1 - Balada Malam Minggu

24.2K 1.5K 94
                                    

Hari Sabtu. Kalau pas malam namanya Malam Minggu, nerakanya para jomblo yang cuma bisa berdoa sama Yang Maha Kuasa supaya diturunkan hujan serempak sembari menatap sendu dari balik jendela yang rintik-rintik di luar ditemani lagu galau.

Tapi itu buat jomblo yang sukanya mengenas-ngenaskan keadaan ya. Jeongguk mah enggak. Ya kali Jeon Jeongguk jomblo. Emang Bang Hoseok, anak tetangga?

Masalahnya, Jeongguk dilanda gundah gulana. Pengen, sih, ngajak pacar keluar. Tapi nggak yakin apa si Mas Pacarnya itu bersedia jalan sama dia? Secara, Kak Taehyung—pujaan hatinya—itu agak... serem. Aduh, gimana ya. Pokoknya Jeongguk malah takut kalau ganggu apa pun kegiatan manusia satu itu pas malam minggu.

Tapi kalau nggak ngajak keluar... ntar diomelin? "Duh, Gguk. Repot banget sih ngajak malmingan doang." Si Jeon dari tadi cuma goleran di kasur, posisinya udah beda-beda mau dari yang normal sampai yang nggak masuk akal saking gabutnya.

"Chat, nggak, chat, nggak..." Jeongguk ngitung opsi pakai jari tangannya yang ada lima, berakhir dengan opsi, "...chat."

Meneguhkan hati, Jeongguk raih hapenya, buka WhatsApp dan pencet roomchatnya si Mas Pacar. Dikit lagi tuh, udah mau ketik pesan. Tapi habis itu berhenti, ragu. "Beneran chat nggak ya?"

Alhasil, Jeongguk justru bangkit dari sesi rebahannya, pakai sendal selop asal-asalan, asal petentang-petenteng keluar kamar. Turun tangga gedebukan, ketemu Mas Wonwoo sama Ayah lagi dudukan depan TV. Ibu lagi mandi kayaknya.

"Loh, Dek? Mau ke mana?" tanya Ayah, noleh begitu sadar ada si bontot nongol tapi keburu-buru.

"Bentaran, mau ke sebelah," jawab Jeongguk, masih sambil jalan terus ke arah pintu.

Jeongguk sempet kepikiran kok Mas Wonwoo tumbenan anteng di rumah nggak jalan sama Mbak Pacar. Curiganya sih putus lagi. Mas Wonwoo kan suka gitu, gonta-ganti pacar kayak sempak. Jeongguk mah setia sama Kak Taehyung, belahan jiwanya. Aduh, apaan sih.

Buat sampai ke rumah sebelah nggak perlu pakai lama. Umpamanya ngesot bentar juga nyampe. Jeongguk ketuk—lebih tepatnya gedor-gedor—pintu si tetangga nggak sabaran. Kalau dia inget Om sama Tante Jung masih di rumah ya dia bakal lebih pakai adab. Tapi berdasarkan informasi dari anak semata wayang mereka, merekanya lagi pergi berdua. Nggak tahu, deh. Honeymoon kesiangan katanya.

"Bang, Bang, Bang! Buka, Bang!" Jeongguk masih gedor-gedor pintu soalnya yang punya rumah kayaknya agak conge.

Baru sekitar lima menit kemudian dibukain. Terpampanglah muka Jung Hoseok yang kayak orang habis kena musibah, diiringi lagu Cinta Ini Membunuhku punya D'Masiv yang kedengeran kenceng banget membahana di seisi rumah begitu pintu dibuka. Pantes lama.

Ya Jeongguk udah maklum. Secara Hoseok ini memang sobat ambyar yang jiwa galaunya merasuk-rasuk paling nyata sejauh yang pernah dia amati.

Tapi dia ke sini bukan mau ikut ngambyar bareng Hoseok.

"Ngapain lo? Ngajakin malmingan?" begitulah kira-kira salam pembukanya.

Nggak pakai buang-buang waktu lagi, Jeongguk langsung ngomong. "Urgent, Bang. Mau minta tolong."

"Minjem duit, ya? Minta Wonwoo sana gue lagi bokek banget asli. Bokap Nyokap honeymoon tiga hari nggak balik-balik kayak lupa punya anak. Mana gue nggak ditransfer sama sekali." Ya begini nih. Malah curhat si Hoseok sambil pakai muka melas.

Lagian Jeongguk minjem duit Hoseok juga kalau buat main ke warnet doang. Omong-omong, Jung Hoseok ini mas-mas mahasiswa semeter dua. Masih baru lulus dari SMA, dan langganan patah hati juga.

"Lo nggak mau nyuruh gue masuk dulu gitu?" Jeongguk protes.

Hoseok menghela napas. "Ya udah, masuk dulu, gih."

"Nggak usah. Gue bentar doang."

"Ya anjing kok gue kesel?!"

"Bang."

"Apa?!" Hoseok nyolot.

Jeongguk keluarin hapenya dari kantong celana, buka WhatsApp. "Kira-kira gue ajakin Kak Taehyung malmingan jangan?"

"Jadi lo ke sini mau nanya itu doang?" muka Hoseok udah kesel beneran.

"Ih beneran Bang bantuin. Ntar kalau Kak Taehyung jadi risih sama gue gimana?" sekarang Jeongguk yang mukanya melas.

Hoseok berdecak. "Kenapa risih juga? Kan lo pacarnya dia."

Jeongguk ikut berdecak. Pusing dia. "Abis gue takut ganggu. Tapi kalau nggak ngajak juga takut doi kecewa sama gue karena jadi pacar yang nggak bertanggung jawab nggak pernah ngajakin malmingan. Pernah gue bilang kan Kak Taehyung orangnya—"

"Gini, Gguk. Lo pacaran sama dia yang mau orangnya kayak gimana ya itu resiko lo. Lo yang pilih buat jalanin sama dia, buat mau sama dia, ya jangan salahin dia mau orangnya kayak gimana." Tarik napas bentar, Hoseok lanjut lagi. "Malam mingguan itu hak segala bangsa, Man. Selagi lo ada orang buat diajak, ya kenapa nggak? Doi bisa enggaknya belakangan, yang penting lo ada usaha dulu ngajakin, kan? Daripada nggak sama sekali."

Yah. Memang nggak pernah salah minta tolong sama Jung Hoseok—ya walaupun kadang oknum yang satu ini suka ngasih nasehat-nasehat yang cenderung menjerumuskan dan nggak penting sama sekali, tapi at least ada lah, membantunya.

Jeongguk ngangguk-ngangguk, berasa habis dikasih siraman rohani. "Jadi... ini gue ajakin?"

"Menurut lo?"

"Oke. Makasih, Bang! Semoga cepet dapet pacar lagi! Ntar besok gue temenin deh kalau Om Tante belum balik. Dadah!"

Begitu doang tuh Jeongguk ngacir dari sana, balik ke rumah. Bener-bener nggak ada adabnya. Meninggalkan Hoseok dengan tampang maklum dan senyum miris—miris sama dirinya sendiri.

Dengan begitu, operasi Ajak Kak Taehyung Malam Mingguan, resmi dimulai.

▬▬▬

hehe. halo?

[4/6/20]
💌 with love, arin

galak | kv ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang