Maaf

64 4 0
                                    

Sejak Juan membentak Jean malam itu mereka menjadi perang dingin. bahkan ketika sarapan bersamapun mereka hanya menyantap makanan masing-masing tanpa beerkata sepatah katapun. Jika biasanya ketika sarapan mereka akan mengobrol santai, maka dua hari belakangan ini mereka bagaikan orang asing.

Ibu merekapun yang melihat kejanggalan tersebut bertanya pada anak-anaknya namun hanya dijawab "tidak apa-apa" oleh mereka.

Sebenarnya hanya Jean saja yang bersikap dingin karnya Juan beberapa kali ingin berbicara namun Jean selalu menghindar. Karna itu Juan berfikir untuk membiarkannya saja.

***********

"Kamu kenapa?" Tanya cindy. Ia lihat kekasihnya terlihat sedikit lesu.

"Jean.... dia udah beberapa hari ini ngindarin aku" jawabnya tak bersemangat.

"Kok bisa gitu? Kalian berantem?" Tanya cindy lagi.

"Ya bisa dibilang gitu. Aku gak sengaja ngebentak dia karna emosi"

"Owh.. kalo gitu kamu cepetan minta maaf sama dia. Gak baik kan kalo dibiarin berlarut-larut".

"Aku sih pengennya gitu. Tapi tiap aku mau ngomong dia selalu menghindar"

Ya perkataan cindy emang benar. Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ia harus segera mengakhiri perang dingin ini.

***********

Bel istirahat baru saja berbunyi ketika Juan menghampiri bangku adiknya.

"Kita harus bicara" ucapnya lalu menyeret Jean keluar kelas. Jean protes dan berusaha melepaskan tangan Juan. Namun Juan malah semakin mengerarkan genggaman tangannya. Juan terus menyeret Jean hingga ke belakang sekolah.

"Lepasin kak. Sakit..." Ringisan Jean akhirnya membuat Juan melepaskan tangan adiknya.

Hingga 5 menit mereka berada disana tak ada satupun yang berbicara. Juan sibuk menyusun kata untuk minta maaf pada adiknya. Sedangkan Jean masih meringis sambil mengusap pergelangan tangannya.

"Kakak ngapain sih bawa aku kesini? Dari tadi juga kakak diem aja. Kalau gak ada yang mau diomongin mending aku balik aja." Jean berbalik untuk beranjak namun juan menahan tangannya.

"Maaf..." ucap Juan dan membalikkan tubuh Jean sehingga kembali menghadap padanya.

"Maafin kakak ya. Kakak  ngaku salah. Kakak gak seharusnya ngebentak kamu. Seharusnya kakak gak usah emosi dan nasehatin kamu baik-baik. Kamu maukan maafin kakak."

Jean memandang kakaknya. Ia tau kakaknya tak bermaksud untuk membentaknya. Dan ia juga tau bahwa sebenarnya ialah yang salah. Ia menyesal.

Jean memeluk kakaknya lalu bergumam "maafin Jean juga ya kak"

Juan yang mendengarnyapun hanya tersenyum dan balik memeluk adiknya.

Juan & Jean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang