17 : LDR

22 6 1
                                    

"Aku harap kita bisa saling menjaga hati dalam jarak yang jauh ini"

~ Senja ~

Yogyakarta


Malam sudah berlalu dan kini pagi pun menyapa . Mentari msaih malu - malu untuk menampakkan sinarnya . Seorang anak perempuan yang sudah bangun sejak tadi tetap setia diatas ranjangnya . Menatap lurus kearah jendela dengan pandangan kosong .

Hari pertama dimana ia hidup tanpa orang - orang terdekatnya . Hidup di kota yang ramai namun ia merasa sendiri . Tak ayal jika dia merasa seperti itu karna dia pergi dalam keadaan yang sedih . Kakinya ia turunkan dari atas kasur dan menuju ke jendela . Gadis itu duduk di bingkai jendela yang memiliki design  tradisional .

Kakinya ia tekuk dan melipat tangannya yang ia letakkan di atas lutut . Matanya menerawang jauh kesana entah apa yang ia pikirkan saat ini . Hanya dia dan Tuhan yang tau .

Terdengar lagu rindu sendiri yang menjadi sound track film Dilan dan  ia jadikan sebagai dering ponselnya . Dia beranjak mengambil ponsel setelah itu kembali lagi kearah jendela . Ia menekan tombol hijau dan terpamapang jelas wajah kekasih barunya itu.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" Seketika wajahnya yang tadi muram menjadi tersenyum kembali .

"Gimana kabarnya?"

"Baik kamu sendiri gimana?"

"Cieee aku-kamu an nihh"

"Ihh Fajar mah rusak suasana aja"

"Bibirnya nggga usah dimaju majuin kaya donal bebek"

"Nyebelin" Fajar tertawa lepas di sebrang sana .

"Ketawa terus"

"Maaf maaf"

"Tapi aku seneng sih bisa liat kamu ketawa kaya gitu ngga biasanya"

"Masa sih?"

"Iya beneran"

"Ohh" Sejenak suasana jadi hening . Mereka berdua kehilangan kata - kata .

"Fajar"

"Iya"

"Ngga jadi"

"Lahhh?"

"Bingung"

"Why?"

"Aku mau bilang kalo aku tuh kangen rindu pengin ketemu sama kamu" Fajar tersenyum kecil .

"Ko cuma senyum? Kamu ngga kangen aku?"

"Ngga"

"Hah!!"

"Aku ngga kangen karna setiap hari kamu ada di sini"

"Aku ada di situ?" Senja memasang wajah polosnya.

"Iya , nih liat" Fajar menunjukkan bingkai foto berukuran cukup besar yang terpajang di dalam kamar Fajar.

Fajar Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang