Sepertinya tuhan sedang baik kepada Anita,doanya terkabul untuk menjadikan Valiza sebagai sekretaris sementara pimpinan perusahaan tempat mereka magang.
Ya,Valiza menjadi sekretaris sementara itu.entah bagaimana nanti sistem kerjanya,mungkin akan di jelaskan oleh sekretaris seniornya.karena semalam,bagian HRD mengiriminya pesan bahwa sekretaris seniornya itu akan datang hari ini.
Hari ini adalah hari pertama mereka magang di perusahaan itu.setelah sesi pengenalan,mereka lanjut mengerjakan pekerjaan pertama mereka.Valiza sekarang sedang bersama sekretaris pimpinan yang akan cuti esoknya.tujuan sekretaris itu datang hari ini adalah untuk memberitahu tugas apa saja yang harus di lakukan oleh Valiza sebagai sekretaris sementara,lalu setelahnya ia akan pulang.
"Gampangkan.pak William orangnya gak ribet dan gak mau ribet.jadi pasti gak akan kewalahan deh kamu"mereka berjalan menuju ruangan sekretaris yang ada tepat di sebelah ruang pimpinan perusahaan.
"Iya mbak,semoga aja.Makasih ya mbak"Valiza tersenyum sungkan.
"Oh iya,jangan lupa kalo kamu mau masuk ke ruangan pak William,ketuk dulu pintunya,baru masuk walau gak ada yang nyaut.kalo emang pintunya di kunci,berarti beliau gak mau di ganggu.tapi kalo lagi gak mau di ganggu,biasanya suka bilang kok biar gak ada yang masuk ke dalam" Terangnya.
"Ah iya mbak.terus sekarang saya harus masuk dulu ya ke ruangan beliau?"
"Iya,buat penyambutan atau semacam wejang gitu lah pokoknya.tenang aja,dia gak kejam kok,cuman dingin aja"
Valiza tersenyum kikuk.sejujurnya,iya cukup gugup untuk masuk ke dalam ruangan itu.saat mereka bicara seminggu lalu di lobi pun,entah kenapa Valiza gugup,walau pun ia bisa mengatasinya.apalagi untuk bertatap muka,hanya berdua pula.semoga ia tidak mempermalukan diri sendiri.
Sekretaris pimpinan pun pamit untuk menemui teman-temannya yang lain di kantor ini untuk memberi undangan.
Valiza berdiri didepan pintu berwarna putih susu itu.menghembuskan nafas,Valiza meyakinkan diri untuk masuk.ia pun mengetuk pintu tiga kali,dan masuk ke dalam.
Dilihatnya seorang pria yang sedang serius menatap berkas-berkas di hadapannya.duduk di balik meja kayu yang besar dan kokoh dengan ukiran yang indah namun rumit.ruangan yang luasnya berkali-kali lipat dari kamarnya bernuansa perpaduan antara klasik dan mewah,di belakang meja terdapar rak buku dengan posisi buku yang tertata rapi.si sebelah kiri terdapat sofa berwarna gading kecoklatan dengan meja kecil di depannya,di samping kanan meja itu,terdapat kaca yang sangat besar,menampilkan hiruk pikuk Jakarta.
"Sudah selesai mengaguminya?" Perkataan William menyadarkan Valiza.terlihat sekarang pria itu sedang menyangga dagunya,menghunuskan tatapan tajam nya,membuat Valiza yang malu semakin malu dan gugup.
"Maaf pak" Valiza menunduk.William berdiri dan berjalan ke arah sofa yang ada di ruangan itu,dan duduk di sana.
"Kemarilah" Ucap sang CEO itu.Valiza mendongak menatap William.pria itu mengkode dengan matanya agar Valiza memdekat,baru Valiza berjalan mendekat ke arah sofa itu.
"Duduk,sampai kapan anda akan berdiri"
"Ah,iya pak"
William membuka berkas yang ada di tangannya itu.Valiza bingung harus memulai pembicaraan atau diam disini sampai ia tak bisa bernafas,lalu di beri nafas buatan oleh sang pimpinan.
Ah,apakah Valiza sudah bilang bahwa ia mengagumi paras sang pimpinan?
Aura yang di pancarkan oleh pria itu pun berbeda dari pria yang biasa ia temui.entahlah,tapi intinya,CEO nya ini tampan,bahkan sangat tampan.
"Jadi,anda adalah sekretaris sementara yang di pilihkan HRD melalui seleksi itu?"
"Ia pak,saya yang terpilih menjadi sekretaris semetara bapak"
"Baiklah,saya tidak akan terlalu banyak bicara.intinya saya tidak suka kelalaian,kesalahan,dan keterlambatan.jadi tolong jangan lakukan hal-hal tersebut.tugasnya sudah di jelaskan bukan oleh sekretaris saya sebelumnya.Anda bisa mulai kerja hari ini,jadi anda bisa keluar sekarang" William bangkit dari duduknya dan kembali duduk di kursi kerjanya.
Valiza cengo,hanya seperti itu.dia kira akan bertele-tele dan interogasi yang sangat menakutkan lainnya.ternyata hanya seperti itu.bahkan,tidak ada jabat tangan dan ucapan selamat.
Benar seperti yang di katakan sekretaris sebelumnya,calon Bos nya ini gak ribet dan gak mau ribet.kalau seperti ini,mungkin pekerjaannya tidak akan terlalu berat.
Valiza berdiri,badannya menghadap ke arah sang CEO yang kembali sibuk dengan berkas di hadapannya.
"Baik pak,saya permisi" Valiza pun pergi keluar ruangannya setelah pimpinannya itu meresponnya hanya dengan deheman.
Menutup pintu,lalu menghembuskan nafas.lalu ia pun duduk di kursi yang ada di dalam ruangannya tepat berada di sebelah ruang CEO.mulai menyalakan komputer nya,dan mulai mengerjakan pekerjaannya sesuai petunjuk sekretaris sebelumnya.
Tepat pukul 12.00 mereka,Valiza,Anita,dan Febi pergi makan di kantin lantai empat.
Di kantor ini ada dua kantin,yaitu terdapat di lantai empat dan lantai tujuh.menurut yang mereka dengar,lantai tujuh adalah kantin khusus untuk petinggi perusahaan.sebenarnya bukan khusus,tapi itu sebutan tidak langsung karena makanan disana sedikit lebih mahal di banding makanan yang berada di lantai empat.letaknya pun dekat dengan lantai dimana para petinggi berada.
"Syukur deh Val,gue doain lo jadi sekretaris dan terkabul.bahagia banget gue" Anita sedari tadi berucap syukur,membuat Valiza bingung dan Febi merotasikan bola matanya.
"Kenapa sih lo seneng amat gini.perasaan tadi lo gugup parah deh kalo gak salah" Valiza bertanya heran.
"Pokoknya gue bersyukur Val,gila takdir gue kali ya"
"Feb dia kenapa sih,kok dia nyeremin gini ih" Valiza menggeser kursinya sedikit menjauhi Anita.membuat Anita mendengus.
"Gila emang dia mah dari dulu,kemana aja lo baru merinding" Febi tergelak dengan kata-kata nya sendiri.
"Ih kalian aneh gini ih,sumpah.di lantai keuangan banyak penunggunya ya?"
"Dia seneng Val,ketemu sama Pak Maxime itu lho" Febi melahap makanannya.
"Lho,bukannya harusnya lo mau jadi di posisi gue.gue denger yah,pak William sama pak Maxime itu sahabatan.tadi aja pak Maxime datang keruangan pak William"
"Ih,lewat doang mah ogah gue.enakan di posisi gue dong,setiap hari bakal liat" Kegirangan,sampai Anita tersedak makanannya sendiri.
"Pak Maxime itu manager keuangan Val,gila deh dia" Febi memberikan minumnya kepada Anita karena miliknya sudah habis.
"Ah pantesan.kenapa di saat tambah gila gini,dia jadi temen kita ya,Feb"
"Lo semua harusnya seneng.akhirnya sahabat lo ini yang sering kalian kata-katain gagal moveon bakal segera move well sama yang lebih menjanjikan masa depan dari pada yang menjanjikan kebahagian yang masih abu-abu"
"Geli anjir gue" Valiza yang giliran tergelak mendengar kata-kata puitis yang di keluarkan dari mulut Anita itu.
"Pindah posisi yuk,Val.butek gue sama dia"
Mereka melanjutkan acara makan siang mereka dengan canda tawa dan lagi-lagi ledekan untuk Anita.
klik disini
Guys👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause My Revenge
Teen FictionHanya karena perihal 'balas dendam' cerita hidup mereka jadi serumit ini. Baca yuk,jangan lupa vote nya