Part V. Disaster

117 10 1
                                    

Summary: Di mata Hojo, Kagome adalah tipikal wanita berperangai lembut, idaman sempurna untuk menjadi pasangan di masa depan. Tetapi, jangan pernah lupa apa yang pepatah katakan, 'Jangan pernah menilai buku dari sampulnya', ya, 'kan?

Rate : T

Genre : General/Crime/A lil' bit action

Characters : Kagome/Hojo/Sesshoumaru/Inuyasha

No pairing (sementara). Kalo lanjut, pairingnya bakalan my ot3 alias SessxKagxInu

...

..

.

Hojo melempar pandangan sekilas pada jam di dinding. Tepat pukul delapan malam di hari Rabu, waktu yang ia tunggu. Ia berdiri di balik meja, manik cokelatnya yang penuh harap terpaku pada pintu masuk. Sesekali, ia memandang cermin kecil yang ada di samping mesin kasir demi memastikan tidak ada noda di gigi, kotoran mata, helai rambut nakal yang mencuat dari tempatnya atau hal lain yang akan mengurangi penampilannya.

Seiring detik yang terus berjalan, ritme degup jantung di dadanya perlahan semakin meningkat. Pada akhirnya, suara bel pintu terdengar bersamaan dengan kemunculan sosok yang dinanti. Kedua alis pria itu sedikit terangkat, mata bulatnya berbinar, deretan mutiara yang setiap hari dibersihkan dengan penuh ketelitian menggunakan benang gigi itu terpampang tatkala tampang pria itu retak oleh rasa antusias. "Seperti biasanya, selamat datang, Higurashi."

Sambil terus melangkah ke sudut yang ia tuju, perempuan yang disapa membalas dengan ramah, "Halo, Hojo-kun."

Pemuda yang mewarisi apotek dari kedua orang tuanya itu terus mengamati gerak-gerik perempuan dari kaca cembung bulat yang dipasang di sudut atas ruangan. Setelah beberapa menit, figur feminin itu akhirnya kembali ke hadapannya. Hojo membuka percakapan, "Bagaimana harimu, Higurashi?"

Si pengunjung setia menyerahkan beberapa obat untuk kakeknya dan beberapa toiletris yang hendak dibayar. "Seperti biasanya, menyenangkan. Hanya saja ...,"

Kalimat yang tak terselesaikan itu membuat Hojo tersentak. Tangannya berhenti, ia menatap pelanggan kesayangannya lekat-lekat. Romannya terlampau serius kala berkata, "Hanya saja, apa?"

Kedua pangkal alis perempuan itu bertemu di tengah, setelah membisu sebentar, ia pun menggeleng dan menyisihkan kekhawatirannya. "Tidak, tidak ada apa-apa." Bibir gadis itu membentuk kurva terindah yang pernah dilihat oleh Hojo selama hidupnya. "Lupakan, mungkin hanya perasaanku saja."

Hojo menggenggam alat pemindai barcode kuat-kuat, ia menggigit bibir bawah sesaat. Pria itu menahan diri mati-matian untuk tidak serta-merta meraih kedua tangan halus itu, merengkuh tubuh gemulai itu, membelai mahkota legam selembut sutra, dan menenangkan sang gadis pujaan dari semua kecemasan. "Higurashi," suaranya terdengar lebih berat dari sebelumnya, "jika ada sesuatu yang kau butuhkan, jangan sungkan, aku akan selalu bersedia membantumu."

"Hojo-kun ... "

Keseriusan tersirat jelas di air mukanya. "Aku bersungguh-sungguh."

Gadis itu mengangguk. Bibirnya merekah kirana. "Terima kasih banyak, Hojo-kun, aku sangat menghargainya."

Detik demi detik berlalu, pria itu menatap syahdu, tak lekang memandang paras perempuan idaman. Lambat laun, tubuhnya kian condong ke depan, mendekat, dan semakin dekat pada keelokan yang telah lama ia sanjung. Hingga ...

"A-ano, berapa yang harus kubayar?" tanya gadis itu sedikit canggung.

"O-oh, semuanya tiga ribu lima ratus Yen."

木漏れ日 (Komorebi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang