End

553 12 0
                                    

Sikap Bu Maggie mulai berubah jadi lebih baik secara tulus. Pak Nathan bahagia melihatnya, bahkan dia berjanji pada dirinya sendiri untuk berusaha setia dengan Bu Maggie. Tentu saja Bu Maggie ikut bahagia dengan perubahan sikap tak terduga dari suaminya.

Sarah menyeka keringatnya setelah berolahraga sedari tadi. Dia ke kamar dan tersenyum melihat suaminya masih tertidur pulas di bawah selimut.

"Pagi sexy," sapa Sarah saat melihat Marc menggeliat di balik selimut.

"Pagi. Beri aku ciuman sayang."

Sarah yang tengah membuka gorden mendekati ranjang, duduk di samping Marc yang sekarang sudah duduk, bersandar di headboard. Tangannya terbuka, meminta dipeluk.

"Mmm. Manjanya. Aku bau sayang, habis olahraga."

Marc langsung memeluk Sarah tak sabaran. Menciumnya.

"Kamu sekarang sukanya ninggalin aku kalau pagi," rengek Marc dalam pelukannya.

"Kamu bangunnya kelamaan sayang."

"Uda bangun daritadi," kata Marc lalu melepas pelukan mereka, dan dengan cepat membuka selimut. Menampilkan miliknya yang sudah tegang di sana tanpa penghalang apapun.

Sarah menutup matanya dengan tangan, pura-pura malu. Marc melepas tangan itu. Mencium satu persatu mata Sarah, hidung dan berakhir di bibir Sarah. Melumatnya, memagutnya, menuntut lebih dan lebih lagi.

Kedua tangan Marc menarik ke atas kaus Sarah yang kemudian menampilkan dua gundukan besar terayun-ayun tanpa penghalang. Marc meliriknya sebentar lalu meremas-remas payudara penuh Sarah. Memilin puting yang mulai mengeras itu.

Tangan terampil Marc selalu berhasil membuat Sarah mengerang nikmat. Marc sudah ada di depan payudaranya, menyusu benda bulat besar itu penuh rakus. Menggigit putingnya gemas, meremasnya penuh nafsu.

Marc menancapkan penisnya ke lubang Sarah dari samping sambil berdiri. Mereka terus saja beradu desahan hingga suara mereka terdengar ke seluruh penjuru ruangan.

Marc terus memaju mundurkan penisnya, menambah kecepatannya sambil melumat bibir indah Sarah. Dia tidak membiarkan payudara montok Sarah menganggur begitu saja. Ia remas dari pangkal sementara jempol dan telunjuknya memilin kencang.

"Ahhhh... mmmmpphh..." desah Sarah. Tak jarang Sarah menggigit bibir Marc karena tak kuat akan sensasi yang ia rasakan.

***

Hujan lebat terjadi malam ini. Angin dan petir menemaninya. Tapi malam ini Sarah harus rela tidur sendiri. Suaminya harus pergi perjalanan bisnis ke luar kota dan itu membuatnya khawatir.

Marc baru saja menelfon, memberi kabar kalau dia baik-baik saja. Dengan susah payah akhirnya dia bisa tidur.

***

Sarah merasa dingin, ia ingin menarik selimut tapi tangannya tak mampu meraih. Ia membuka paksa matanya yang masih mengantuk. Betapa terkejutnya dia saat menyadari hanya memakai dalaman saja, padahal ia ingat dengan pasti tadi malam memakai piyama tebal karena dingin.

Senyumnya mengembang saat sadar ada seringai nakal dari suaminya di bawah kakinya.

"Tidurmu pulas sekali. Kau tidak sadar saat aku membukanya sayang."

"Iya. Semalam aku susah tidur tidak ada kamu di sini."

"Sekarang aku di sini, dan aku juga mau masuk ke sana," tunjuk Marc pada vagina Sarah.

Sarah terkekeh. "Biasanya juga tanpa permisi. Ayo lakukan, aku sudah rindu batang dan bolamu," balas Sarah sambil menggerak-nggerakkan jempol kakinya di tengah selangkangan Marc.

"Rrrwwwrrr."

Marc bergerak. Menggesek-nggesek vagina Sarah yang masih mengenakan celana dalam dengan telapak tangannya pelan sekali. Sementara tangan lain meremas-remas paha dalam Sarah sehingga refleks membuatnya melebarkan kaki.

Perlahan Marc menjepit bibir vagina Sarah dengan jari jempol dan tengah, membuat vagina itu semakin menjembul, lalu menekannya dalam-dalam dengan jari telunjuk dengan cepat. Sarak mengerang nikmat sambil meremas sprei. Sekujur tubuhnya langsung menegang.

"Ahhhhhhh."

Marc membuka perlahan celanan dalam Sarah tapi langsung membuangnya cepat entah kemana.

Mata Marc langsung melihat keindahan di sana. Selangkangan putih bersih. Sarah tidak membiarkan rambut kemaluannya tumbuh kemana-mana, ia merawatnyaa dengan baik. Marc mencium aroma nikmat saat mendekatkan wajahnya ke sana. Menjilati klitoris Sarah dengan pelan lalu melumatnya. Tidak butuh lama untuk Sarah mencapai klimaksnya karena ia selalu kewalahan dengan Marc.

Marc duduk di tepi ranjang, memposisikan Sarah di atasnya. Membantu memasukkan batang tegangnya menuju lubang nikmat. Sarah jongkok mengangkang dan kini sudah merasakan penis Marc ada di dalamnya. Ia mulai bergerak ke atas dan ke bawah, mampu merasakan penis Marc menyentuh dinding terdalamnya. Sarah terus mendesah.

Marc menciumi punggung polos Sarah, memainkan puting tegang wanitanya, sementara tangan satunya menggesek-nggesek klitoris Sarah. Pelumas Sarah terus saja mengaliri penis Marc hingga akhirnya mereka berakhir bersama.

The End

SMILE (The Evening Golden Sun Rays)Where stories live. Discover now