"Aku harap kita bisa saling menjaga hati dalam jarak yang jauh ini"
~ Senja ~
Yogyakarta
Malam sudah berlalu dan kini pagi pun menyapa . Mentari msaih malu - malu untuk menampakkan sinarnya . Seorang anak perempuan yang sudah bangun sejak tadi tetap setia diatas ranjangnya . Menatap lurus kearah jendela dengan pandangan kosong .Hari pertama dimana ia hidup tanpa orang - orang terdekatnya . Hidup di kota yang ramai namun ia merasa sendiri . Tak ayal jika dia merasa seperti itu karna dia pergi dalam keadaan yang sedih . Kakinya ia turunkan dari atas kasur dan menuju ke jendela . Gadis itu duduk di bingkai jendela yang memiliki design tradisional .
Kakinya ia tekuk dan melipat tangannya yang ia letakkan di atas lutut . Matanya menerawang jauh kesana entah apa yang ia pikirkan saat ini . Hanya dia dan Tuhan yang tau .
Terdengar lagu rindu sendiri yang menjadi sound track film Dilan dan ia jadikan sebagai dering ponselnya . Dia beranjak mengambil ponsel setelah itu kembali lagi kearah jendela . Ia menekan tombol hijau dan terpamapang jelas wajah kekasih barunya itu.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam" Seketika wajahnya yang tadi muram menjadi tersenyum kembali .
"Gimana kabarnya?"
"Baik kamu sendiri gimana?"
"Cieee aku-kamu an nihh"
"Ihh Fajar mah rusak suasana aja"
"Bibirnya nggga usah dimaju majuin kaya donal bebek"
"Nyebelin" Fajar tertawa lepas di sebrang sana .
"Ketawa terus"
"Maaf maaf"
"Tapi aku seneng sih bisa liat kamu ketawa kaya gitu ngga biasanya"
"Masa sih?"
"Iya beneran"
"Ohh" Sejenak suasana jadi hening . Mereka berdua kehilangan kata - kata .
"Fajar"
"Iya"
"Ngga jadi"
"Lahhh?"
"Bingung"
"Why?"
"Aku mau bilang kalo aku tuh kangen rindu pengin ketemu sama kamu" Fajar tersenyum kecil .
"Ko cuma senyum? Kamu ngga kangen aku?"
"Ngga"
"Hah!!"
"Aku ngga kangen karna setiap hari kamu ada di sini"
"Aku ada di situ?" Senja memasang wajah polosnya.
"Iya , nih liat" Fajar menunjukkan bingkai foto berukuran cukup besar yang terpajang di dalam kamar Fajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar Untuk Senja
De TodoSaling menyukai tapi tidak direstui? Itulah yang dirasakan oleh dua sejoli ini mereka berjuang agar mendapatkan restu orang tua sampai salah satu diantara mereka menyerah pada keadaan. Adakah keajaiban yang akan datang? Berhasilkah mereka mendapatk...