Part 4

32 7 8
                                    

Hal ajaib kali ini sungguh sangat mengejutkanku.

..........

Setiap waktu kosong bunda selalu mengajak kami menonton film bersama. Yaa minimal 4 kali dalam seminggu.

Tapi jangan salah paham dulu ya, meskipun kami sering nonton film bersama, kami sama sekali gak pernah menonton film di mall. Karena di rumah sudah tersedia bioskop mini.

Kata bunda, ayah memang secara khusus membuatkan bioskop mini di rumah. Alasannya cukup ajaib sih menurutku, agar bisa berpacaran terus sama bunda jadi gak harus pergi ke mall untuk menikmati film berdua.

Flashback on

"Kok kamu tau rumahku?".

"Aku juga tau hari ulang tahunmu. Aku juga tau siapa Tuhanmu".

"Allah, Tuhanku juga".

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tau kalau sore. Tunggu aja".

"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu. Nanti, besoknya orang itu akan hilang".

Setelah menonton film Dilan dan Milea. Kami pun duduk bersantai di taman belakang.

"Bun kalau ada cowok seperti Dilan bilang gitu ke Dj, Dj harus apa bun?", tanyaku polos.

"Kamu injak aja kakinya trus lari", ujar kak Dom sambil memperagakan.

"Atau kamu bisa bilang sama dia bukan, bukan urusanmu!", ujar kak Ara sambil menunjukkan nada songong.

"Wah bagus tuh saran kak Dom dan kak Ara. Atau Dj bisa bilang sama dia "Nama tengah kamu kepo ya? Kok kepo banget sih sama urusan orang", ujar mbok Gempal tak kalah songongnya.

"Hahaha gak kebayang deh kalau Dj ngelakuin salah satu dari saran kak Don, kak Ara atapun mbok Gempal", ujarku sambil tertawa.

Mendengar hal itu, bunda hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa kecil.

Kalau ditanya soal apakah kami boleh pacaran atau tidak sama ayah dan bunda, mereka selalu menjawab "Kalian harus terbuka sama ayah dan bunda, baik itu tentang siapa yang dekat dengan kalian maupun apa yang kalian lakukan di luar rumah".

Menurut kak Ara dan kak Dom, itu adalah pertanda lampu hijau yang artinya kami boleh berpacaran.

Sedangkan aku?
Aku berpandapat bahwa sebenarnya ayah dan bunda tidak setuju dengan hal itu, tapi aku tau bahwa mereka tak ingin anak-anaknya didekati dengan orang sembarangan di luaran sana dan mereka tak ingin pula jika anak-anaknya sembunyi-sembunyi dalam menjalin hubungan. Itulah sebabnya mereka hanya berkomentar begitu.

Flashback off

"Bun bun, hal ajaib apa sih yang dilakukan saat melamar bunda?", tanya kak Ara terlihat kepo.

"Ayah kalian tuh, sangat amat dingin dan cuek. Bahkan disaat melamar pun ayah kalian tak sedikitpun mengeluarkan kata-kata ajaib seperti sesudah menikah", ujar bunda.

"Jadi apa dong yang membuat bunda mantap untuk menerima lamaran ayah?", tanyaku heran.

"Ayahmu adalah satu-satunya orang yang berani melamar bunda disaat yang lain pada ketakutan karena kakekmu yang dulunya sangat disiplin dan otoriter terhadap calon suami bunda", ujar bunda sambil tersenyum.

"Jadi dulu bapak sikapnya dingin dan cuek ke ibu. Terus, terus ada gak bu, hal ajaib yang bapak lakukan sebelum dan sesudah anak-anak lahir?", tanya mbok Gempal.

Serba Ajaib? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang