namaku citra kirana

32 8 8
                                    

Hari ini, Citra tidak mengikuti pelajaran seperti biasanya, karena dia dan 2 peserta lain yang lolos seleksi sebagai perwakilan sekolah untuk olimpiade biologi, kini sedang di karantina di perpustakaan. Mereka hanya akan menerima materi pelajaran biologi saja selama sebulan ke depan.

Sebenarnya, tidak hanya olimpiade biologi saja yang sedang di prioritaskan seperti ini, tetapi dari mata pelajaran lain juga ada, seperti bahasa inggris, kimia, fisika dan tak lupa most wanted mata pelajaran yaitu matematika. Erika, sahabat citra juga tergolong siswi karantina di pelajaran matematika. Itu pelajaran favoritnya.

Hari ini, merupakan hari pertama di mulainya sistem pemfokusan belajar untuk persiapan olimpiade.

Citra sudah berada di dalam perpustakaan sejak 5 menit yang lalu, setelah bel tanda masuk berbunyi.

Citra hanya duduk di ruang tengah perpustakaan, dengan sebuah novel di pangkuannya.

Saat dia sedang fokus dengan bacaan novelnya, terdengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Tertanya, itu cowok kemarin yang sempat Citra tabrak, saat sedang melihat papan pengumuman.

Namun, cowok itu hanya melewati Citra begitu saja, dia memilih duduk agak jauh darinya. Citra hanya memandangnya sekilas, lalu kembali melanjutkan membaca novelnya, dan tak lama kemudian, teman sekelas citra, dinda juga datang. dia memilih duduk bersebelahan dengan Citra.

Mereka semua hanya saling diam dengan kesibukan masing-masing, hingga kemudian guru pembimbing merekapun datang dan memulai pembelajaran.

~~~~~~~~~•••••••••~~~~~~~~•••••••••~~~~~~~

"Hai, kenalin, gue Farel Raditiya" kata cowok itu sambil mengulurkan tangannya.

Citra yang masih sibuk membereskan bukunya, menjadi kaget, saat tau cowok itu tiba-tiba saja berdiri di sebelahnya.

"Citra Kirana, namaku Citra Kirana" dengan gugup Citra menerima uluran tangan itu.

"lo sekelas sama Karin kan?" tanya Farel to the point.

"ya, kenapa?"

"Gpp, cuma tanya aja. Mau ke kantin kan? bareng, yuk!"

"oky, ayok!" jawab Citra, dan melangkah lebih dulu, meninggalkan Farel yang masih diam di tempatnya.

"Cit, lo kalau gak salah, sahabatnya Camelia, ya?" Farel mencoba membuka percakapan diantara mereka, sambil terus melangkah menuju kantin.

"Iya, kok lo tau?"

"Yaaa, coba aja, lo tanya sendiri ke orangnya, kok bisa? kenal sama gue"

"Berapa lama? lo deket sama sahabat gue?"

"Hmm? berapa lama ya..? mungkin, dari awal masuk sekolah"

"Kok, gue gak tau, ya?"

"Karenaaa, lo itu, gak peka! sama cowok ganteng kayak gue"

"Idihhh!!! pede amat sih! ini orang" batin Citra.

Citra mempercepat langkahnya. Mendahului Farel yang masih asik berkicau, hingga tak sadar, jika Citra sudah jauh meninggalkannya.

"Cit, Citraaa! kok orang ganteng ditinggalin sih! awas aja lo, ya!" kesal Farel. Dia akhirnya harus berlari untuk mengejar Citra yang sudah sampai lebih dulu di kantin.

Citra kini sudah duduk manis di meja kantin dengan mie ayam dan es jeruk kesukaannya. Erika sudah memesankannya lebih dulu untuknya. Jadi, Citra tak perlu repot-repot lagi memesan, sudah tinggal makan aja.

Saat Farel sudah tiba di kantin, dia sedikit ngos-ngosan, karena berlari tadi. Kakinya langsung melangkah menuju meja tempat Citra duduk.

"Cit lo kok ninggal gue sih! katanya tadi bareng ke kantinnya!" protes farel, yang langsung duduk begitu saja di kursi kosong  di depan Citra.

In My SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang