Pesta Barbeque

22 6 2
                                    

Tak ada yang lebih menyakitkan dari pada luka yang tertanam di dalam hati, karna luka di hati perlu waktu yang cukup lama untuk bisa menyembuhkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada yang lebih menyakitkan
dari pada luka yang tertanam di dalam hati, karna luka di hati perlu waktu yang cukup lama untuk bisa menyembuhkannya.
.
.
.

song recommendation🎶
Tak mampu lagi-sammy simorangkir

happy reading♡

~~~~~~~~~~~~~

Karin masih enggan beranjak dari tempat duduknya sebelum orang yang dia tunggu itu datang. Mamanya juga sudah menyerah membujuk anak gadisnya itu untuk menunggu Farel di taman belakang saja, bersama dengan teman-temannya yang lain.

Karena keterlambatan Farel ini pesta barbeque itu jadi tertunda. Sang empunya pesta tak mau memulainya sebelum Farel datang.

Karin menatap cemas jalanan depan rumahnya, ia tak akan merasa tenang sebelum Farel datang.

"Farel..., kamu lama banget sih!" gumamnya.

Karin terus saja bolak-balik melihat jam tangan yang melingkar manis di tangan putihnya. "Udah kelewat 15 menit, tapi Farel belum juga keliatan!" kesalnya, mulai tak sabar.

Tapi sebelum kekesalan Karin semakin bertambah, terlihat sebuah motor CB merah hitam mendekat ke arah gerbang rumahnya.

"Itu motor farel!" jeritnya senang.

Sang empunya motor segera memarkirkan motornya di garasi sebelah rumah Karin dan bergegas turun dari motornya.

"Sorry ya, telat. Tadi aku ada urusan bentar" jelas Farel. Ia merasa tak enak pada gadis yang ada di hadapannya ini.

"Gpp kok. Acaranya juga belum di mulai"

"I...ini buat kamu. Happy birth day Cia" Farel menyodorkan sebuah kotak kado berwarna pink yang merupakan warna favorit Karin.

Karin sedikit kaget mendengar Farel yang memanggilnya Cia lagi. Sudah lama sekali Farel tak pernah memanggilnya seperti itu lagi.

"Ma...makasih Rel" gadis itu sedikit gugup menerima uluran kado itu.

"Yang lain, udah pada dateng ya? tapi kok gak ada disini?"

"Ada di taman belakang, yuk kesana!" Karin menarik tangan Farel tiba-tiba, dan mengajaknya menuju tempat pesta.

Farel hanya menurut pasrah mengikuti langkah Karin menariknya.

"Akhirnya... nongol juga lo Rel" celetuk Reihan saat Farel baru saja tiba dan bergabung dengan mereka.

"Sorry bro! gue telat. Ada urusan bentar tadi" Farel menjabat tangan Reihan di susul dengan teman-teman yang lainnya.

In My SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang