9. Kalung liontin

59 6 13
                                    

Berani sentuh milik gue, lo udah kehilangan kesempatan untuk hidup.
~Keano~


Tiger king menghampiri Keano yang sedang duduk dipinggir trotoar, tangannya mengepal. Sorot matanya menatap lurus tajam. Teman temannya tau, jika Keano saat ini sedang tidak baik baik saja. Pikirannya kacau, karna memikiran gadisnya yang kini berada ditangan musuhnya.

“Keano!”Panggil Dimas. Laki laki itu masih duduk di atas motor KLX miliknya.

Keano tersentak, ia mendengus. Ternyata teman temannya sudah sampai.“Buruan, ke markas Battblack.”Keano menepuk bahu Dimas.

Langit memakai helm fullface nya.“Kok bisa sih Daisy ada ditangan Lion?”

“Ceritanya panjang. Gue gak mau Daisy kenapa napa.”Keano menepuk Dimas, agar menjalankan motornya.“Ayo anjing jalan, lama banget.”

Dimas berdecak.“Ngegas mulu, setan.”

Kelimanya menuju markas Battblack, menyusuri ibu kota yang sangat padat. Tidak malam tidak siang, kota jakarta selalu dipadati oleh kendaraan yang berlalu lalang. Keano tidak bisa tenang, ia merutuki kebodohannya karna tidak sigap untuk melawan Lion tadi.

Keano tidak bisa membayangkan jika Daisy terluka karnanya. Keano tidak ingin itu terjadi, ia tidak ingin kenapa kenapa hanya karena musuhnya. Keano ingin, Daisy baik baik saja.

Sementara dimarkas Battblack, Daisy terus berteriak minta tolong, tangannya diikat. Kakinya diikat, matanya sudah sangat sembab, rambutnya acak acakan seperti gembel. Daisy ketakutan, dia sangat takut dengan Lion dan anak buahnya. Daisy berharap Keano segera datang.

“Tolong, lepasin aku...”Lirihnya, gadis itu menunduk. Wajahnya tak terlihat karna tertutup oleh rambutnya.

Lion menoleh ke arah Daisy, laki laki bertubuh sispex itu tersenyum licik. Mendekati Daisy, lalu berjongkok didepan Daisy, mendongkakkan kepala Daisy. Agar wajah cantiknya tidak tertutup oleh rambutnya.

“Kayanya, cowok lo gak bakal dateng. Dia takut sama gue.”Lion berkata seraya menyentuh leher putih Daisy.

“Keano pasti dateng. Dia pasti kesini buat mukulin kamu!”Daisy berujar. Gadis itu ingin sekali mendorong tubuh Lion agar tidak dekat dengannya. Daisy takut.

Lion tertawa. Tangan nakalnya membuka satu kancing seragam Daisy.“Berisik, mending lo gue pake gimana?”Lion berdecih menyentuh ujung bibirnya.“Gak tahan lihat badan mulus lo.”Lanjutnya tertawa, mengisi satu ruangan yang sangat gelap.

Daisy ingin sekali menampar mulut Lion, namun apa daya tangan dan kaki ia terikat. Jadi yang bisa dia lakukan adalah hanya berdoa. Agar si bajingan ini cepat pergi dari ruangan gelap ini. Lalu Keano datang dan membawa nya pergi.

Lion mendekatkan wajahnya, ingin menyentuh bibir Daisy dengan bibirnya. Daisy takut, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, dia berharap Keano segera datang. Daisy merasa tubuhnya menegang, matanya abu terangnya berubah menjadi keorenan. Kulitnya ditumbuhi bulu bulu halus berwarna oren.

Daisy berhasil melepaskan ikatannya dalam satu kali hentakan. Gadis itu mendorong Lion sampai cowok itu terpental jauh sekali, berada diujung pintu masuk. Lion kaget, jantungnya berdebar saat melihat Daisy menjadi seperti itu. Matanya berubah oren, tatapannya sangat tajam. Tubuhnya ditumbuhi bulu halus berwarna oren. Giginya mengeluarkan taring.

Daisy mendekat, menyeringai Lion.“Takut?”

Lion meneguk lidahnya. Keringat bercucuran.“Sy, lo kok... jadi kaya harimau sih.”

Daisy tertawa, tawa benar benar membuat Lion takut. Gigi taring nya sangat terlihat jelas.“Kamu udah buat saya murka!”

Daisy mendekat, tatapannya sangat tajam seperti ingin mencakar Lion saat itu juga. Daisy menatap jari jarinya. Kini kuku nya menjadi sangat tajam dan panjang, siap mencakar Lion hingga cowok itu mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang