5. You belong to me today

41 6 6
                                    

Daisy membuka pintu kamar Amara, gadis itu sedang meringkuk menutup wajahnya dengan bantal. Sejak kemarin, Amara tidak keluar kamar sama sekali. Sejak keputusan Yasa kemaren untuk menyudahi hubungannya yang ia jalin hampir 3 tahun lamanya. Kini kandas, hanya tersisa kenangan pahit yang Amara rasakan.

Amara tidak tahu mengapa Yasa memutuskannya. Dia tidak tahu apa tujuan dan alasan Yasa, yang Amara tahu dulu. Yasa berjanji tidak akan meninggalkannya. Tidak akan meninggalkan Amara sendirian, dia akan tetap menunggu Amara. Walau Amara saat ini kuliah di Amsterdam.

3 tahun menjalin hubungan. Amara tidak pernah mendengar kata kata kasar dari mulut Yasa, Yasa selalu bersikap manis dan baik kepadanya. Tapi, waktu merubah semuanya. Yasa yang awalnya sangat mencintai Amara, kini cinta itu telah hilang. Berganti menjadi benci.

Kenangan bersama Yasa tentu saja tidak sedikit, banyak kenangan manis yang Amara lewatkan bersama laki laki itu. Apalagi saat, Amara pertama kali pergi ke Amsterdam, laki laki itu menangis karna tidak mau jauh dari gadisnya.

flasback Amara Yasa.

"Aku pergi sebentar kok, Yas."Amara tersenyum lebar. Gadis itu menatap Yasa."Kamu disini jangan nakal ya. Semangat kuliahnya kalau enggak ada aku."

Yasa mengacak ngacak rambut Amara gemas."Enggak sayang, kamu disana jangan suka sama bule ya."Ucapnya terkekeh pelan.

"Enggak lah ish. Ngapain suka sama bule. Anunya enggak di sunat, aku gak mau."

Yasa tertawa."Iya aku percaya. Yaudah gih masuk pesawat."

Amara mengangguk. Gadis itu melambaikan tangannya. Namun, saat ingin masuk. Yasa memanggil dirinya kembali. Amara kembali menoleh, gadis menautkan kedua alisnya.

"Ada apa?"

Yasa menarik lengan Amara kedalam pelukannya. Laki laki itu mencium kening gadisnya dengan tulus."I love you by."

"I love you to more than!"Balas Amara, gadis itu tersenyum dibalik pelukan Yasa.

Yasa melepaskan pelukannya. Laki laki itu menatap Amara lekat."Kita 5 tahun kedepan LDR Amsterdam-Jakarta dulu ya, jaga kesehatan disana."

Amara mengangguk kecil."Yang kuat ya Yasa."

"Aku pasti kuat nunggu kamu pulang. Kalau sudah pulang, kabarin aku. Biar nanti aku jemput kamu dibandara."Yasa menyentuh ujung hidung Amara."Inget jangan suka, sama bule Belanda."

Amara tertawa."Iya enggak."

Kata kata itulah yang Amara ingat, hatinya hancur saat Yasa menyudahi semuanya. Apa salahnya? Amara rasa dirinya tidak punya salah apapun pada Yasa. saat Amara pulang pun. Yasa tidak ada kabar. Lalu setelah 2 hari Amara di Indonesia. Yasa mengajaknya untuk bertemu.

Amara awalnya sudah senang, hatinya berbunga bunga. Setelah 5 tahun lamanya dirinya tidak bertemu dengan Yasa. Namun, laki laki itu menghancurkan semuanya, Yasa memberi kejutan yang teramat pedih, memutuskan tanpa sebab. Tanpa salah. Itu menyakitkan.

"Kak, Amara..."Panggil Daisy pelan.

Tidak ada jawaban.

Daisy berjalan mendekati Amara seraya membawa segelas susu dan roti selai coklat kesukaanya. Daisy duduk ditepi kasur King size milik Amara.

Daisy mengguncang pelan lengan Amara."Kak.. Sarapan dulu, kata mama."

Amara mendengar suara Daisy, namun ia malu untuk menampakah wajahnya yang tertutup bantal. Malu karna matanya sudah sangat sembab.

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang