Audrey menutup mukanya dengan selimut karena malu dengan peristiwa yang baru saja terjadi. Tapi Dave selalu berusaha membukanya.
"Hentikan Dave. Aku terlalu malu," kata Audrey dari balik selimut.
"Apa yang membuatmu malu? Kau sangat nikmat."
"Hentikan Dave. Hentikan."
Dave tidak mau berhenti meraba tubuh Audrey dari balik selimut, dan sekarang dia menggendong Audrey keluar kamar dengan telanjang. Beberapa staff rumah yang berpapasan justru merasa malu sendiri mereka berciuman disepanjang jalan.
Langkah Dave berhenti di sebuah kolam yang ada di dalam rumah. Ukurannya memag lebih kecil dari yang ada di luar, tapi untuk aktivitas mereka berdua sudah lebih dari cukup.
Dave menurunkan Audrey di tepi kolam dan ia langsung meluncur ke dalam membuat tubuh Audrey terkena cipratan air.
Dave berenang dengan sangat lincah hingga Audrey beberapa kali memberikan tepuk tangan.
"Ayo berenang bersamaku," kata Dave saat entah sudah berapa kali bolak balik.
Audrey menggeleng. "Aku tidak bisa."
Dave memegang kedua paha Audrey yang sebagian kakinya sudah ada di dalam kolam. "Akan aku ajarkan."
Audrey menurut. Ia menurunkan kakinya ke dasar kolam yang ternyata tidak terlalu dalam.
Dave memegang kedua tangan Audrey mengajarkan cara mengambang dan cara bernafas saat berenang.
"Susah! Aku tidak mau lagi!" Gerutu Audrey.
"Hahaha. Baiklah baik. Kita hentikan," kata Dave membuat Audrey tersenyum. "Tapi aku tidak akan berhenti dengan yang satu ini."
Dave menarik Audrey ke pelukannya, mengunci kaki Audrey di bawah sana, menyentuh pipi Audrey dengan kedua tangannya dan mencium bibir ranumnya. Audrey menyambut dengan lidah lincahnya menyusuri setiap celah dalam mulut Dave. Bahkan Dave beberapa kali menggigit karena kenakalannya.
Dave mendudukkan Audrey dibibir kolam dan membawa kejantanannya yang sudah mengeras sedari tadi ke dalam hangatnya vagina Audrey.
Dia mengangkat kedua kakinya agar penis Dave lebih mudah menikmatinya. Dengan bertumpu tangan mereka masing-masing Dave bisa dengan mudahnya menggenjot kejantanannya maju mundur. Entah sudah berapa kali Audrey orgasme bahkan dengan ciuman mereka dalam kolam tadi dia sudah merasakannya. Dave mencabut kejantanannya, Audrey masih terengah dan melihat takjub pada benda itu saat berkedut.Audrey melebarkan bubir vaginanya dan menatap mata Dave penuh nafsu.
"Dia sangat haus," desah Audrey ditelinga Dave.
Seketika air mani Dave ia alirkan di atas Vagina Audrey dan membuatnya mendesah nikmat. Audrey langsung membenamkan kepalanya di dada Dave saat merasakan klimaks kesekian kali.
***
Mereka sarapan saat jam makan siang. Audrey hanya mengenakan pakaian dalamnya saja karena tahu sex mereka tidak berhenti sampai di situ.
"Kau tidak takut tinggal sendirian di rumah?" Tanya Dave tiba-tiba. Dan sekarang mereka sudah ada di atas ranjang bersiap untuk tidur siang.
"Lebih takut tinggal bersamamu."
"Kenapa?"
"Aku tidak bisa mengendalikan nafsuku meski tubuhku sudah merasa lelah "
"Hahahaha."
"Aku serius," kata Audrey kesal.
"Iya. Iya."
"Aku tidak takut sendirian di rumah. Hanya saja terkadang aku merasa kesepian karena dari mulai kecil aku selalu hidup dengan banyak orang. Dan aku menganggap Gina sebagai kakak dan ibuku. Aku bahagia dia sudah menikah dengan Frans tapi kadang aku juga sedih."
"Masih ada aku."
Audrey hanya tersenyum.
"Dave," panggil Audrey.
"Mmmm."
"Ada yang bangun," kata Audrey tersenyum melihat batang Dave menjembul dari balik selimut. Sedari tadi Audrey memainkan puting Dave dengan tangannya dan itu berhasil membangunkan adik dibawah sana.
"Ah! Malu sekali," keluh Dave sambil menutup mukanya dengan bantal.
Audrey tersenyum, lalu menurunkan selimut yang mereka kenakan hingga terlihat penis tegang milik Dave. Audrey merosot, mengagumi benda yang ada di depannya.
"Aku ingin merasakannya."
Kata Audrey dengan tatapan lapar. Penis tegang Dave ia jilat perlahan dan nafas Audrey yang menerpanya semakin membuatnya makin menegang. Dave berpegangan kepala bed akibat sensasi yang ditimbulkan. Dan ia mengerang panjang saat Audrey mulai mengulumnya dengan jilatan lembut dari dalam.
Audrey merambat ke atas dengan tubuh mereka yang berdekatan. Ia hentikan putingnya di atas puting Dave. Membuat mereka saling bersentuhan, memutarnya lalu menekan dan ia ulang beberapa kali.
Dave tidak tahan melihat bibir Audrey yang menggoda. Ia tangkup kedua bokong bulat Audrey dan meremasnya, Audrey melenguh nikmat.
Ia tempelkan vagina basahnya di perut berotot Dave dan lalu melahap bibir Dave dengan lahap.
Nafsu mereka kian memuncak saat tubuh Dave yang mengambil kendali di atas. Ia taruh kedua kaki Audrey di pundaknya saat mulai menggenjot penisnya dengan bibir mereka yang masih saling menuntut.
"Lelah?" Desah Dave saat mereka selesai tidur siang.
"Lagi."
Dave mulai mencium telinga Audrey, meninggalkan rasa basah di sana. Menjalar ke leher, pundak, hingga payudara Audrey dengan tangan satunya ia mainkan pada gunung yang satu.
Audrey merapa pangkal Dave dan menangkap batang tegang di sana. Ia buat bulatan dengan tangannya dan mulai bermain dengan kejantanan Dave.
"La... ku... kan... Dave... mmmmppphh..."
Pinta Audrey saat sudah tidak kuat. Tapi Dave belum berniat mengakhirinya. Dia masih dengan dua jarinya begerak keluar masuk di vagina Audrey. Audrey benar-benar sudah tidak tahan lagi. Dan dia mencapai klimaks panjangnya hanya dengan dua jari milil Dave.Dave tidak memberi jeda istirahat pada vagina Audrey, dan langsung memasukkan penisnya ke dalam.
"Kelu... ar... kan... di da... lam... Dave. Aku ingin mera... sakannya..."
"Kau tidak akan menyesal babe?"
Audrey menggeleng. Dave semakin mempercepat gerakannya hingga ia merasakan air maninya menyembur deras di dalam Audrey.