Part II. Love, Games, and Kisses Oh My~

290 20 19
                                    

*The art is not mine!

Summary: "Bagaimana tadi? Hebat, kan?" koar Bankotsu. "Culas dan rendahan," jawab Kagome ketus. Sang pemimpin Band of Seven menatap sepasang permata biru kelabu itu dalam-dalam. Lelaki itu merasa aneh, tindakan gadis yang ahli memanah itu jelas bertentangan dengan ucapannya. Sesuatu terasa mencurigakan dan ia bertekad untuk menguaknya. Simply because, he's always be the boss.

Prompted by tyongyangie : "Just because your games aren't fun doesn't mean I wouldn't play them."

Rate : M for

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rate : M for ...

Alternate-Universe. All Human!

Bankotsu/Kagome.

.

.

.

"Apa yang kita lakukan di sini?" tanya Kagome. Ia sedikit bergerak tapi masih tersembunyi di dalam semak.

"Tunggu!" perintah seorang prajurit yang ada di sisinya.

"Sejak tadi yang kita lakukan hanya menatap umang-umang pembawa keberuntungan," tuturnya jenuh.

Tak ada sahutan.

Waktu itu digunakan Kagome untuk mengobservasi petarung yang menjadi rekannya. Pria yang mempunyai tanda ungu hampir seperti bintang di dahinya itu mengenakan pakaian tradisional putih bercorak violet, berbalut obi merah, dan sebuah armor dada.

"Ada yang datang!" ucap sang pejuang sewaan memberi peringatan.

Segera titik fokus Kagome mengikuti tatapan teman seperjuangan. Benar saja, tak lama lelaki itu mengumumkan, satu musuh dengan tanda vital penuh muncul dari semak belukar yang ada di seberang. Baru juga perempuan itu ingin bergerak, tangan kanannya ditahan oleh tangan kiri Bankotsu. "Tunggu hingga aku memberi aba-aba!" titahnya dengan suara rendah, gadis berseragam sekolah itu pun menurut.

Mereka mengamati, sang musuh berusaha membunuh hewan besar bercapit yang selalu menjadi korban perundungan dua kubu. Ketika makhluk itu telah sekarat, Bankotsu berseru, "Sekarang!"

Menggunakan keahlian pertamanya, pria itu melompat untuk mendekati sasaran. Pedang yang besarnya tak masuk akal itu terangkat di atas kepala. Kagome yang mengekor ikut menyerang. Walau hanya mengenai umang-umang, panah suci sang miko membentuk sebuah area yang mampu menetralkan efek negative dari oponen dan memberikan kekebalan untuknya dan rekan.

Penyergapan itu membuahkan keterkejutan sang lawan. Hasil yang mutlak.

Dua tanding satu, meski tanpa jurus andalan, dapat dipastikan pihak mana yang menang. Musuh mati dan menghilang menjadi debu. Pembantaian yang terjadi lantas diumumkan agar terdengar oleh kedua pihak. Koin dari terbunuhnya lawan dikantongi oleh Bankotsu. Sedangkan Kagome, ia mendapat gold tambahan dari keong tidak berdosa yang tidak sengaja mati oleh bidikannya. Keduanya mendapat keuntungan ganda.

木漏れ日 (Komorebi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang