Part 10

636 10 0
                                    

Keringat Audrey mulai bercucuran, beberapa kali ia seka dan mengibas-ngibaskan kerahnya agar ada angin masuk. Dia terus mengarahkan para anggota teater untuk memerankan peran mereka masing-masing. Natte datang, dengan kedua tangannya penuh membawa camilan dan minuman. Dia setiap hari terus datang untuk melihat latihan teater atau justru untuk melihat Audrey.

Audrey tersenyum dan membantu Natte menaruh bawaannya.

"Lelah?" Pertanyaan yang setiap hari ditanyakan Natte pada Audrey.

"Lebih lelah mereka," sahut Audrey.

Natte duduk di dekat Audrey dan memperhatikan pertunjukan mereka.
Mecca mencuri pandang pada pria yang ada di samping Audrey. Tidak ada yang menyadarinya, tapi tidak untuk Audrey. Dia menyadarinya. Meski banyak siswa yang bilang mereka sudah seperti tom and jerry, berbeda dengan kesimpulan Audrey.

"Kau yakin, kalau Natte selalu datang ke tempat latihan karena Mecca?" Tanya seseorang.

"Tentu saja."

"Tapi menurutku dia menyedihkan. Maksudku Mecca."

"Kenapa? Bukankah dia sangat beruntung?"

"Menurutku tidak. Pengikutnya pasti akan meninggalkan dia kalau dia jatuh miskin."

"Benarkah?"

"Hanya karena dia kaya saja, makanya dia punya teman. Juga, Natte tidak menyukai dia, yang ada malah Mecca yang suka. Cinta sepihak gitu lah. Mana ada pria yang suka pada cewek tempramen seperti itu."

"Hahaha. Apa karena dia yang dapat peran utama makanya loe bilang begini, Widy?"

Audrey tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka saat perjalanan pulang. Setidaknya dia tidak salah pilih karena sifat Mecca jauh lebih baik dari Widy. Mecca tidak bermuka dua, tidak seperti Widy yang menjelek-jelekkan dibelakang. Tempramen Mecca buruk, tapi mungkin memang itu ciri khasnya.

Tangan kanan Audrey ada yang menggandeng, jarinya saling bertautan dengan jari orang lain.

"Natte!" Pekik Audrey.

"Ya! Pelankan suaramu."

"Kau yang lepaskan, bagaimana kalau ada yang melihat?"

"Kalau begitu..." Natte tidak meneruskan kalimatnya. Dia mengajak Audrey berlari menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi. Dan seseorang memang melihatnya.

Tubuh Audrey ada di bawah guyuran air hangat, dan tangan jahil Natte mulai menggerayanginya dari belakang. Mengecup kulit, memainkan puting dan vagina Audrey. Hanya beberapa saat saja dan tubuh Audrey menggelinjing hebat dalam dekapan Natte.

"Natte," panggil Audrey dalam pelukan Natte di bawah selimut.

"Mmm," sahut Natte sambil terus memainkan rambut Audrey yang masih sedikit basah.

SMILE (The Evening Golden Sun Rays)Where stories live. Discover now