seleksi olimpiade

47 9 8
                                    

"Udah belajar kan cit, buat seleksi entar?" tanya sahabatku Erika. Yang langsung membuyarkan lamunanku.

"Iihss! Erikaaa! bikin kaget aja!" balasku kesal, sambil mengelus dadaku. Hampir saja, aku jantungan karena dikagetin.

"Habis... ngelamun terus! Pasti lagi bayangin selebgram itu lagi! yaaa kan? yaa kan?" goda Erika sambil menggelitiki badanku.

"Stop rik! geli geli"

Ya memang, ku akui. Aku merupakan penggemar berat seorang selebgram. Yang sangat mencuri semua perhatianku. Bagiku, hanya dia laki-laki yang sempurna di mataku.

"Jadi, gimana persiapan seleksinya?" Erika mengulang kembali pertanyaannya yang sempat ku abaikan tadi.

"Persiapan apa? aku gak belajar apa-apa. Lagian ya rik, itu cuma seleksi biasa aja. Banyak yang lebih pinter dari aku, yang bisa dapet posisi itu" jawabku seenaknya, dan itu semakin membuat Erika gemas padaku. Aku memang orang yang teramat santai menghadapi hal seperti itu. Tak mau ambil pusing dengan keadaan.

"Serah lo deh cit!" akhirnya, Erikapun ngambek.

~~~~~~~~•••••••••~~~~~~~~~~~~••••••~~~~~~

Di ruang seleksi. Siswa hanya boleh membawa alat tulis dan selembar kertas saja. Tidak boleh membawa alat elektronik atau alat bantu menghitung lainnya, seperti kalkulator.

"Gila kali ya! udah macem ujian aja nih seleksi!" batin Citra.

Tapi Citra tetap bersikap santai menunggu soal seleksi dibagikan. Sembari menunggu, dia memperhatikan semua peserta yang ikut seleksi ini. Banyak dari teman-teman sekelasnya dulu waktu kelas 1, yang juga ikut seleksi ini.

Soalpun akhirnya mulai dibagikan, dan dengan santainya Citra membukanya setelah selesai berdoa.

Dilihat di halaman pertama, masih tidak ada kendala sama sekali. Dia bersyukur, soalnya masih kategori soal mudah. Hanya beberapa soal yang dia bingungkan. Tapi, semua berjalan dengan lancar.

Sebenarnya, Citra termasuk siswi yang pintar dalam bidang mata pelajaran biologi ini. Saat SMP, Citra merupakan siswi kepercayaan guru biologinya. Tapi, karena sifatnya yang terlalu masa bodoh itu. Yang membuatnya, jadi tak begitu menonjolkan kelebihannya itu saat di SMA ini.

~~~~~~~~••••••••~~~~~~~~~~~•••••••••~~~~~~

"Cittt Citraaa! Citraaaa!" tariak Erika dan Ariana bersamaan. Sambil berlari ke arahku. Teriakan itu membuat gendang telingaku serasa akan pecah. Akibat suara keduanya yang cempreng itu.

"Ada apaan sih! sampe teriak-teriak kayak gitu! berisik tau!" bentakku, pada keduanya karena kesal.

"Cit, lo udah liat pengumumannya belom?" tanya riana dengan semangat 45.

"Belom, emang kenapa sama pengumumannya?"

"Kan, mesti nih anak! gak peka banget sih! sama sekitarnya!"

"Emangnya kenapa sih?!"

"Lo itu lolos seleksi dengan nilai tertinggi tau!" jawab Erika gemas.

"Serius kalian?!" tanyaku dengan ekspresi kaget. Aku masih tak percaya dengan ucapan ke dua sahabatku itu.

"Beneran! Citra. kalo gak percaya, liat aja papan pengumumannya sana!" jawab Ariana sambil menunjuk ke arah papan pengumuman, yang sudah ramai oleh para siswa yang penasaran dengan hasil seleksi tadi.

Tanpa pikir panjang. Aku langsung berlari menerobos kerumunan yang ada di depan papan pengumuman itu. Hingga aku bisa berada di barisan paling depan, dan benar saja, ternyata namaku ada dibarisan paling atas, dengan skor yang tak bisa di susul oleh peserta lain.

Saat hendak berbalik, aku tak sengaja menabrak seseorang dibelakangku.

"Aaww! aduh! sorry sorry, gue gak sengaja"

Cowok yang ku tabrak itu juga merasa kaget, dan langsung mendur beberapa langkah. Dia melihat ke arahku, yang masih memegangi kepala, karena sedikit pusing sehabis menabrak dada bidangnya yang keras itu.

"Iya gpp kok. Lain kali, liat-liat! kalo ada orang di belakang lo!" cowok itupun berlalu pergi begitu saja meninggalkanku yang masi diam di tempat.

Aku tak begitu memperdulikan hal itu. Aku langsung berlalu pergi juga, dan segera kembali ke kelas, karena pelajaran sebentar lagi akan di mulai.

~~~~~~~~•••••••••~~~~~~~••••••••••~~~~~~~~

Di kamarnya. Citra sekarang sedang bahagia sekali, melihat ke layar handphonenya. Sambil duduk di meja belajarnya, dia ditemani lagu-lagu bts favoritnya. Dia sedang menstalker postingan-postingan selebgram kesukaanya.

Hampir 1 jam lebih, Citra melihat postingan-postingan baru selebgram itu. Dilanjut dengan melihat beberapa video bts yang baru-baru ini diupload di youtube oleh agensinya.

Setelah puas melihat-lihat semuanya. Citra memilih merebahkan dirinya di atas kasur kesayangannya. Dia mulai melelapkan dirinya dalam mimpi indahnya. Karena, dia merasa cukup lelah hari ini.
~~~~~~~~••••••••••••~~~~~~~~~••••••••~~~~~~

Maaf  ya, kalau selama di part 1 ini masih banyak kesalahan dan ceritanya kurang menarik😔

Maklumin ya🙏😁, masih baru proses belajar bikin cerita😉

Kalau kalian ada masukan, kritik dan saran silahkan sampaikan di komentar☺

Nanti, untuk kedepannya. Bisa memerbaiki cerita yang aku buat🤗

Oky, sampai ketemu di part selanjutnya👋☺

In My SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang