidak dihiraukan Audrey. Natte yang frustasi menganggat bahu Audry agar mereka sejajar. Tangan kiri Natte mengunci kedua tangan Audrey di atas kepala mereka. Natte mendorong tubuh Audrey menuju tembok, dia memainkan lidahnya di dalam mulut Audrey. Audrey nampak kewalahan bahkan dia sedikit sulit mengambil nafasnya sendiri. Itu dimanfaatkan Natte menekan dalam-dalam puting Audrey yang sudah sangat mencuat tinggi . Audrey yang ingin menjerit karena nikmat tidak bisa karena terus diserang Natte secara bertubi-tubi.
Natte menuntun Audrey agar jongkok lalu dia mulai menjamah payudara dan kewanitaannya dari belakang. Natte langsung membawa ke ranjang saat kejantanannya semakin mengeras. Dia membiarkan Audrey ada di atasnya lebih dulu, memompanya penuh elegan. Tapi beberapa menit kemudia dia menguasai Audrey dibawahnya dengan genjotan yang semakin tak terkendali. Natte terus meracau diantara cumbuan mereka sampai akhirnya penisnya ia tempelkan di bokong Audrey dan mengeluarkan cairan kental. Dia langsung lemas dan mendekap Audrey dalam pelukannya. Dia mencium kening Audrey lalu membawanya ke alam mimpi.