"Eh buset,kedengeran tuh suara jantung lo"febi mengarahkan telinganya ke arah jantung anita.
"Berisik febi,orang gue biasa aja kok" Sambil memegang dadanya,anita membuang muka ke arah yang lain.
"Aduh-aduh,si neng anita ini nervous ternyata.katanya udah moveon"ucapan Valiza membuat pipi anita semakin memerah.
"Gini nih,bego nya gak ketulungan.padahal tinggal iya in aja kali nit,jadi lo bisa balas dendam mungkin"
Mereka sedang ada di perjalanan menuju perusahaan HTS company,untuk melakukan interview bersama HRD yang sudah di rencanakan minggu lalu.
Dan saat mereka memutuskan untuk berhenti di salah satu minimarket untuk membeli minuman,di sana Anita dan sang mantan berpapasan,dan tragedi ini berujung dengan ajakan jalan di malam minggu dari sang mantan yang di tolak Anita.
"Gak baik feb,nanti kalo ujung-ujungnya si eneng ini baper lagi gimana" Valiza dan febi pun tertawa,mengolok-ngolok teman memang menyenangkan.
"Apasih.udah ah,lanjut jalan.nanti telat mampus"
"Eh eh,feb dia mengalihkan pembicaraan nih"
"Eh kok merah pipi lo nit,panas ya.val,nyalain dong AC nya,pelit banget sih lo"
"Eh iya lupa,bentar gue nyalain yah" Karena lampu merah,meraka berhenti.Valiza memeriksa AC mobilnya."eh,nyala kok ini,feb."
Dan sampai lampu kembali berwarna hijau pun,mereka belum berhenti mengolok-ngolok anita,membuat mood anita menjadi buruk.
****
Mereka berhenti di depan gedung perusahaan HTS Company.Valiza menurunkan kaca mobilnya untuk melihat gedung tersebut.Febi yang duduk di sebelah kemudi pun ikut melihat ke arah jendela kemudi.sedang Anita,jangan lupakan ia masih merajuk.
"Ini yah gedungnya?"
"Gue pikir ini apartemen"febi dengan nada takjubnya.
"Yaudah ah,langsung aja"Valiza pun memutar kemudinya untuk memasuki basement gedung tersebut.
Selesai parkir,mereka pun menaiki lift untuk menuju ruang HRD seperti yang di intruksi kan.
Mereka mengikuti beberapa tahap interview bersama pihak HRD.saat Anita keluar dari ruang tersebut,Febi dan Valiza sudah menunggu di luar karena Anita peserta terakhir yang di interview.Anita menghembuskan nafasnya,seolah-olah sedari tadi ia menahan nafas di dalam ruangan itu.
"Gimana Nit,gila gak?" Tanya Valiza.
"Edan,Val.gue sampai takut buat nafas"
"Itu untuk mempersiapkan mental kita kedepannya,intinya lebih bertanggung jawab sama pekerjaan lah"
Mereka berjalan sambil membicarakan proses wawancara tadi.mereka memutuskan untuk pulang karena merasa lelah.
Dan saat di lobi,mereka berpapasan dengan beberapa petinggi perusahaan yang masuk ke dalam gedung itu.Valiza melihat di antara mereka ada pak Maxime yang minggu lalu bertemu dengannya untuk membicarakan tentang sistem magang mereka.
Saat pandangan mereka berpapasan,Maxime tersenyum dan berhenti berjalan.pria yang di sebelahnya pun refleks berhenti dan melihat ke arah pandangan sahabatnya itu.
Valiza,Anita dan Febi pun menghampiri sekelompok orang tersebut dan menyapa Maxime. "Selamat siang pak"
"Selamat siang,bagaimana dengan interview kalian?"
"Lancar pak"
"Bagus kalo begitu.pak,mereka adalah para mahasiswi yang akan magang di perusahaan anda" Terang Maxime kepada pria di sebelahnya yang merupakan pimpinan perusahaan.
"Ah iya,yang di rekomendasikan oleh Anggara bukan?"
"Betul pak,mereka baru selesai melakukan interview untuk seleksi menjadi sekretaris sementara anda pak" Jelas Maxime.pria itu mengaggukan kepalanya,ia mempersilahkan petinggi perusahaan yang tadi masuk bersamaan dengannya untuk pergi terlebih dahulu.mereka pun berpamitan.
"Jadi,kapan seleksi itu keluar?"lanjut pria itu.
"Dua hari,pak." Valiza menjawab seperti yang di ucapkan pihak HRD.
"Baiklah.sebelumnya,selamata datang di perusahaan kami.saya harap,kalian bersungguh-sungguh di perusahaan ini walaupun hanya magang" William menjabat tangan mereka satu-persatu.
"Terimakasih pak,sudah menerima kami.kami akan berusaha semaksimal mungkin" Febi menjawab dengan yakin.
"Baiklah,saya permisi" William dan Maxime pun pergi.mereka meneruskan perjalanan mereka menuju basement untuk mengambil mobil mereka.karena Anita sedari tadi diam,Febi pun menegurnya.
"Lo kenapa diem mulu sih,nit.masih marah lo,yaelah baperan amat"
"Gak kok,aku orang nya pemaaf.Val,gue doain yang jadi sekretaris pimpinan tadi lo yah" Anita tersenyum manis sambil menepuk pundak Valiza.
Perkataannya membuat kedua sahabatnya ini mengerutkan kening mereka. "Bukannya lo ngebet ya pengen jadi sekretaris.kenapa sekarang berubah pikiran?"
"Gak jadi.gue lebih suka pak Maxime" Sambil tersenyum manis Anita melihat langit-langit basement.jawabannya membuat Valiza mendengus dan Febi menoyor kepala Anita.
"Gue kira lo tobat karena ketemu mantan,ternyata malah tambah parah"
Sambil mengusap-ngusap kepalanya di tempat Febi menoyor nya,Anita mencebikan bibirnya.
"Udah ah,yuk balik.capek gue"
Mereka pun memasuki mobil yang di kendarai oleh Febi menuju arah pulang.
Klik disini
Guys👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause My Revenge
Teen FictionHanya karena perihal 'balas dendam' cerita hidup mereka jadi serumit ini. Baca yuk,jangan lupa vote nya