Summary : Satu, dua, Naraku tiba. Tiga, empat, Kagome terpaku di tempat. Lima, enam, mereka terbenam.
Prompted by tyongyangie : "It burns when I think of where you touched me"
Notes
Akago: Bayi
Hyperrealism: adalah suatu genre dari seni rupa yang merupakan tingkatan lebih lanjut dari Photorealism.
.
.
.
Di tengah keremangan malam, Kagome membuka pintu apartemen sementaranya setelah dua ketukan. Daun pembatas itu belum terbuka sepenuhnya kala sepasang tangan mencengkam pinggangnya, merayap ke punggung, dan bibir hangat menempel pada miliknya. Perempuan berumur dua puluh tahun itu terdorong ke belakang tetapi, ia tidak dilepaskan begitu saja. Seraya membuka sepasang sepatunya, pria berjas hitam yang familier itu menahan tubuh gadis itu agar tidak menjauh.
Kelopak liat itu melumatnya lagi dan lagi, secara liar, juga tiada berantara. Lelaki itu menggigit bibir bawahnya dengan cukup kuat sebelum lidahnya meluncur dan membelai. Laki-laki itu meredakan rasa sakit yang ia buat dengan jilatan ringan yang oh ..., membuat Kagome melayang.
Sebuah tangan besar menelusup ke dalam sweter rajut gadis itu, menangkup buah dada berlapis bra merah mudanya dan mengelus lembut kulit di tepian cup. Gadis itu mengerang pelan, buih-buih aneh mulai berkumpul di perut bagian bawahnya.
Batin gadis itu terpilin, nafsu memerintahnya untuk menjulurkan tangan dan memberikan balasan. Kendati demikian, nuraninya menepis gagasan itu dengan keras. Nalarnya menjeritkan sanggahan. Ia tidak mungkin melakukan hal itu! Hanya dengan memiliki pemikiran seperti itu pun ia sudah membenci diri.
Kedua tangan Kagome yang tadinya lumpuh kini terangkat dan bersemayam di bahu lebar pria itu. Sambil berjalan mundur gadis itu menarik kepala untuk menjauh. Ia megap-megap menggapai udara. Setengah mati, mahasiswi Ilmu Komunikasi itu menarik kewarasan yang hampir lepas dari dirinya. Ia harus meminta tolong. Mau tidak mau, ia harus membangunkan kakaknya yang sudah terlelap karena kurang sehat.
Perempuan itu berusaha mencari dan merangkai kata untuk diucapkan dalam jeda yang susah payah ia raih. "Tunggu, a-" pintanya.
Namun, permintaannya diremehkan. Usahanya terbilang sia-sia ketika laki-laki itu tidak menanggapi dan malah menyelipkan tangan kiri di antara kedua paha yang tidak tertutup oleh rok mininya.
Momen berikutnya, jemari itu sudah bersinggungan langsung dengan area paling sensitif miliknya. "Tidak!" Kagome mendorong dada bidang itu menggunakan kedua tangan dengan sekuat tenaga. Akan tetapi, postur dan tenaga pria itu jauh lebih superior darinya. Bagian belakang lutut Kagome membentur lengan mebel. Bukannya berhasil menolak, ia malah terempas dan menggeblak ke atas sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
木漏れ日 (Komorebi)
FanfictionKumpulan One-Shot Kagome dan banyak male!karakter dari fandom Inuyasha. Di setiap bab ceritanya akan berdiri sendiri. Alternate-Universe and Canon Universe. Ratings dan genre juga bermacam-macam, beberapa fluffy, ada yang angsty, and some lemony (ma...