Part 11

528 10 0
                                    

"Kalian sedang bertengkar?" Tanya Gina saat mengikuti Audrey membuat kopi di dapur.

"Lebih tepatnya kami sudah selesai."

"Apa maksudmu?"

"Mecca jauh lebih mencintai dia daripada aku Gina."

"Kau egois. Tidak memikirkan perasaannya."

"Akan lebih egois kalau aku tetap melanjutkan semua ini tanpa perasaan. Itu akan jauh lebih menyakiti dia.

"Terserahlah. Malam ini aku menginap di tempat Frans, kupikir kau akan butuh dia."

"Aku akan menahannya sebisaku."

"Hahaha. Terserahlah. Aku akan tinggalkan kalian berdua."

Audrey hanya mengangguk.

Gina tersenyum saat melewati Natte di ruang tamu. Pria ini terlihat kacau menurutnya.

Gina melajukan mobilnya secepat mungkin agar terhindar dari kemacetan yang akan berlangsung sebentar lagi. Dia ingin sampai apartment lebih dulu dari Frans.

Gina berhasil. Belum ada tanda-tanda Frans di dalam. Langkah kakinya menggaung di udara. Dia sangat menyukai tempat ini terlebih lagi pemilik dari tempat ini.

Mulut dan tangan Gina tiba-tiba diserang dari belakang. Mini skirtnya membuat ia susah bergerak dan orang itu berhasil membuat simpul ditangan Gina dengan tali. Dialah Frans, yang Gina pikir belum pulang dan ternyata sudah mengintai sedari tadi di balik pintu. Pria ini masih berjas rapi, menandakan dia juga baru sampai.

Frans menarik paksa Gina ke ruang tamu, menyuruhnya naik ke atas meja. Gina menurut dan berusa melepaskan tali dan dia tidak berhasil.

Frans melebarkan paha Gina, dan membuatnya meringis karena paksaan dari potongan skirt. Dan justru membuat Frans semakin tak karuan. Dia meraba-rapa kasar permukaan vagina Gina, ada rasa sakit dan nikmat diantara mereka. Belum berhenti begitu saja, Frans membuka paksa blouse ketat Gina dan lagi-lagi dia merusak kancingnya.
Dua gundukan besar itu seketika tampak dihadapan Frans. Frans yang sudah lapar melahapanya tanpa ampun dan meninggalkan banyak tanda di sana.

Gina meronta karena sakit dan nikmat. Matanya melotot saat melihat Frans membuka ikat pinggang. Seolah dia tak ingin menerimanya, Gina terus menerus menjerit dari balik kain yang membungkam mulutnya. Dia mencoba melarikan diri, tapi akhirnya ia terjatuh. Frans kembali menyiksanya dengan kenikmatan tanpa ampun. Merasa terganggu dengan pakaian Gina, akhirnya Frans membukanya paksa dan meninggalkan rasa perih ditubub Gina. Tapi pada akhirnya Frans memberi hadiah berupa ciuman panasnya disekujur tubuh Gina. Dia membuka pakaiannya sendiri dengan cepat karena hasratnya semakin memuncak.

Saat Frans menyadari wanitanya hampir berhasil melepaskan tali, ia menyeretnya ke dalam kamar dan mengikat Gina di sana. Kali ini Frans melepas kain yang ada di mulut Gina. Tapi belum sempat ia bernafas dengan baik, batang Frans yang sudah mengeras sudah mendarat di mulut Gina. Mulutnya tak mampu menampung seluruhnya meskipun sudah sampai pangkal. Gina mengulumnya penuh nafsu, memanjakan batang penikmat nafsu mereka berdua sebaik mungkin. Semua berhasil saat Frans mulai meracau tak karuan. Dia semakin mempercepat gerakannya dan pada akhirnya ada semprotan kencang di dalam mulut Gina.

"Reginaaaaaaa.... ahhhh... mmmmmfff."

Cairan putih kental itu memenuhi mulut Gina. Ia berusaha menelan semuanya, tapi karena begitu banyaknya masih ada yang keluar.

Frans memeluk tubuh Gina. Mulutnya masih terasa kaku karena batang Frans, tapi tubuh bawahnya masih mendamba benda keras itu.

Frans tampak tak peduli. Dia meninggalkan Gina di sana dan menutup mulutnya dengan lakban.

Fran menuju ranjang, menghadap Gina, dan memainkan penisnya di sana. Gina terlihat marah, karena harus berbagi kenikmatan dengan yang lain meskipun itu pemiliknya sendiri. Gina menjerit jerit dibalik lakban dan Frans masih memainkan penisnya dengan beberapa kali erangan.

Akhirnya Gina berhasil melepas tali yang terhubung dengan pintu dan langsung menuju ranjang, di mana kenikmatan itu berada.

Frans belum setuju untuk berbagi. Dia menjauhkan Gina dari miliknya. Gina terus mencoba dan akhirnya ia berhasil saat Frans sudah berhenti. Ada senyum dibalik lakban.

Frans membuka lakban itu dan melumatnya habis-habisan mengakibatkan Gina mendesah kenikmatan. Tubuh Gina dibalik Frans. Frans kembali melucuti pelindung terakhir ditubuh Gina. Dia menjambak rambut dan mendongakkan kepala lalu kembali melumat dari belakang. Penis tegangnya ia tempel dan gesek-gesekkan diantara gundukan besar belakang tubuh Gina. Keduanya beradu erangan. Karena semakin tak kuat Frans membuka ikatan yang tersisa di tubuh Gina sambil terus berciuman.

Frans membalik lagi tubuh Gina saat tali berhasil terlepas semua. Gina membuka stocking menggunakan kakinya dengan cara yang seksi untuk mengundang Frans jatuh ke dalamnya.

Gina membuka lebar kakinya dengan lutut di tekuk, menggigit bibir bawahnya sendiri, dengan kedua tangan memainkan putingnya yang mengeras.

Frans datang dengan lidah liarnya. Menyusuri seluruh bagian vagina Gina, mencecap, mengisap, memainkan lidahnya di dalam vagina sementara tangannya menggosok-nggosok kasar klitors Gina dan yang satu memilin puting. Benar-benar tak ada ampun saat Frans mempercepat semua gerakan. Gina berhasil menggelinjing hebat dan mengeluarkan banyak cairan pelumas di bibir Frans.

Frans tak ingin memberikan jeda untuk Gina saat dia langsung memasukkan seluruh batangnya dalam satu hentakan. Gina masih terus kesakitan saat Frans melalukan dengan cara ini, tapi pada akhirnya dia selalu berakhir dengan erangan-erangan panjangnya.

Frans membungkam mulut Gina dengan ciuman kasarnya. Gerakan yubuh mereka berhasil membuat irama indah di dalam kamar. Kedua tangan Frans meremas kencang saat ia mendekati puncak, dia mempercepat gencatannya dan berhasil membawa mereka berdua pada akhir yang nikmat.

SMILE (The Evening Golden Sun Rays)Where stories live. Discover now